Sukses

Pengusaha Prediksi Rp 200 Triliun Mengalir ke Desa Saat Lebaran

Lebih dari Rp 120 triliun dana yang mudik ke daerah dan desa-desa.

Liputan6.com, Jakarta Kamar Dagang dan Industri (Kadin) memperkirakan dana yang mengalir ke desa tahun ini mencapai Rp 200 triliun. Dana ini akan berdampak positif bagi geliat ekonomi di daerah tertinggal dan pedesaan.

“Dana desa dan dana mudik ini akan memicu ekonomi daerah tertinggal, termasuk di Kawasan Timur Indonesia (KTI),” ujar Wakil Ketua Umum Kadin Kawasan Timur Indonesia H. Andi Karumpa dalam keterangannya, seperti dikutip Selasa (5/7/2016).  

Andi memperkirakan, lebih dari Rp 120 triliun dana yang mudik masuk ke daerah dan desa-desa. Dana tersebut datang dari kota-kota besar dan remitansi tenaga kerja Indonesia di luar negeri. Diperkirakan sebanyak lebih dari 26 juta pemudik tahun ini.

“Kalau rata-rata membawa pulang sekitar Rp 3-4 juta, kalikan saja dengan 26 juta ditambah dengan dana remitansi TKI kita bisa mencapai lebih dari Rp 120 triliun yang mengalir ke desa,” ujar Andi.

Menurut dia, ekonomi daerah tertinggal akan semakin menggeliat. Sebab selain dana tersebut, tahun ini pemerintah juga mengalokasikan dana sebesar Rp 60 triliun untuk dana desa di seluruh Indonesia. 

Dengan demikian, dana yang mengalir ke daerah dan desa-desa tahun ini bisa mencapai Rp 200 triliun. Geliat ekonomi ini, akan memicu permintaan di daerah-daerah dan menciptakan peluang bisnis.”Geliat bisnisnya akan terasa sampai ke desa-desa,” papar Andi.

Meski demikian, pemerintah perlu mewaspadai ancaman inflasi akibat tingginya permintaan itu. Sebab itu, ancaman inflasi itu perlu dijawab dengan perbaikan infrastruktur desa.

“Jadi pasokan likuiditas ke daerah dibiarkan saja mengalir, tapi infrastruktur ke desa-desa yang diperbaiki, agar akses ke produsen lancar. Sehingga harga-harga terkendali,” pungkas Andi.

 Melihat besarnya dana yang mengalir ke desa tiap tahun, Andi mengharapkan pemerintah membuat strategi khusus membangun perekonomian perdesaan. Misalnya, menjadikan desa sebagai pusat produksi penunjang kawasan industri dan ekonomi perkotaan.

“Desa-desa bisa dijadikan penyangga kawasan industri dan ekonomi perkotaan. Jadi, ketegantungan kepada desa makin besar, makin bagus. Bukan sebaliknya desa sangat tergantung kepada kawasan industri dan perkotaan,” ujar Andi. (nrm/Ndw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.