Sukses

Debat Pilpres 2019 Sempat Ricuh, Lihat 4 Faktanya

BPN protes keras karena Jokowi mengungkap lahan ratusan ribu hektare milik Prabowo di Kalimantan dan Aceh.

Liputan6.com, Jakarta - Gelaran debat kedua Pilpres 2019 yang menampilkan calon presiden atau capres telah usai digelar pada Minggu, 17 Februari lalu.

Debat antara capres Joko Widodo atau Jokowi dan Prabowo Subianto itu digelar di Hotel Sultan, Jakarta Pusat dan menyisakan cerita.

Salah satunya adalah saat adanya komplain dilakukan kubu Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga Uno. Komplain tersebut terjadi saat jeda, usai pernyataan Jokowi yang dinilai menyerang Prabowo secara personal.

Mereka protes keras karena Jokowi mengungkap lahan ratusan ribu hektare milik Prabowo di Kalimantan dan Aceh.

BPN pun langsung mendatangi para Komisioner KPU yang duduk di arena debat di Hotel Sultan. Jokowi dianggap melanggar aturan karena menyerang pribadi.

Menurut juru bicara BPN Ferdinand Hutahaean, perbuatan protesnya sempat ditenangkan oleh Menko Maritim Luhut Binsar Pandjaitan, yang hadir juga di sana.

Berikut fakta-fakta debat kedua Pilpres 2019 yang sempat diwarnai ketegangan dihimpun Liputan6.com:

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

1. Diduga Karena Serang Personal

Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga rupanya sempat mendatangi KPU saat debat kedua capres berlangsung. Mereka protes keras karena Jokowi mengungkap lahan ratusan ribu hektare milik Prabowo di Kalimantan dan Aceh.

BPN langsung mendatangi para Komisioner KPU yang duduk di arena debat di Hotel Sultan. Jokowi dianggap melanggar aturan karena menyerang pribadi.

"Ya betul, saat itu saya mengajukan protes keras kepada KPU dan Bawaslu untuk menegur Jokowi secara terbuka dan mengingatkan bahwa Jokowi salah melanggar aturan dan tata tertib debat, yang tidak membolehkan dan menyerang pribadi," ucap juru bicara BPN Ferdinand Hutahaean, Senin, 18 Februari 2019.

Dikonfirmasi terpisah, Direktur Program Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf Amin, Aria Bima membenarkan ada ketegangan antara TKN dengan BPN.

Hal itu, lanjut Aria, disebabkan protes BPN kepada KPU soal pernyataan Joko Widodo dianggap menyerang personal Prabowo soal tanah di Aceh dan Kalimantan saat debat.

Diketahui, saat segmen jeda dalam debat Pilpres 2019 kedua, BPN Prabowo-Sandi mendatangi KPU dan memprotes tindakan Jokowi yang membuka kepemilikan aset Prabowo berupa ratusan ribu hektare tanah di Kalimantan dan Aceh.

 

3 dari 5 halaman

2. Ditenangkan Luhut Binsar Pandjaitan

Ferdinand kemudian menuturkan, perbuatan protesnya sempat ditenangkan oleh Menko Maritim Luhut Binsar Pandjaitan, yang hadir juga di sana.

Dirinya mengklaim KPU dan Bawaslu seakan tak berani untuk menegur Jokowi secara langsung.

"KPU dan Bawaslu sepertinya tidak berani dan saya tetap keras. Akhirnya Luhut yang duduk di kursi mencoba menenangkan saya, sembari berkata sudah Fer, sudah Fer. Luhut mencoba meredam marah saya ketika itu," ungkap Ferdinand.

Dia menghormati apa yang disampaikan Luhut. Namun, itu tak membuatnya tenang, dan bahkan BPN ingin memboikot debat.

"Saya hormati Luhut, tapi posisi saya sedang memperjuangkan demokrasi. Maka saya tetap dengan sikap saya untuk protes, bahkan mengancam akan menghentikan debat dengan cara memboikot," jelas Ferdinand.

 

4 dari 5 halaman

3. Ketua KPU Lupa Kronologi Kejadian, Bawaslu Akan Tindak Lanjuti

Ketua KPU RI Arief Budiman mengakui adanya komplain dilakukan kubu Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga dalam debat kedua Pilpres 2019. Komplain tersebut terjadi saat jeda, pasca pernyataan Jokowi yang dinilai menyerang Prabowo secara personal.

"Ya memang ada komplain, ada keberatan soal disampaikannya pertanyaan itu. Tapi kan debat harus jalan, nanti kalau ada keberatan silakan saja, betul enggak itu sebagaimana yang masuk dalam regulasi," kata Arief.

Namun soal runutan kejadian, Arief enggan menjelaskan rinci. Dia mengaku situasi sangat padat sehingga tak mengingat hal tersebut secara detail.

"Tapi kalau kronologi kejadiannya seperti apa ya, itu crowded sekali saya tidak ingat," tambah dia.

Menurut Arief, saat itu seluruh komponen penyelenggara Pemilu, seperti Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) juga melihat kejadian yang dipersoalkan antara kubu 02 dengan dirinya. Karenanya, Bawaslu dapat menindaklanjuti bila memang ditemukan keberatan seperti ditudingkan.

"Kan ada Bawaslu juga di situ langsung mengawasi, hadir di dalam ruangan, kita tunggu aja hasil pemeriksaan di Bawaslu," terang Arief.

 

5 dari 5 halaman

4. Beda Alasan Ricuh

Anggota Dewan Pengarah BPN, Fadli Zon, mengklaim keributan itu dipicu awalnya karena pendukung Capres Jokowi.

"Waktu kalau tidak salah yang awalnya dipersoalkan itu tim hore ini ya. Cheerleader atau apa yang disebut gitu. Mereka ini membawa atribut yang balon-balonan itu sehingga suaranya menjadi lebih keras," kata Fadli.

Wakil Ketua DPR RI ini menuding, para pendukung capres nomor 01 membawa speaker kecil ke arena debat. Yang sebenarnya itu dilarang dibawa.

"Karena memang ada fotonya dan sebagian ada yang menggunakan speaker, itu seharusnya memang tidak boleh penggunaan speaker atau alat-alat semacam itu. Saya kira merupakan kesepakatan bersama," ungkap Fadli.

Dia menyayangkan itu luput dari pengamanan debat. Karenanya, BPN memprotes hal tersebut. "Peralatan-peralatan seperti itu kan ada screening, security, nah ini kenapa kok bisa lolos. Apa sengaja diloloskan?" tuding Fadli.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.