Sukses

Elite Politik Diminta Jangan Jadi Sumber Hoaks

Abdillah melihat masa kampanye pemilu 2019 terlalu panjang.

Liputan6.com, Jakarta - Tokoh pendiri Partai Amanat Nasional (PAN) Abdillah Toha meminta para elite politik nasional mengendalikan diri dalam bertutur dan bersikap jelang pemilu 2019.

Sebab, kekerasan verbal yang dituangkan dalam perkataan tidak menutup kemungkinan nengarah pada kekerasan fisik di kalangan pendukung .

"Terlebih apabila hoaks dan ujaran kebencian itu dikemas atau dikaitkan dengan keagamaan.

Abdillah melihat masa kampanye pemilu 2019 terlalu panjang. Masyarakat maupun pemerintah sudah begitu lama membicarakan pemilu dan terus berpikir politik. Ia pun menyesalkan banyaknya ujaran kebencian dan hasutan selama masa kampanye.

"Saya sangat menyesalkan cara-cara kampanye yang mencampur-adukan agama secara keras, karena sangat berbahaya sekali," ujar Abdillah.

Ia menambahkan, Indonesia masih harus terus belajar demokrasi dan pada pilpres 2019 ini terdapat kemunduran dibandingkan sebelumnya. Indonesia sebagai negara besar dengan 250 juta penduduk dan 190 juta peserta pemilu menjadikan Pemilu Indonesia sebagai pemilu ketiga terbesar didunia setelah Amerika dan India.

"Dan kita berhasil melaksanakan itu di 2014 dan 2009 dengan baik. Ia juga berharap pemilu kali ini meski panas tapi bisa dilaksanakan dengan baik. Kita harus merasa bangga, jangan sampai kebanggaan kita itu nantinya dirusak," ungkap Abdillah Toha

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Yakin Bisa

"Jangan sampai kita pecah seperti kejadian di Timur Tengah. Apalagi jika ada kekuatan luar masuk. Saya tidak melihat itu semua, tapi kita mesti waspada," ujar Abdillah.

Namun, dia yakin Polri dibawah komando Jenderal Tito Karnavian mengetahui apa yang harus dilakukan dan paham dengan batasan-batasan HAM.

Abdillah juga menambahkan dalam mengamankan pemilu yang menggunakan agama, misalnya Polri sebagai penegak hukum jangan melihat dari sisi agama tapi lebih pada aspek pelanggaran hukum yang dilakukannya.

Sedangkan untuk mengantisipasi hoaks dan ujaran kebencian, menurut Abdillah sudah ada undang-undang anti kebencian yang sebaiknya dilaksanakan.

"Masyarakat jangan cepat percaya dengan hoaks. Jika ada berita yang aneh-aneh bisa dicek terlebih dulu, di antaranya melalui internet. Jangan cepat jari bergerak,"imbau Abdillah Toha.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.