Sukses

Rano Karno Sebut Naturalisasi Pemain Timnas Indonesia Perlu Dilakukan

Calon wakil gubernur Jakarta, Rano Karno mengatakan, pemain naturalisasi tetap diperlukan untuk masuk skuad Timnas Indonesia. Namun tetap melihat para bibit muda pemain Timnas yang berkarir mulai dari U-16.

Liputan6.com, Jakarta Calon wakil gubernur Jakarta, Rano Karno mengatakan, pemain naturalisasi tetap diperlukan untuk masuk skuad Timnas Indonesia. Namun tetap melihat para bibit muda pemain Timnas yang berkarir mulai dari U-16.

Hal ini disampaikan oleh pria yang maju di Pilkada Jakarta 2024 dengan nomor urut 3 dalam acara  diskusi publik dengan tema "Peran MH. Thamrin dalam Sepakbola Jakarta" yang diselenggarakan oleh Jakarta Adalah Kita (JAK) di Riase Cikini, Jakarta Pusat, Selasa (1/10/2024).

"Dan naturalisasi itu diperlukan karena memang kita memerlukan menghadapievent yang lebih tinggi. Cuman memang waktu itu saya memberikan catatan, tolong tetap dong anak-anak kita jangan putus. Apa namanya, untuk juniornya kan," kata Rano Karno.

"Alhamdulillah sekarang U-17 bagus, U-20 bagus. Itu sebetulnya adalah cikal bakal dari naturalisasi yang memang diciptakan. Yang luar biasa sebetulnya anak-anak naturalisasi ini kecintaan dia terhadap Indonesia jauh lebih hebat," sambungnya.

Karena itulah, Politikus PDIP ini berharap para pemain naturalisasi Timnas Indonesia untuk fokus memajukan sepakbola tanah air. Mengingat saat ini negara Singapura, Vietnam, dan Malaysia mulai melakukan langkah naturalisasi.

"Nah kita mendapat satu berkah bahwa anak-anak kita jauh lebih banyak daripadamereka. Misalnya Singapura juga naturalisasi, Malaysia, Vietnam gitu kan. Cuman Indonesia lebih banyak, kita ada di Jerman, kita ada di Belanda, gitu," jelas Rano Karno.

2 dari 3 halaman

Kemenkumham: Naturalisasi Mees Hilgers dan Eliano Reijners

Mees Hilgers dan Eliano Reijnders telah resmi menjadi Warga Negara Indonesia (WNI) melalui proses naturalisasi. Keduanya diharapkan dapat memperkuat Timnas Indonesia pada FIFA Matchday yang akan berlangsung di bulan Oktober 2024.

Proses naturalisasi dua atlet sepak bola itu dilakukan oleh Direktur Jenderal Administrasi Hukum Umum (Dirjen AHU), Cahyo Rahadian Muzhar, melalui upacara di Kedutaan Besar Republik Indonesia untuk Belgia, Luxembourg, dan Uni Eropa.

Saat memimpin pengambilan sumpah, Cahyo menegaskan, bahwa proses naturalisasi ini merupakan bagian penting dari upaya pemerintah untuk memperkuat Tim Nasional Indonesia dalam menghadapi berbagai agenda internasional, termasuk Kualifikasi Piala Dunia 2026.

"Naturalisasi adalah mekanisme strategis yang kami ambil untuk memperkuat SDM olahraga nasional. Melalui kebijakan ini, kita dapat menggaet atlet-atlet berkualitas yang memiliki potensi besar untuk berkontribusi mengharumkan nama Indonesia di ajang kompetisi internasional," ujar Cahyo dalam keterangannya, Selasa (1/10/2024).

Menurut Cahyo, proses naturalisasi ini diharapkan akan memberikan dampak langsung bagi Timnas Indonesia yang akan bertanding pada babak ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia. Pada pertandingan itu, Timnas dijadwalkan melawan Bahrain dan Tiongkok pada tanggal 10 dan 15 Oktober 2024.

 

3 dari 3 halaman

Perkuat Timnas di Kualifikasi Piala Dunia 2026

Cahyo melanjutkan, kedua pemain itu juga diproyeksikan akan turut serta dalam sejumlah turnamen besar lainnya, seperti ASEAN Mitsubishi Electric Cup 2024 dan AFC Asian Cup 2027.

Cahyo menambahkan, naturalisasi Mees Hilgers dan Reijnders merupakan bagian dari strategi besar pemerintah untuk mencapai visi Indonesia Emas 2045. Di mana Indonesia diharapkan menjadi bangsa maju, mandiri, dan berdaya saing global, termasuk di bidang olahraga.

"SDM unggul adalah kunci daya saing, dan naturalisasi atlet ini merupakan langkah untuk menciptakan tim nasional yang lebih solid, berpengalaman, dan mampu bersaing di level internasional," kata Cahyo.

Lebih lanjut, Cahyo menyatakan bahwa naturalisasi ini merupakan langkah strategis dalam mempersiapkan Indonesia untuk menghadapi berbagai agenda besar sepak bola.

"Naturalisasi atlet tidak hanya penting untuk meningkatkan kualitas permainan tim, tetapi juga membangun tim yang lebih beragam dan berpengalaman, yang sangat diperlukan dalam kompetisi internasional," ujar Cahyo.