Liputan6.com, Jakarta - Kekhawatiran produsen mobil Barat terhadap derasnya aliran mobil listrik China dengan harga yang agresif sudah bukan rahasia lagi.
Tapi, ada satu hal yang kurang terekspos, yaitu tekanan serupa yang dialami merek mobil listrik China dari para pemain domestik lainnya.
Sejumlah analis memperkirakan hanya 1 dari 7 merek mobil listrik China saat ini, yang mampu bertahan dan menghasilkan keuntungan pada akhir 2030.
Advertisement
Menurut Alixpartners, sebagaimana dikutip dari Carscoops, Senin (15/7/2024), saat ini terdapat 137 merek mobil listrik yang beroperasi di China.
Namun, konsultan otomotif tersebut memprediksi hanya 19 merek yang akan meraup keuntungan pada tahun 2030.
Tingginya angka prediksi kebangkrutan ini disebabkan oleh perang harga brutal yang terjadi selama beberapa tahun terakhir di pasar domestik China. Perang harga ini tampaknya belum menunjukkan tanda-tanda mereda.
Pemain dominan seperti BYD memiliki margin keuntungan yang memungkinkan mereka untuk terus menekan harga jual.
Fenomena perang mobil listrik China itu kian menekan para pesaing lokal yang memiliki margin keuntungan tipis, namun terpaksa menurunkan harga jual agar tetap bisa bersaing.
Hantaman Perang Harga
Perang harga ini telah menghantam beberapa merek China, termasuk WM Motor yang mengajukan kebangkrutan pada 2023. Alixpartners memperkirakan akan ada banyak lagi yang menyusul.
Dilansir Bloomberg, analis memperkirakan merek-merek yang tidak mampu menghasilkan keuntungan akan terpaksa keluar dari industri mobil listrik (bangkrut) atau mengubah strategi dan hanya mengejar pangsa pasar yang lebih kecil.
Sementara itu, raksasa seperti BYD dan Tesla diprediksi akan semakin memperkuat posisinya.
Advertisement
Mobil China akan Kuasai 33 Persen Pasar Global
Bulan lalu, pakar Alixpartners memperkirakan produsen mobil China akan menguasai 33 persen pangsa pasar mobil global pada tahun 2030.
Satu hal mengejutkan yang terungkap dalam laporan terbaru adalah mengenai jam kerja lembur yang dibebankan kepada pekerja China di pabrik mobil listrik merek baru.
Para pekerja dilaporkan bisa lembur hingga 140 jam per bulan, dibandingkan dengan maksimum 20 jam lembur untuk pekerja di pabrik mobil merek lama.
Infografis Selamat Datang Era Mobil Listrik di Indonesia. (Liputan6.com/Fery Pradolo)
Advertisement