Sukses

Mobil Otonomos Harus Tetap dapat Dikontrol

Masyarakat menganggap mobil otonomos harus tetap dapat dikontrol secara manual.

Liputan6.com, Gothenburg - Masyarakat menganggap mobil otonomos harus tetap dapat dikontrol secara manual. Mereka justru takut jika mobil tersebut, misalnya, tidak memiliki roda kemudi atau pedal seperti pada mobil konvensional lain.

Temuan tersebut adalah hasil survei dari Volvo, perusahaan otomotif asal Swedia yang juga sedang mengembangkan mobil otonomos. Responden yang mengatakan orang harus dapat mengendalikan mobil otonomos tiap saat itu jumlahnya 92 persen.

"Orang-orang mengatakan kepada kami bahwa mereka perlu merasa memegang kendali dan memiliki pilihan ketika mendelegasikan pengemudian ke mobil," ujar Anders Tylman-Mikiewicz, general manager Volvo Monitoring & Concept Center, dikutip dari Leftlanenews, Jumat (8/1/2016).

Otoritas terkait seperti California Department of Motor Vehicles juga mengusulkan peraturan yang ketat untuk mobil otonomos. Mereka, misalnya, mengusulkan mobil otonomos harus tetap menginstal kontrol manual.

Di ajang Los Angeles Auto Show November lalu, Volvo memperkenalkan interior mobil otonomos konsep. Pada foto, mobil buatan mereka juga masih memiliki roda kemudi, tetapi dapat dimundurkan untuk memberikan ruang yang lebih luas.

Ditemukan pula, 81 persen dari responden setuju jika pembuat mobil harus bertanggung jawab jika suatu saat mobil otonomos mengalami kecelakaan. Dalam hal ini, Volvo adalah salah satu perusahaan pertama yang menerima tanggung jawab itu.

Padahal, beberapa pabrikan masih timbang-timbang soal itu. BMW adalah salah satu pabrikan yang mengakuinya.  

Untuk diketahui, Volvo berencana telah memiliki mobil otonomos pada akhir dekade ini. Sebelum itu, sedan Volvo S90 yang akan segera dirilis di AS juga telah memiliki teknologi semi otonomos yang bisa melaju hingga 128 km/jam.