Sukses

Gunakan Wawancara Kerja sebagai Peluang, Ini Caranya

Wawancara kerja bisa jadi menegangkan dan melelahkan, tetapi kamu juga harus siap menghadapi peluang yang kamu suka melalui organisasi yang menarik minat.

Liputan6.com, Jakarta - Wawancara kerja bisa jadi menegangkan dan melelahkan, tetapi kamu juga harus siap menghadapi peluang yang kamu suka melalui organisasi yang menarik minat.

Meski begitu, ada kalanya kamu terlibat dalam percakapan yang tidak berjalan dengan baik. Mungkin, kamu sebenarnya tidak menginginkan pekerjaan itu lagi.

Haruskah keluar dari pencalonan saat itu juga atau apakah ada gunanya untuk tetap bertahan sampai nanti?

Jika di tengah wawancara kamu menyadari bahwa kamu tidak menginginkan pekerjaan itu lagi, “berpura-pura lah menginginkannya,” kata Teresa Freeman, yang memiliki pengalaman 25 tahun sebagai eksekutif SDM untuk perusahaan Amazon, PwC, dan Deloitte, melansir CNBC.

Pertama-tama, Teresa mengatakan mungkin masih terlalu awal untuk mengatakan apakah perusahaan atau posisi tersebut tak benar-benar cocok untuk kamu.

“Jika kamu membiarkan hal itu masuk ke pikiranmu, energi dan keterlibatan yang kamu ikuti semuanya akan hilang,” kata Teresa.

Dia juga menambahkan, kamu bisa membuat dirimu diperhitungkan untuk mendapatkan peluang yang kemudian akan kamu sadari bahwa kamu ingin mengeksplorasi lebih jauh.

“Seiring waktu, kamu akan terkejut bagaimana kamu bisa menilai atau membayangkan bagaimana sesuatu akan terjadi dan kemudian sebaliknya,” kata Teresa.

Teresa menambahkan, bahkan jika keadaan terus memburuk, kamu dapat memanfaatkan momen ini untuk wawancara berikutnya yang lebih sesuai.

“Gunakan ini sebagai latihan untuk melatih jawabanmu,” kata Teresa. “Gunakan ini sebagai kesempatan untuk menjaga pikiran tetap terbuka. Kamu tidak pernah tahu ke mana arah pembicaraan yang kamu buat.”

Tetap jadi profesional, terlibat, dan antusias. Bisa jadi HRD memiliki peran lain yang lebih cocok atau kamu mungkin ingin tetap  terhubung dan berjejaring dengan mereka di masa mendatang.

“Mungkin bukan itu perannya, tetapi mungkin ada peran lainnya,” kata Teresa. “Jadi, tetaplah berpikiran terbuka.”

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Jika Kamu Ingin Berhenti

Jika kamu merasa terdorong untuk keluar dari wawancara secepatnya, Farah Sharghi yang bekerja sebagai perekrut di perusahaan Google, Lyft, dan TikTok mengatakan ada cara terhormat yang bahkan bisa membuatmu dipanggil kembali untuk hal lain.

Ia mengatakan bahwa langkah yang baik jika kamu berhenti di tengah wawancara katakanlah sesuatu seperti: “Saya sangat menghargai kamu meluangkan waktu untuk mewawancarai saya hari ini. Saya juga sangat menikmati semua orang yang saya temui. Namun, setelah melalui serangkaian wawancara saya merasa ini tidak cocok untuk saya. Bolehkah kita menghentikan wawancara ini?”

“itu sebenarnya adalah hal yang sangat terhormat untuk dilakukan,” kata Sharghi. “Karena jika kamu tidak tertarik sama sekali, kamu menghemat banyak waktu.

Sharghi menambahkan, terkadang perekrut mungkin bertanya mengapa menurutmu peran tersebut tidak cocok. Bersikaplah jujur tetapi sopan, mungkin peran tersebut tidak memiliki tanggung jawab kepemimpinan yang kamu cari, atau kemampuan untuk melakukan pekerjaan sesuai harapan yang kamu punya.

Pewawancara dapat meluangkan waktu untuk menyampaikan kekhawatiran yang kamu punya, atau jika ada kesalahpahaman tentang peran itu sendiri.

Pewawancara mungkin malah memikirkanmu untuk berada di posisi lain, jika ada posisi lain yang terbuka di masa depan, atau bahkan mereka memiliki peluang di perusahaan yang benar-benar baru beberapa tahun ke depan.

Pada akhirnya, Sharghi berkata, “kamu ingin orang itu mengingatmu dengan baik di masa depan.”

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini