Sukses

Merasakan Jepang Autentik dan Cantik di Kanazawa

Kota dengan populasi penduduk setengah juta jiwa ini dikenal sebagai kota dengan intensitas hujan cukup tinggi. Maka, jangan heran bila Anda berwisata ke kota ini begitu banyak orang-orang berjalan membawa payung.

Liputan6.com, Jakarta Setelah menjelajah beberapa kota yang berada di dataran tinggi Perfektur Nagano, Gifu, dan Toyama, perjalanan selanjutnya adalah kembali ke kota. Tujuan yang saya pilih dan merupakan bagian dari Three Star Road adalah Kota Kanazawa. Sebuah kota sekaligus ibu kota Perfecture Ishikawa.

Bila mengambil rute dari Shirakawa-go, perjalanan menuju Kanazawa ditempuh dalam waktu sekitar 75 menit dengan menggunakan bus umum. Namun, bila Anda masuk dari Tokyo, bila menggunakan Shinkansen akan menempuh jarak sekitar 2,5 jam dengan budget sekitar 14 ribu yen. Tentu saja perjalanan akan lebih panjang bila menggunakan bus, sekitar 5-6 jam waktu tempuh dari rute Tokyo-Kanazawa.

Kota dengan populasi penduduk setengah juta jiwa ini dikenal sebagai kota dengan intensitas hujan cukup tinggi. Maka, jangan heran bila anda berwisata ke kota ini begitu banyak orang-orang berjalan membawa payung.

"Dari kecil kami selalu diajarkan agar tidak pernah lupa membawa payung ke sekolah. 'Kamu boleh lupa kotak makan siangmu (bento), tapi jangan pernah lupa payungmu'," kata Ayaka Omeda, pegawai Pemerintahan Kanazawa di sektor Promosi Pariwisata, menirukan ucapan orangtuanya.

Jumat, 17 Januari 2019 adalah hari pertama saya tiba di Kanazawa. Seperti kota-kota besar pada umumnya, Kanazawa menjadi denyut ekonomi bagi Perfectur Ishikawa. Gedung-gedung pencakar langit, jalan raya lebar, lalu-lalang kendaraan, serta fasilitas lainnya tersedia di kota berjuluk The Jewel of Japan ini.

"Di Kanazawa apa yang dirasakan adalah pengalaman yang begitu autentik. Mereka besar dengan kultur samurainya, keramik, dan pastrinya sangat terkenal," kata pemandu perjalanan saya Yoshiko Tomiyama yang juga berprofesi sebagai Sake Sommelier ini saat berada di Kanazawa, Jumat, 17 Januari 2020.

 

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Taman Orang Terkaya Kedua di Jepang pada Zamannya

Perjalanan pertama saya adalah sebuah taman nan menawan di tengah kota Kanazawa, Taman Kenrokuen. Taman seluas 11 hektare ini mulai dibangun sejak 1546, di mana kepemimpian Maeda bagian dari Klan Kaga.

Keluarga ini merupakan keluarga terkaya kedua di Jepang setelah Klan Tokugawa yang menguasai Tokyo. Penamaan taman ini diinspirasi dari enam elemen yang membangun keindahannya, yaitu Ken berarti enam, Roku adalah gabungan, dan En sebagai taman.

Taman ini merupakan bagian luar dari Kastil Kanazawa yang berada di seberang taman dan saling berhadapan. Dahulu kala, taman ini menjadi tempat perenungan keluarga kerajaan. Dahulu kala terdapat rumah peristirahatan keluarga kerajaan di taman luas ini. Namun, beberapa kali mengalami kebakaran dan tak bersisa. Sama halnya dengan Kastil Kanazawa yang beberapa kali dilanda kebakaran dan hanya menyisakan tembok-tembok kekar yang menjaga kastil tersebut di era perang saudara di Jepang.

Seiring Restorasi Meiji yang merupakan benih Jepang bersatu dan membuka diri dari modernisasi, pada 1874 taman yang terletak di Jalan Marunouchi dibuka untuk umum. Pada 1985 taman ini didapuk sebagai taman nasional yang cantik dan indah. Pemeliharaan taman yang memiliki 160 spesies pohon dan memiliki 8.200 jumlah pohon dipercayakan kepada pemerintah kota setempat.

3 dari 5 halaman

Spot Foto Keren di Kenrokuen

Taman Kenrokuen memiliki banyak spot foto terbaik dengan latar beragam macam pepohonan yang tertata rapi. ketika saya menginjakkan kaki di taman tersebut, tampak beberapa pohon cemara berdiri tegak dan asri memayungi sekitaran taman. Ada pula kolam dan jembatan kecil yang menjadi spot favorit swafoto dengan berlatar kolam.

Ada juga pohon cemara yang sangat bersejarah karena ditanam sejak era kepemimpinan raja ke-13 di Kanazawa yang diperolah dari Karasaki. Saat musim dingin tali-tali yang disebut Yukizuri. Tali-tali ini dipasang tanpa dipaku dann berfungsi untuk menahan beratnya salju yang turun saat musim dingin.

Selain cemara terdapat pula Sakura yang bersemi khusus di musim dingin. Saat saya berada di sana, hanya ada beberapa ranting yang menunjukkan sakura akan memunculkan daun putihnya.

 

4 dari 5 halaman

Kastil Kanazawa

Setelah puas menghabiskan waktu satu jam di dalam taman, saatnya menyeberang jalan untuk masuk ke Kastil Kanazawa. Di seberang taman terlihat pagar bagian belakang kastil yang dibangun sejak 1788. Pagar kastil ini adalah satu-satunya bagian yang masih terbilang orisinal dan termasuk dalam aset cagar budaya Jepang. Sementara untuk kastilnya sendiri habis terbakar.

Berbeda dengan Kastil Matsumoto yang penuh dengan nuansa hitam ditambah banyak gagak yang berterbangan di kastil sehingga menambah angker kastil itu, di Kanazawa kastil ini justru tampak terlihat putih. termasuk genting atap gerbang dan beberapa bangunan komplek kastil yang masih bertahan.

Bila malam tiba, di taman dalam kastil pengunjung bisa menyaksikan pertunjukan iluminasi atau permainan lampu diiringi musik tradisional Jepang. Pengunjung diperkenankan menikmati dan mengambil gambar dari atraksi iluminasi kastil.

 

5 dari 5 halaman

Belanja Ikan Segar di Pasar Tradisional

Belum ke Kanazawa bila tidak mengunjungi pasar tradisional Omi-cho. "Di sini ada 170-an toko yang menjual berbagai macam ikan segar. Yang terkenal dari pasar ini adalah kepitingnya. Dan tentunya ikan Ruri, ikan yang hanya ada di musim dingin," kata Yoshiko.

Penampakan pasar ini sangat bersih dan tertata rapi. Berbagai rombongan turis mancanegara terlihat di pasar ini. Mereka seksama mendengar penjelasan pemandu wisata mereka saat menjelaskan mengenai pasar yang sudah ada sejak 300 tahun lalu itu.

"Karena banyak wisatawan dan menjadikan pasar ini tujuan wisata, ada beberapa pedagang yang akhirnya mengubah tempat jualannya menjadi restoran. Sehingga wisatawan bisa langsung menikmati hidangan laut segar langsung di tempatnya," kata Omeda, pegawai promosi wisata Kota Kanazawa.

Saya lantas berkeliling menengok tiap sudut pasar Omi-cho. Berbagai macam hasil laut dijual di sini. Harga kepiting pun cukup fantastis. Mulai dari 5, 10 ribu yen untuk kepiting yang patah kakinya, sampai dengan saya menemukan kepiting yang dijual harga 38 ribu yen. Bila dikonversi ke rupiah, maka harga kepiting seharga 38 ribu yen adalah Rp 4.940.000. Wow!

"Kita bisa lihat, untuk kepiting yang kakinya rusak biasanya dijual dengan harga lebih murah. Sementara yang utuh sangat-sangat mahal harganya," kata Yoshi.

Masih banyak lagi spot untuk dijajal di Kanazawa. Mulai dari yang murah meriah sampai dengan harga wah tapi menawarkan ekslusivitas. Simak di tulisan berikutnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.