Pebrianto Eko Wicaksono

Sebuah Survei yang dilakukan Universitas Cambridge menunjukkan bahwa, GenZ dan milenial lebih rentan terhadap berita palsu dibandingkan generasi yang lebih tua. Meskipun mereka menghabiskan lebih banyak waktu di media online dibanding generasi yang lebih tua.

Salah satu hal terbaik tentang internet adalah ia merupakan gudang pengetahuan yang sangat luas dan kekayaan pengetahuan ini bisa kita dapatkan hanya dengan beberapa klik saja. Namun, akses terhadap informasi yang tidak terbatas ini juga memiliki banyak tantangan. Mengapa dan bagaimana kita bisa mengalami begitu banyak disinformasi saat ini? dan bagaimana cara mengenali disinformasi itu?

Hoaks pembagian hadiah dari bank ini harus dihindari sebab menjadi modus penipuan, agar tidak terjebak kita perlu mengetahui beragam jenisnya.

Kenali ciri-ciri dari promo abal-abal yang ditawarkan agar kita tidak menjadi korban.

Banyak informasi hoaks yang beredar di media sosial, membuat kita kebingungan membedakan berita benar dan tidak benar. Tetapi kita bisa mendeteksi hoaks dengan tiga pertanyaan sederhana, yang bisa kita tanyakan kepada diri sendiri saat mendapatkan informasi di media sosial.

Pemanfaatan teknologi AI telah merambah pada aktivitas belanja online. Maraknya penyalahgunaan AI yang digunakan oleh para pelaku usaha membuat masyarakat perlu waspada. Simak tips berikut agar tak jadi korban.

Hoaks terkait Wolbachia yang beredar mengakibatkan penurunan kepercayaan publik terhadap upaya mengatasi DBD tersebut

AI telah membuka jalan bagi inovasi dalam media sintetis, meskipun terkadang menciptakan konten yang begitu nyata, sehingga sulit dibedakan apakah audio atau video yang dihasilkan palsu atau asli. Simak beberapa langkah strategis bedakan fakta dan fiksi ciptaan AI.

Cek Fakta Liputan6.com pun telah mengungkapnya setelah melakukan penelusuran dari informasi di media sosial

Cek Fakta Liputan6.com menelusuri klaim pendaftaran gebyar undian pesta poin Bank Mandiri