Sukses

Nutrifood Cetak Pemimpin Muda yang Berkontribusi Mengedukasi Soal Sampah sampai Ajak Siswa Disabilitas Masuk Perguruan Tinggi

Para mahasiswa yang terpilih di Nutrifood Leadershop Award 2024 diharapkan bisa menjadi pemimpin masa depan peka terhadap isu sosial yang dihadapi masyarakat Indonesia dan mampu memberikan kontribusi nyata dengan semangat kepemipinan melayani.

Liputan6.com, Jakarta - Nutrifood kembali menggelar program Nutrifood Leadership Award (NLA). Program yang sudah berjalan selama 16 tahun ini merupakan bentuk apresiasi kepada para mahasiswa berprestasi dari berbagai bidang yang berpotensi menjadi pemimpin.

Bertema "Empowering Through Servant Leadership", para mahasiswa yang terpilih diharapkan bisa menjadi pemimpin masa depan peka terhadap isu sosial yang dihadapi masyarakat Indonesia dan mampu berkontribusi nyata bagi bangsanya, dengan semangat kepemipinan yang melayani (servant leadership).

"Tahun ini kami tetap menjalankan misi melahirkan pemimpin-pemimpin masa depan yang mampu membawa perubahan positif bagi Indonesia. Tema "Empowering Through Servant Leadership" ini relevan dengan gaya kepemimpinan di Nutrifood, yaitu membangun budaya yang memanusiakan manusia," kata Dian Mariani, Nutrifood Human Resources Manager dalam jumpa pers di kawasan Wijaya, Jakarta Selatan, Rabu, 9 Oktober 2024.

Program ini menarik ratusan mahasiswa dari berbagai penjuru negeri untuk mengikuti proses seleksi yang dilakukan di empat kota, yakni Jakarta, Bandung, Yogyakarta, dan Surabaya. Setelah seleksi ketat, terpilihlah 20 finalis yang mendapatkan sesi mentoring selama dua bulan sebelum menjalani karantina intensif selama empat hari di Jakarta pada 6--9 Oktober 2024.

Para finalis ini berkesempatan untuk mengeksekusi proyek sosial berdasarkan empat pilar kontribusi Nutrifood—kesehatan, pendidikan, lingkungan, dan inklusivitas—sebagai bagian dari proses pengembangan diri mereka sebagai calon pemimpin masa depan dan memulai langkah nyatanya di masyarakat.

2 dari 4 halaman

Kepemimpinan yang Melayani

Pada tahun ini, Nutrifood memberi kesempatan bagi para finalis untuk terlibat langsung dalam proyek sosial dengan berkolaborasi bersama berbagai LSM. Setiap kelompok finalis menjalankan proyek sesuai dengan empat bidang yang sejalan dengan pilar kontribusi Nutrifood. Untuk pilar Kesehatan bersama Rumah Harapan Indonesia (RHI), pilar Lingkungan bersama Peri Bumi, pilar Pendidikan bersama Semua Murid Semua Guru (SMSG), dan Ipilar nklusivitas bersama Koneksi Inklusif Indonesia (KONEKIN). 

Dalam sesi Awarding NLA 2024, kelompok Inclusivity yang terdiri dari Andara Cita Prianka (Universitas Brawijaya), I G Putu Farrell Aditya Kusuma (Institut Teknologi Sepuluh Nopember), Michael Davin Andhika Putra (Universitas Diponegoro), Stefanie Mudita Karta (Universitas Katolik Atma Jaya), dan Shintia Adiningsih Wigati (Universitas Kristen Petra) menjadi Pemenang The Most Inspiring Movement.

Mereka berkolaborasi dengan Koneksi Indonesia Inklusif (KONEKIN) dan berkontribusi dalam proyek sosial KONEKIN X NLA Goes to School: Dream Beyond Limits - Inclusive Education for a Bright and Independent Future. Dalam proyek itu, mereka menyiapkan buklet #SiapKuliah yang ditujukan untuk anak-anak disabilitas tingkat Sekolah Menengah Atas, menggelar motivational talks di SLB-A Pembina Jakarta dan SLB Santi Rama Jakarta, hingga mengadakan kelas Bahasa Isyarat untuk umum yang dilakukan secara daring sebagai pre-event kegiatan.

Sebagai bentuk apresiasi, anggota kelompok Inclusivity akan mendapatkan uang tunai dan berkesempatan mengikuti mentoring program bersama CEO Nutrifood selama tiga bulan untuk dapat lebih dalam belajar tentang servant leadership. 

3 dari 4 halaman

Pemilihan Sampah Sejak Dini

Selama proses tersebut, mereka dibimbing oleh mentor-mentor terkemuka, seperti Valencia Mieke Randa (Founder RHI), Marsya Nurmaranti dan Nurkholis Makki (Ketua Umum dan Ketua Harian SMSG), Yasmina Rahmi (Founder Peri Bumi), dan Marthella Sirait (CEO & Founder KONEKIN).

Valencia Mieke Randa, Founder Rumah Harapan Indonesia (RHI) mengaku sangat terkesan dengan semangat dan empati yang ditunjukkan oleh para finalis. Kelompok Health, misalnya, telah membantu merapikan sistem relawan dan menjalankan kampanye crowdfunding di media sosial @rhi_rangers. Mereka bahkan memfasilitasi para ibu (pendamping) untuk dapat menyediakan makanan bernutrisi bagi anak-anaknya di RHI.

Sementara, Yasmina Hasni selaku Founder Peri Bumi meyakini para finalis kelompok Environment membuat langkah kecil dalam mengelola sampah dapat meninggalkan warisan hijau untuk generasi mendatang. 

"Mereka melakukan edukasi di SD Republik Mexico, menanamkan kebiasaan pemilahan sampah sejak dini, sampai pengumpulan minyak jelantah dari para siswa. Dana yang didapatkan dari minyak jelantah terkumpul ini dapat digunakan sekolah untuk program sosial, pendidikan, dan lingkungan," terang Yasmina.

Pada bidang pendidikan, Marsya Nurmaranti, Ketua Umum SMSG, mengapresiasi kontribusi tim Education yang telah menyiapkan dan menyelenggarakan Temu Penggerak Regional di Palembang, NTT, dan Jakarta, beserta dengan kelas belajar, sehingga menghadirkan ruang kolaborasi dan belajar bagi para pemimpin komunitas pendidikan.

"Para finalis bisa menghubungkan banyak pihak untuk bersama-sama mengatasi tantangan dalam dunia Pendidikan. Total sekitar 70 pemimpin komunitas pendidikan dapat terkoneksi melalui program ini," jelas Marsya. 

4 dari 4 halaman

Penyebab Para Disabilitas Enggan Kuliah

Sementara itu, Marthella Sirait, CEO dan Founder KONEKIN, mengungkapkan bahwa kelompok Inclusivity berfokus pada peningkatan akses pendidikan bagi penyandang disabilitas. "Mereka menginisiasi pembuatan booklet #SiapKuliah dan melakukan kunjungan motivasional ke SLB Pembina Jakarta serta SLB Santi Rama, yang diharapkan dapat mendorong lebih banyak penyandang disabilitas melanjutkan studi ke perguruan tinggi," ujarnya.

Wanita yang akrab disapa Tella ini mengakui usaha untuk mengajak anak-anak disabilitas bukanlah hal mudah karena masih ada banyak kekhawatiran para orangtua mereka ketika anaknya melanjutkan pendidikan ke bangku kulaih.

"Yang pertama pastinya masalah biaya karena kebanyaka anak-anak ini berasal dari keluarga kurang mampu. Kedua adalah masalah pengajaran karena belum banyak kampus di Indonesia yang menydiakan materi khusus untuk mahasiswa disabilitas. Ketiga masalah fasilitas, seperti bagaimana nanti pergerakan mereka di kampus karena tak semua kampus punya fasilitas yang nyaman buat para disabilitas," ungkap Tella.

Berbagai usaha dilakukan agar anak-anak disabilitas tersebut bisa melanjutkan kuliah. Contohnya dengan mencari kampus-kampus yang menyediakan program beasiswa dan punya fasilitas penunjang yang cukup memadai untuk para disabilitas.

"Kita bisa mendapatkan informasi sejumlah kampus yang menyediakan kemudahan bagi mahasiswa disabilitas. Ini membuat beberapa orangtua lebih yakin dan tertarik untuk mengizinkan anak mereka melanjutkan pendidikan. Kita juga berharap akan semakin banyak pihak yang memberi kemudahan untuk anak-anak disabilitas masuk perguruan tinggi," ujar Tella.

Dengan semangat servant leadership, Nutrifood Leadership Award 2024 terus menginspirasi para pemimpin muda Indonesia untuk berkontribusi aktif demi perubahan yang lebih baik, tidak hanya untuk diri mereka sendiri, tetapi juga untuk Indonesia.

 

Video Terkini