Sukses

2 Faktor Utama untuk Cegah Sopir Bus Wisata Kelelahan hingga Berujung Kecelakaan

Bersama Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), Kemenparekraf menindaklanjuti sejumlah insiden keselamatan perjalanan khususnya di darat, imbas sopir bus wisata yang kelelahan di perjalanan.

Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah bus pariwisata atau bus wisata mengalami kecelakaan belakangan ini termasuk di masa libur lebaran 2024. Situasi itu tak lepas dari pengamatan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf).

"Kita mengusahakan beberapa cara agar kecelakaan yang dialami mobil maupun bus wisata bisa berkurang, karena belakangan ini cukup banyak kecelakaan yang tentunya tidak kita inginkan," kata Adyatama Kepariwisataan dan Ekonomi Kreatif Ahli Utama Nia Niscaya dalam The Weekly Brief with Sandi Uno yang digelar di kantor Kemenparekraf di Jakarta, Selasa, 16 April 2024.

Ada beberapa tindakan yang sedang dan akan dilakukan Kemenparekraf untuk ikut mengatasi masalah yang kerap berulang itu. Bersama Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), Kemenparekraf menindaklanjuti sejumlah insiden keselamatan perjalanan khususnya di darat, imbas pengemudi yang kelelahan di perjalanan.

"Kemenparekraf berusaha mengutamakan kebugaran sopir bus karena faktor utama kecelakaan bus dari data yang kita terima adalah karena sopir kelelahan atau mengantuk. Untuk itu ada dua hal yang bisa kita lakukan. Pertama, mengatur jadwal perjalanan," jelas Staf Ahli Menteri Bidang Manajemen Krisis Kemenparekraf Fadjar Hutomo.

"Kita akan minta agar para agen perjalanan untuk memperhatikan kesegaran dan kebugaran pengemudi. Caranya, buatlah itinerary perjalanan wusata yang tidak terlalu padat agar pengemudi bus wisata punya waktu cukup untuk beristirahat agar kondisinya tetap terjaga,” sambungnya.

Fadjar menambahkan, maish banyak travel agent atau biro perjalanan yang membuat jadwal padat agar wisatawan bisa mengunjungi tempat wisata sebanyak-banyaknya. Hal itu bisa sangat berisiko apalagi kalau dilakukan secara terus-menerus dan durasi yang lama.

Dampaknya, kondisi Kesehatan sopir bisa menurun dan sulit fokus dengan pekerjaannya. Aspek kedua adalah dari tempat wisata yaitu menyediakan tempat istirahat yang layak bagi para pengemudi .

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Tempat Istirahat untuk Sopir Bus

"Biasanya kita sering lihat bus wisata kalau lagi parkir, sopir dan kondekturnya atau asistennya istirahat di bagasi bus, itu kan nggak nyaman ,malah bisa pegal-pegal badannya. Tapi kalau tempat wisata punya tempat istirahat yang memadai, para sopir bisa lebih beristirahat dengan nyaman dan kembali bugar," tambahnya.

Tempat-tempat wisata yang menyediakan fasilitas istirahat buat pengemudi akan sangat diapresiasi dan direkomendasikan untuk dikunjungi oleh Kemenparekraf.

"Berwisata itu bukan hanya ingin nyaman tapi yang paling utama adalah keselamatan, faktor keselamatan itu sangat penting termasuk soal transportasi,” pungkas Nia Niscaya.

Sebelum lebaran, Menteri Perbungan Budi Karya Sumadi melihat potensi meningkatnya jumlah wisatawan domestik selama periode libur Lebaran 2024. Utamanya aspek keamanan dari armada yang digunakan.

Menhub Budi Karya Sumadi mengatakan, titik-titik wisata, seperti di Jawa Tengah diprediksi banjir kunjungan wisatawan. Dia ingin memastikan seluruh armada yang digunakan telah sesuai dan dilakukan ramp check. Mengingat banyak armada bus wisata yang berumur tua.

3 dari 4 halaman

Sanksi Bagi Bus Wisata

"Wisata Dieng, Tawangmangu, Sarangan, Borobudur, pasti semua yang mudik ingin ke sana. Namun, bus wisata berisiko tinggi karena banyak yang sudah tua," ujar Menhub Budi dalam keterangannya, Senin, 1 April 2024, dilansir dari kanal Bisnis Liputan6.com.

Dia pun sudah menyiapkan sanksi bagi armada yang kedapatan melanggar. Salah satunya wajib putar balik jika ditemukan. "Saya harap semua Kapolres melakukan rampcheck dan merekomendasikan apa yang boleh dilakukan sopir. Jika pada hari H ada bus pariwisata yang melanggar, maka perintahkan balik arah," ujar Menhub.

Dia juga mengingatkan tentang pengaturan pelaksanaan festival balon udara di Wonosobo dan Pekalongan. Secara khusus Menhub meminta Kapolres dan Dandim untuk melakukan konsolidasi dengan daerah agar tidak terjadi gangguan aktivitas penerbangan.

"Di luar dua titik tersebut, jangan ikut melaksanakan festival balon udara karena balon-balon itu harus dikendalikan," tutur Menhub Budi. Guna mengantisipasi kemacetan di jalan arteri Menhub Budi ikut menyoroti pelaksaan pasar tumpah saat mudik. Dia meminta dilakukan mekanisme pengaturan sehingga pemudik dan pedagang dapat terlayani dengan baik.

"Pasar tumpah harus diantisipasi dari sekarang. Jika perlu beri CSR berupa santunan agar mereka yang tidak berdagang di pasar tumpah tetap bisa berlebaran,” ujarnya.

4 dari 4 halaman

Arus Balik Angkutan Lebaran

Selanjutnya untuk angkutan logistik, Kemenhub bersama Korlantas Polri dan Kementerian PUPR telah mengeluarkan Surat Keputusan Bersama (SKB) tentang Pengaturan Lalu Lintas Jalan serta Penyeberangan Selama Masa Arus Mudik dan Arus Balik Angkutan Lebaran Tahun 2024/1445 H pada 5 Maret 2024. Menhub Budi berharap, SKB tersebut dapat memudahkan pelaksanaan angkutan lebaran.

"Mobil barang dengan tiga sumbu atau lebih, kereta tempelan atau kereta gandengan, serta mobil barang yang digunakan untuk pengangkutan hasil galian, tambang, juga bahan bangunan dibatasi. Polres, Dandim, serta Dishub agar berjaga di pintu-pintu tol agar tidak ada truk ODOL yang beroperasi," ucapnya.

Pada kesempatan yang sama, Kakorlantas Polri Irjen. Pol. Aan Suhanan mengatakan, untuk mensukseskan pelaksanaan angkutan lebaran, pihaknya akan mengadakan pengamanan operasi ketupat, termasuk antisipasi pada jalur wisata, pasar tumpah, serta rest area.

Terkait rest area, Kakorlantas mengarahkan untuk dilakukan buka tutup jika diperlukan. Sedangkan terkait pasar tumpah, akan dikoordinasikan dengan Pemda setempat terkait pemberian insentif sebagai uang saku kepada pedagang yang tidak berdagang.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.