Sukses

Jumlah Perempuan Jepang Beli Cokelat Valentine untuk Diri Sendiri Bertambah 3 Kali Lipat

Menurut tradisi, perempuan Jepang biasa memberi cokelat di Hari Valentine untuk pria yang disayanginya. Tapi, ada pergeseran soal itu.

Liputan6.com, Jakarta - Secara tradisional, Hari Valentine identik dengan kado cokelat. Namun, sebuah survei terbaru mengungkap terjadi pergeseran bagaimana seseorang memaknai kado cokelat Valentine.

Mengutip Kyodo, Selasa (13/2/2024), berdasarkan survei lembaga swasta, baru-baru ini, jumlah wanita yang berencana membeli cokelat Valentine di Jepang untuk diri sendiri naik tiga kali lipat lebih banyak dibandingkan mereka yang memberikan hadiah pada kekasihnya. Secara tradisi, wanita Jepang biasanya memberikan sekotak cokelat pada pria spesial di hidupnya, termasuk suami atau pacar, ayah, dan rekan kerja di Hari Valentine.

Di antara responden, 21,7 persen perempuan mengatakan berencana membeli cokelat untuk diri mereka sendiri, naik 8,5 poin dari tahun sebelumnya. Hal itu, menurut perusahaan pemasaran Intage Inc yang menggelar survei tersebut, mencerminkan tren peningkatan perempuan yang memanjakan diri mereka dengan sesuatu yang manis di Hari Valentine.

Kesenjangan antara perempuan yang berencana membeli barang untuk dirinya sendiri dan mereka yang akan memberi hadiah pada pasangannya atau orang yang mereka sukai meningkat 3,4 kali lipat dibandingkan 1,7 kali lipat yang terlihat pada tahun lalu, menurut survei.

Perempuan juga membelanjakan lebih banyak uang untuk membeli cokelat meski kenaikan harga berdampak pada barang sehari-hari dan mengetatkan dompet mereka, dengan rata-rata anggaran melonjak 34 persen jadi 5.024 yen. Jumlah yang dibelanjakan untuk cokelat untuk kekasih dan diri sendiri pun meningkat dari tahun sebelumnya, jadi masing-masing 3.222 yen dan 1.766 yen, katanya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Menolak Memberi Cokelat ke Rekan Kerja Lelaki

Kelompok terbesar, yaitu 44,7 persen, mengatakan mereka akan membeli cokelat untuk keluarga mereka, berdasarkan survei online yang menarik 1.257 tanggapan dari perempuan berusia 15 hingga 79 tahun pada Januari 2024.

"Seiring beragamnya cara untuk menikmati (Hari Valentine), semakin banyak orang yang membeli (cokelat) untuk memanjakan diri mereka sendiri," kata seorang pejabat di Intage.

Sementara itu, mayoritas pekerja perempuan enggan mengikuti tradisi memberikan cokelat pada rekan kerja laki-laki. Sebanyak 82,2 persen dari 370 responden mengatakan mereka tidak ingin mengikuti kultur tersebut.

Sejarah cokelat lekat sebagai kado Valentine tidak pernah ada jawaban pasti. Namun, beberapa teori menyatakan bahwa tradisi ini bisa berasal dari beberapa faktor.

Pertama, kaitan dengan afeksi. Cokelat dikenal sebagai simbol dari afeksi dan gairah, sehingga bisa jadi pilihan yang tepat untuk diberikan pada pasangan di Hari Valentine.

Kedua, faktor pemasaran. Industri percokelatan memanfaatkan Hari Valentine sebagai kesempatan untuk mempromosikan produk-produk cokelat mereka, seperti cokelat praline, cokelat berbentuk hati, dan lain sebagainya. Promosi ini membantu memperkuat identifikasi antara Hari Valentine dan cokelat.

3 dari 4 halaman

Sejarah Cokelat hingga Mendunia

Dilansir dari Eat This, 7 Februari 2023, bangsa Maya sangat menghargai keajaiban cokelat saat mereka meminumnya, dengan memanggang biji kakao, kemudian menggilingnya jadi pasta yang dicampur dengan cabai, tepung jagung, dan air.

Selain menggunakan cokelat dalam upacara keagamaan dan menikmatinya di akhir pesta, mereka juga jadi pencetus budaya yang menghubungkan cokelat dengan cinta. Beberapa upacara pernikahan Maya melibatkan cokelat, termasuk ritual kedua mempelai secara seremonial menyesap cokelat. Begitulah tampilan besar pertama dari cokelat dan cinta.

Suku Aztec juga menghargai cokelat dan berdagang dengan tetangga Maya mereka untuk mendapatkannya dalam jumlah besar. Penguasa abad ke-16, Montezuma II, diduga mengonsumsi cokelat dalam jumlah besar untuk membangkitkan libidonya.

Penjelajah Spanyol dengan cepat menyadari daya tarik cokelat, dan mencampurkan pasta kakao dengan kayu manis dan gula tebu untuk mengurangi rasa pahitnya. Meski cokelat jadi populer di seluruh Eropa Barat setelah diperkenalkan penjelajah Spanyol pada abad ke-16, harganya sangat mahal sehingga sebagian besar dikonsumsi orang kaya.

4 dari 4 halaman

Sosok Richard Cadburry

Sementara itu, dilansir dari situs History, Hari Valentine mulai jadi libur yang dikaitkan dengan cinta romantis di negara-negara berbahasa Inggris sejak 1840-an. Pada era Victoria, Hari Valentine dirayakan dengan saling berkirim kartu ucapan. Richard Cadbury, yang berasal dari keluarga pemilik pabrik cokelat, berperan dalam sejarah penjualan cokelat di libur Valentine.

Kala itu, keluarga Cadbury baru menemukan teknik pengolahan cokelat yang menghasilkan ekstrak kakao murni dari biji cokelat utuh. Teknik tersebut menghasilkan minuman cokelat yang lebih lezat dari yang biasa diminum masyarakat Inggris.

Proses ekstraksi cokelat itu pun menghasilkan mentega kakao berlebih yang kemudian digunakan Cadbury untuk menciptakan berbagai varian cokelat. Cadbury lalu menangkap peluang pemasaran dari jenis baru varian cokelat. Dia menjual produknya dengan kemasan indah yang didesain sendiri.

Sejak saat itulah, cokelat dengan berbagai bentuk cantik hadir dalam kemasan kotak berbentuk hati. Meski Cadbury tidak mempatenkan kemasan cokelat berbentuk hati itu, dipercaya dialah yang memulai mengemas cokelat dengan kotak tersebut.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.