Sukses

Presiden Hungaria Katalin Novak Mengundurkan Diri dari Jabatannya karena Ampuni Terpidana Pelecehan Seksual Anak

Katalin Novak mengundurkan diri sebagai Presiden Hungaria setelah kurang dari dua tahun menjabat. Ia merupakan presiden perempuan pertama sekaligus yang termuda dalam sejarah Hungaria.

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Hungaria Katalin Novak mengundurkan diri dari jabatannya menyusul protes massa yang diarahkan padanya. Hal itu menyusul keputusannya mengampuni seorang pria yang terlibat kasus pelecehan seksual anak.

"Aku memutuskan untuk memberikan maaf pada April lalu, meyakini bahwa terpidana tidak mengeksploitasi kerentanan anak-anak yang diawasinya," kata Novak dalam pidatonya dalam pidato yang disiarkan televisi nasional pada Sabtu, 10 Februari 2024.

"Saya melakukan kesalahan, karena pengampunan dan kurangnya alasan justru memicu keraguan terhadap nol toleransi yang berlaku terhadap (pelaku) pedofilia," ujarnya, dikutip dari CNN, Senin (12/2/2024).

Pidatonya pada akhir pekan lalu merupakan yang terakhir disampaikannya sebagai Presiden Hungaria setelah menjabat kurang dari dua tahun. Ia meminta maaf kepada para korban dan keluarganya di televisi dengan mengatakan bahwa ia 'telah berbuat kesalahan'.

Permintaan maafnya ditujukan kepada yang mungkin telah dia sakiti dan kepada semua korban yang mungkin merasa bahwa dia tidak membela mereka. Novak juga menyatakan bahwa dia selalu 'secara konsisten mengadvokasi perlindungan anak-anak dan keluarga'.

Pada April 2023, Novak memberikan ampunan kepada sekitar dua lusin terpidana menjelang kunjungan Paus Fransiskus. Di antaranya adalah wakil direktur panti asuhan yang telah membantu mantan direkturnya menyembunyikan kejahatannya. Ia diputus bersalah karena terbukti menekan para korban agar menarik tuduhan pelecehan seksual yang dilakukan direkturnya. 

Mantan direktur panti asuhan tersebut dijatuhi hukuman delapan tahun penjara karena melakukan pelecehan seksual terhadap setidaknya 10 anak di bawah umur antara 2004 dan 2016, menurut laporan AP. Sedangkan, wakil direkturnya divonis tiga tahun penjara.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Momentum Langka di Hungaria

Ribuan pengunjuk rasa turun ke jalan di ibu kota Hungaria, Budapest, pada Jumat, 9 Februari 2024, menyerukan agar Novak mundur. Novak baru saja menyelesaikan kunjungan resmi ke Doha, Qatar, ketika pengunjuk rasa mendesaknya mundur di kantornya. Tidak hanya itu, partai oposisi Hungaria juga mendesak Novak meletakkan jabatannya sebagai presiden.

Novak adalah sekutu dekat perdana menteri nasionalis garis keras Hungaria, Viktor Orbán, dan merupakan mantan menteri keluarga. Pada 2022, ia menjadi wanita pertama yang memegang peran seremonial sebagai presiden Hongaria.

Mengutip AP, selain menjadi presiden wanita pertama dalam sejarah Hungaria, Novak juga menjadi presiden Hungaria termuda. Ia dikenal vokal menyuarakan soal nilai keluarga tradisional dan perlindungan anak-anak.

Pengunduran dirinya menjadi salah satu kejadian politik yang langka di bawah dominasi partai nasionalis, Fidesz, yang berkuasa sejak 2010. Di bawah kepemimpinan Perdana Menteri Viktor Orban, Fidesz dituding melucuti lembaga demokrasi dan mencurangi sistem elektoral dan media berdasarkan keinginannya.

3 dari 4 halaman

Langkahnya Diikuti Mantan Menteri Kehakiman

Langkah pengunduran diri Novak diikuti koleganya yang menjabat sebagai Menteri Kehakiman saat itu, Judit Varga. Pentolan Partai Fidesz itu mendukung pengampunan tersebut.

Varga sebelumnya diperkirakan akan memimpin daftar kandidat Parlemen Eropa dari Fidesz ketika pemilu diadakan musim panas ini. Namun dalam unggahan di Facebook pada Sabtu, 10 Februari 2024, Varga mengumumkan bahwa akan mengambil tanggung jawab politik dan 'pensiun dari kehidupan publik, mengundurkan diri dari kursi saya sebagai anggota parlemen dan juga sebagai pemimpin daftar Parlemen Eropa'.

Di markas besar kepresidenan di Budapest pada Sabtu malam, sekitar 200 orang berkumpul dalam apa yang awalnya direncanakan sebagai protes untuk meminta Novák mundur. Setelah pengumumannya, para peserta mengatakan bahwa mereka senang, namun hal tersebut tidak cukup untuk mengubah sistem pemerintahan Orbán secara mendasar.

"Saya senang dia mengundurkan diri, tetapi menurut saya masalahnya tidak terselesaikan dengan cara ini. Dia bukan penjahat utama, harus dicari sampai ke atas," kata Anna Bujna.

4 dari 4 halaman

Pengunduran Diri Dianggap Belum Cukup

Erzsébet Szapunczay, pendemo lainnya, mengatakan bahwa dia 'sangat, sangat senang' dengan pengunduran diri Novák. Namun, ia menilai Novak semestinya mengundurkan diri sejak awal, seperti banyak orang di pemerintahan ini, karena dia tidak sendirian.

"Pengunduran dirinya benar, karena dengan cara ini dia menyelamatkan dirinya dari semakin banyak orang yang membencinya dan marah karena dia mewakili negara ini sampai sekarang," ujarnya.

Sementara, Victor Orban mendapat dukungan tertinggi di antara partai-partai politik Hungaria, dan oposisi yang terfragmentasi telah berkontribusi pada kemenangannya dalam empat kemenangan pemilu berturut-turut. Pemerintahannya, yang dianggap paling bersahabat dengan Kremlin di Uni Eropa, telah dikritik di dalam blok tersebut karena menunda keputusan-keputusan penting, seperti dukungan untuk Ukraina dan mengakui Swedia ke dalam aliansi militer NATO.

Pada akhir pekan lalu, ketua delegasi parlemen Fidesz, Máté Kocsis, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa Novák dan Varga telah membuat 'keputusan yang bertanggung jawab'. Partai pun berterima kasih atas kinerja mereka.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.