Sukses

Disangka Kampanye LGBT, Saluran Media di Rusia Hapus Warna Pelangi di Video Klip Terbaru Seventeen Music of God

Sebuah saluran media di Rusia menghapus pelangi dari video klip "God of Music" SEVENTEEN untuk mematuhi peraturan negara yang menentang "propaganda LGBT".

Liputan6.com, Jakarta - Baru-baru ini, TNT Music, saluran media Rusia, menarik perhatian setelah menayangkan "MV God of Music" SEVENTEEN. Khususnya, salah satu adegan dalam MV, di mana anggota SEVENTEEN terlihat menari di bawah pelangi, diedit menjadi langit suram tanpa pelangi yang terlihat.

Mengutip laman Kbizoom yang melansir The Moscow Times, Sabtu (11/11/2023), hal ini diyakini sebagai upaya TNT Music untuk mematuhi peraturan Rusia yang menentang "propaganda LGBT". Diketahui bahwa TNT Music sebelumnya didenda 1 juta rubel (sekitar 10.800 USD) pada Juli lalu.

Hal ini lantaran "propaganda LGBT" ketika menayangkan MV penyanyi Alma untuk lagu "Summer Really Hurt Us." Saluran tersebut juga menghadapi denda hingga 16 juta rubel (sekitar 174.000 USD) atas empat tuduhan menyebarkan "propaganda LGBT" di kalangan anak di bawah umur, menurut media pemerintah Rusia.

Di sisi lain, Rusia mulai melarang "propaganda hubungan seksual non-tradisional" terhadap anak di bawah umur pada 2013. Pada 2022, larangan ini diperluas hingga menampilkan hubungan dan gaya hidup tersebut di depan umum kepada semua orang, tidak lagi terbatas pada anak di bawah umur saja.

Lambang pelangi memang identik dengan LGBT. Mengutip dari laman Britannica, Sabtu (11/11/2023), Juni telah lama dikenal sebagai bulan LGBTQ, untuk menghormati kerusuhan Stonewall yang terjadi di New York City pada bulan Juni 1969.

Selama Juni, tidak jarang kita melihat bendera pelangi dipajang dengan bangga sebagai simbol LGBTQ. Tapi bagaimana bendera itu bisa menjadi simbol kebanggaan LGBTQ? 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Asal-usul Bendera Pelangi

Ini terjadi pada tahun 1978, ketika seniman Gilbert Baker, seorang lelaki gay dan seorang waria, merancang bendera pelangi pertama. Baker kemudian mengungkapkan bahwa dia didesak oleh Harvey Milk, salah satu pejabat terpilih gay pertama di AS, untuk menciptakan simbol kebanggaan bagi komunitas gay.

Baker memutuskan untuk menjadikan simbol itu sebagai bendera karena ia melihat bendera sebagai simbol kebanggaan yang paling kuat. Seperti yang kemudian dia katakan dalam sebuah wawancara, "Tugas kita sebagai kaum gay adalah untuk tampil terbuka, agar terlihat, untuk hidup dalam kebenaran, seperti yang saya katakan, untuk keluar dari kebohongan."

Ini menjadi sebuah bendera benar-benar sesuai dengan misi tersebut, karena itu adalah cara untuk menyatakan visibilitas Anda atau mengatakan, 'Inilah saya!'. Baker melihat pelangi sebagai bendera alami dari langit, jadi dia mengadopsi delapan warna untuk garis-garisnya, masing-masing warna.

Terdapat arti tersendiri (merah muda cerah untuk seks, merah untuk kehidupan, oranye untuk penyembuhan, kuning untuk sinar matahari, hijau untuk alam, pirus untuk seni, nila untuk harmoni, dan ungu untuk semangat). 

3 dari 4 halaman

Dikibarkan Pertama Kali pada 1978

Versi pertama bendera pelangi dikibarkan pada tanggal 25 Juni 1978, untuk parade Hari Kebebasan Gay San Francisco. Baker dan tim sukarelawan telah membuatnya dengan tangan, dan sekarang dia ingin memproduksi secara massal bendera tersebut untuk dikonsumsi oleh semua orang.

Namun karena masalah produksi, garis-garis merah muda dan biru kehijauan dihilangkan dan nila diganti dengan warna biru dasar, sehingga menghasilkan bendera bergaris enam kontemporer (merah, oranye, kuning, hijau, biru, dan ungu). Saat ini, ini adalah varian bendera pelangi yang paling umum, dengan garis merah di atasnya, seperti pelangi alami.

Beragamnya warna mencerminkan keragaman besar dan kesatuan komunitas LGBTQ. Baru pada tahun 1994 bendera pelangi benar-benar ditetapkan sebagai simbol kebanggaan LGBTQ.

Tahun itu Baker membuat versi sepanjang satu mil untuk peringatan 25 tahun kerusuhan Stonewall. Kini bendera pelangi menjadi simbol internasional kebanggaan LGBTQ dan dapat dilihat berkibar dengan bangga, baik di masa-masa yang menjanjikan maupun masa-masa sulit, di seluruh dunia.

4 dari 4 halaman

LGBT Perilaku Menyimpang Menurut Islam

Mengutip dari kanal Islami Liputan6.com, Sabtu (11/11/2023), dalam Al-Qur'an diriwayatkan bahwa kaum LGBT pada masa Nabi Luth. Kaum ini mendapatkan azab yang pedih di dunia.

Bumi diguncang dan terbalik sehingga mereka pun terkubur. Dahsyatnya hukuman untuk LGBT zaman Nabi Luth itu salah satunya terdapat di dalam surat Al-Qamar. 

Di Islam, LGBT merupakan perilaku menyimpang dan haram dilakukan. Mereka akan mendapatkan azab dan siksa pedih di dunia dan akhirat. 

Dalam sejarah Islam, manusia pertama yang melakukan perkawinan sejenis atau LGBT, yaitu umatnya Nabi Luth SAW. Allah berfirman, "Ingatlah Luth, ketika dia berkata kepada kaumnya, ‘Sesungguhnya, kalian telah melakukan al-fahisyah, yang belum pernah dilakukan seorang pun di alam ini.‘" (Q.s. Al-Ankabut:28)

Mereka dikenal sebagai umat yang sangat bejat. Saking bejatnya, sampai nurani yang baik itu jadi hilang. Sampai terjadilah kemaksiatan yang sangat menjijikkan ini.

Sebelum zaman Nabi Luth, telah ada umat yang dibinasakan oleh Allah. Seperti kaumnya Nabi Nuh, kaum ‘Ad, dan kaum Tsamud. Tapi mereka belum melakukan pelanggaran homo semacam ini.

Oleh karena itulah, Allah meghukum umatnya Nabi Luth, dengan hukuman yanng sangat berat, yang belum pernah diberikan kepada orang kafir lainnya. Buminya dijungkir, lalu mereka dilempari batu.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.