Sukses

Pensil Staedtler Laku Keras di Korea Selatan Usai Dipakai Jadi Properti Drakor The Glory

Pensil Staedtler yang digunakan sebagai senjata di drakor The Glory terjual habis di Korea berkat drama balas dendam Song Hye Kyo. Pensil sederhana telah menjadi aksesori fesyen yang tidak biasa dan senjata.

Liputan6.com, Jakarta - Pensil Staedtler yang digunakan sebagai senjata di drakor The Glory terjual habis di Korea berkat drama balas dendam Song Hye Kyo. Pensil sederhana itu telah menjadi aksesori fesyen yang tidak biasa.

Seperti dikutip dari laman 8days, Jumat (31/3/2023), tidak jarang produk makanan atau fashion dan kecantikan menjadi viral setelah ditampilkan dalam drama Korea (drakor). Jika ingat, ada permen Dalgona dari Squid Game atau lipstik Laneige yang digunakan Song Hye Kyo di Descendants of the Sun.

Produk terbaru untuk bersenang-senang adalah pensil biru dan hitam ikonik dari merek alat tulis Jerman Staedtler Mars Lumograph. Pensil sederhana itu dipakai untuk aksesori rambut dan alat membunuh yang ditampilkan dalam K-drama saat The Glory.

Drama ini berkisah tentang Moon Dong-Eun (diperankan oleh Song Hye Kyo), yang membalas dendam pada perundung semasa ia sekolah di SMA. Beberapa spoiler bisa disimak jika Anda belum menonton The Glory bagian kedua.

Dalam salah satu adegan drama yang paling berkesan, artis pecandu narkoba Lee Sa Ra (diperankan oleh Kim Hieora) terlibat perkelahian dengan pramugari Choi Hye Jeong (Cha Joo Young). Merasa marah, Sa Ra mengeluarkan pensil yang digunakan untuk menyanggul rambutnya dan menusuk leher Hye Jeong dengan itu.

Sangat mengejutkan, adegan berdarah itu mengingatkan penonton pada adegan pertarungan pensil Keanu Reeve di John Wick 2, di mana dia membunuh preman dengan pensil. Menurut laporan, pensil yang biasa digunakan oleh mahasiswa seni dan ilustrator ini telah terjual habis di Korea Selatan

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Botol Whisky Kosong Jadi Senjata

Warganet terkejut dengan popularitas pensil Staedtler yang tiba-tiba, dengan satu sindiran, "Saya telah menggunakan pensil ini selama 20 tahun, tetapi saya tidak menyangka pensil ini akan menjadi viral pada tahun 2023," sementara yang lain mengatakan mereka tidak dapat melihat pensil dengan cara yang sama lagi.

"Sekarang aku merasakan sakit di leherku saat melihat pensil," komentar seorang penggemar. 

"Senjata" lain juga menjadi sorotan yaitu wiski Chivas Royal Salute 62 Gun Salute Scotch.

Dalam adegan kekerasan lainnya, ratu pengganggu Park Yeon Jin (Lim Ji Yeon) menyerang Kim Gun Woo (Son Myeong Oh), memukul kepalanya berulang kali dengan botol wiski. Anehnya setelah tiga pukulan, botol yang kokoh tidak pecah.

Alih-alih menggunakan sebotol 62 Gun Salute yang sebenarnya yang ditampilkan dalam drama dimodelkan setelah Royal Salute 38 Year Old Stone of Destiny (kiri) tetapi dengan label 62. Royal Salute yang lebih sering terlihat di pasaran adalah 21 Year Old Signature Blend yang ikonis, 32 Year Old Union of the Crown, dan 38 Year Old Stone of Destiny.  

 

3 dari 4 halaman

Botol Seperti Karya Seni

Diketahui 62 Gun Salute diproduksi dalam jumlah terbatas dan mewakili upacara kehormatan tertinggi, yang disediakan untuk acara-acara kerajaan yang paling penting. Disajikan dalam botol Dartington Crystal buatan tangan yang sangat indah, dihiasi dengan emas 24 karat dan dimahkotai dengan sumbat kristal yang dipotong, 62 Gun Salute dianggap sebagai karya seni. Setiap botol diperkirakan berharga sekitar Rp56 juta.

Mengikuti kegilaan dari drakor The Glory, warganet mulai menjajakan botol berharga mereka secara online. Seorang penjual bahkan menyebut botol kosong 38 Years Stone of Destiny sebagai senjata "pertahanan diri". Label harganya tertulis 50.000 won atau setara dengan Rp579 ribu.

"Mudah digenggam dan dihancurkan, cocok untuk digunakan oleh wanita lemah untuk membela diri," tulis penjual dalam keterangan. Sang penjual juga menambahkan bahwa itu direkomendasikan untuk pencegahan kejahatan atau pertahanan terhadap orang brengsek yang sopan. 

4 dari 4 halaman

Adegan Bullying Catokan

Mengutip dari kanal Showbiz Liputan6.com, 22 Maret 2023, performa Shin Ye Eun sebagai Park Yeon Jin remaja di drama Korea The Glory menuai banyak pujian. Artis kelahiran 18 Januari 1998 ini dinilai sangat menjiwai karakter perundung kejam yang kerap merundung temannya dengan menggunakan catokan rambut.

Saking meyakinkannya, tak sedikit warganet yang mengutarakan kengeriannya terhadap akting Shin Ye Eun. Tapi ternyata, sang aktris sendiri merasa tertekan saat berakting sebagai perundung sadis di drakor ini.

Dikutip dari Koreaboo dan Allkpop, hal ini ia ungkapkan dalam sebuah episode reality show Point of Omniscient Interfere atau The Manager. Saat itu, ia ditanya mana yang lebih sulit: berakting di The Glory, atau drakor terbaru yang ia bintangi, The Secret Romantic Guesthouse. Jawabannya, ternyata adalah drakor yang dibintangi Song Hye Kyo tersebut.

"Memang ini adalah akting, dan sejujurnya saat syuting kami semua tahu bahwa kami hanya berakting. Tapi, ada sejumlah momen yang membuatku keluar dari karakter saat sedang syuting," sebut bintang drakor Revenge of Others ini.  

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.