Sukses

7 Jenis Lampu yang Biasa Digunakan, Kenali Kelebihan dan Kekurangannya

Kenali jenis lampu yang ada agar pencahayaan di rumah pas dan nyaman.

Liputan6.com, Jakarta Setelah matahari terbenam, lampu menjadi salah satu sumber kehidupan dengan hadirnya listrik di dunia ini. Nama Thomas Alva Edison sebagai penemu bola lampu akan terus abadi di sejumlah literatur sejarah karena sumbangsihnya untuk kehidupan manusia.

Berkat temuannya ini, manusia bisa menikmati indahnya malam dengan cahaya. Pun menerangi gelap gulita di dalam ruangan tertutup saat siang hari. Meski sinar matahari bisa digantikan dengan cahaya rembulan, namun gelapnya malam akan terasa sunyi tanpa hadirnya lampu.

Dengan kerja keras Thomas Alva Edison, penemuan lampu pijarnya banyak dikembangkan seiring dengan perkembangan zaman. Berbagai jenis lampu kini digunakan untuk keperluan tertentu yang telah tersebar di seluruh penjuru dunia.

Namun tidak menutup kemungkinan, di kemudian hari akan tercipta lampu baru dengan berbagai keunggulan yang ditawarkan. Keunggulan tersebut harus melingkupi aspek hemat energi, ketahanan, dan ramah lingkungan.

Untuk mengetahui jenis lampu yang umum digunakan, berikut adalah ulasan 7 jenis lampu lengkap dengan kelebihan serta kekurangannya, seperti yang dihimpun Liputan6.com dari berbagai sumber, Kamis (14/3/2019).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Jenis Lampu yang Umum Digunakan

1. Lampu Pijar

Lampu Incandecent atau yang biasa disebut lampu pijar adalah jenis lampu yang cahayanya bersumber dari kawat pijar tipis yang dipanaskan. Lampu ini adalah lampu pertama yang diciptakan manusia, yaitu Thomas Alva Edison. Untuk menyalakan lampu pijar, dibutuhkan sumber energi yang bisa memanaskan kawat pijar yang berada di pusat bagian dalam bohlam.

Karena mengandalkan panas, lampu pijar lebih cepat terbakar dan tidak bisa terpakai lagi. Nyala lampu pijar berwarna kuning. Lampu jenis ini biasanya bertahan hingga 8 bulan. Meskipun harganya terbilang murah, lampu pijar terhitung kurang awet jika ingin hemat energi dan biaya.

2. Lampu Neon

Jenis lampu selanjutnya adalah lampu neon. Tenaga elektrik guna merangsang penguapan merkuri yang hasilkan gelombang UV dimanfaatkan oleh lampu jenis ini. Dari proses tersebut, dihasilkan fosfor berpendar yang memproduksi cahaya yang cukup menyilaukan indera penglihatan.

Karena pancaran cahayanya yang sangat silau, lampu neon kurang sesuai jika dipakai sebagai penerangan untuk rumah tanga. Selain itu, kandungannya berupa merkuri juga tidak sehat bagi mata dan kulit manusia.

3. Lampu Neon Kompak (Compact Fluorescent Ligths)

Istilah dalam bahasa Inggrisnya adalah Compact Fluorescent Ligths (CFL). Lampu neon kompak memiliki ciri yang hampir sama dengan lampu pijar, yaitu bentuk, ukuran, serta pancaran cahayanya.

Berbeda dengan lampu pijar yang memanfaatkan energi panas, lampu neon kompak membutuhkan tenaga elektrik untuk menyalakannya. Selain itu, lampu jenis ini bisa bertahan hingga tujuh kali lebih lama dari lampu pijar.

Banyak yang menyebutkan bahwa lampu neon kompak adalah versi kecil dari lampu neon. Lampu ini dapat digunakan sebagai sumber cahaya untuk keperluan rumah tangga seperti dapur, ruang makan, atau taman. Namun, lampu neon kompak mengandung sedikit merkuri. Sehingga penggunaannya dihimbau agar tetap dibatasi.

3 dari 3 halaman

Kelebihan dan kekurangan jenis lampu yang ada

4. HID (High Intensity Discharge)

Lampu HID memiliki pancaran cahaya yang sangat terang. Bahkan, daya tahannya mampu mencapai hingga 20 ribu jam. Sayangnya, jenis lampu ini memancarkan radiasi UV yang cukup besar. Saat digunakan, dibutuhkan filter yang berfungsi untuk menyaring radiasi.

Lampu HID umumnya digunakan untuk menyinari area yang sangat luas. Misalnya, untuk keperluan acara besar seperi di stadion, gor, atau lapangan.

5. Halogen

Lampu halogen dibuat dengan campuran bahan gas mulia dan sedikit gas halogen. Dua gas tersebut digunakan untuk mengisi bagian dalam bola lampu. Strukur lampu halogen terdiri atas tiga bagian utama yakni tabung lampu, filamen dan penyokong filamen.

Filamen yang digunakan lampu halogen sama dengan lampu pijar, yaitu wolfram atau yang biasa disebut tungsten. Energi listrik digunakan untuk menyalakan lampu ini. Lampu halogen biasanya memiliki reflektor yang berfungsi untuk memperkuat cahaya yang dipancarkan.

6. Hybrid Halogen CFL

Jenis lampu yang keenam ini adalah kombinasi dari tiga lampu yang telah disebutkan sebelumnya, yaitu CFL, halogen, dan lampu pijar. Meski ukurannya kecil seperti lampu pijar, lampu hybrid ini memiliki cahaya yang lebih terang dan lebih tahan lama.

Tidak seperti lampu HID yang kurang aman untuk keperluan rumah tangga, lampu hybrid cukup aman dan efisien karena telah memperoleh sertifikat dari Environmental Protection Agency dan US Department of Energy. Untuk aspek ketahanannya, lampu hybrid sanggup menyala 8 kali lebih lama dibanding lampu pijar.

7. LED

Selanjutnya adalah lampu LED. Lampu ini akan menyala jika dialiri listrik. Cahaya yang dipancarkan lewat aliran listrik tidak menghasilkan panas yang berlebih seperti lampu pijar. Oleh karena itu, lampu LED terasa lebih dingin karena tidak membuat panas ruangan.

Selain itu, lampu LED juga menawarkan pilihan warna yang beragam seperti putih, kuning, biru, dan warna lainnya. Jenis lampu ini disebut-sebut tergolong paling hemat energi di antara jenis lampu lainnya. Namun, harganya cukup mahal.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini