Liputan6.com, Jakarta Para sineas dari negeri Tiongkok yang tergabung dalam National Theatre of China dikabarkan telah berkunjung selama dua hari ke Banyuwangi. Kunjungan yang turut diikuti oleh perwakilan dari kementerian Tiongkok ini difasilitasi langsung Kementerian Pariwisata.
Menurut informasi yang diperoleh Liputan6.com, Selasa (25/8/2015), maksud kedatangan para sineas ini tidak lepas dari rencana menjadikan Banyuwangi sebagai lokasi syuting film Twin Flower, yaitu film drama komedi yang disutradarai oleh Shujuan Liu.
Baca Juga
Hardinata Chung, pemerhati budaya Indonesia – Tionghoa yang ikut bersama rombongan menuturkan, “Mereka kaget ternyata ada daerah yang bertetangga dengan Bali yang sama-sama indahnya, nemun masih punya kelebihan lain. Budaya serta hubungan sosial antar masyarakatnya masih terasa kental. Ini yang bikin mereka ingin bikin lokasi syuting di sini.”
Advertisement
Lebih jauh Hardi mengungkapkan, alasan lain yang membuat mereka ingin membuat film di Banyuwangi adalah kedekatan historis antara Tiongkok dan Banyuwangi. “Konon Kaisar Ming II pernah berkunjung ke Banyuwangi, bahkan ada yang bilang juga dimakamkan di sini,” ujar Hardi.
Kedekatan historis tersebut tidak hanya didukung oleh cerita sejarah saja, melainkan juga berbagai bukti autentik yang hingga kini masih bisa ditemukan. “Model bangunan klentengnya, hingga corak kuno batik Banyuwangi memperkuat dugaan tersebut. Ada motif batiknya yang menyiratkan simbol-simbol kekaisaran,” tambahnya.
Sementara itu, Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas dalam keterangannya menyambut baik rencana Banyuwangi sebagai lokasi syuting film. Bagi dirinya, hal ini merupakan kesempatan bagi Banyuwangi untuk dikenal luas di seluruh daratan Tiongkok.
“Dengan hadirnya film ini saya yakin dapat menarik wisatawan Tiongkok untuk datang ke Banyuwangi. Apalagi tadi dikatakan, setiap tahunnya terdapat 150 juta wisatawan asal Tiongkok. Ini potensi besar bagi kita,” ujarnya.
Selama dua hari kunjungannya ke Banyuwangi, para sineas ini sempat mengunjungi Kelenteng Hoo Tong Bio, Desa Adat Kemiren, dan pusat kerajinan batik Cluring. Tak hanya itu, mereka juga sempat menonton perhelatan Jazz Ijen 2015 yang memukau.
(ibo/igw)