Sukses

Bolehkah Potong Kuku sebelum Mandi Junub?

Bolehkah potong kuku saat kondisi belum mandi junub? Ini jawaban tentang hukumnya.

Liputan6.com, Jakarta - Dalam Islam, ketika seseorang berada dalam keadaan junub, misalnya setelah hubungan intim atau mimpi basah, ada beberapa hal yang tidak diperbolehkan dilakukan sebelum mandi besar atau mandi junub.

Misalnya, sholat. Sholat wajib maupun sunnah haram dilakukan oleh seseorang yang belum mandi junub.

Pertanyaan mengenai hal-hal yang tak diperbolehkan ini kemudian berkembang ke aktivitas lain. Semisal, potong rambut atau potong kuku.

Lantas, bolehkah seseorang yang masih dalam kedaan junub alias belum mandi wajib atau besar memotong kuku?

Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang aturan termasuk mengenai keadaan junub dan aktivitas yang diperbolehkan atau tidak diperbolehkan, sebaiknya baca artikel ini sampai selesai.

 

Simak Video Pilihan Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Hukum Memotong Kuku dalam Keadaan Junub

Mengutip voa-islam.com, seseorang yang sedang junub, karena mimpi atau hubungan suami istri- boleh mencukur rambutnya atau memotong kukunya sebelum mandi. Karena hukum asal melakukan semua itu adalah boleh.

Tidak ada dalil shahih yang melarangnya. Siapa yang melarang mengerjakan itu maka wajib mendatangkan dalil.

Syaikh Al-‘Allamah Abdullah bin Abdul Aziz bin Bazz rahimahullah berkata dalam salah satu fatawanya,

ولا بأس أن يقلم أظفاره ويقص شاربه ويحلق عانته قبل الغسل لا حرج في ذلك، سواء فعله قبل الغسل أو بعده لا يضر، تقليم أظفاره حلق عانته - وهي الشعرة - قص شاربه نتف إبطه لا يضر ولو قبل الغسل

“Tidak apa-apa dia (junub) memotong kuku-kukunya dan mencukur kumisnya serta mencukur rambut kemaluan sebelum mandi. Tidak apa-apa melakukan itu. Baik ia lakukan itu sebelum mandi atau sesudahnya maka itu tidak membahayakan. Memotong kuku, mencukur bulu kemaluan, mencukur kumis, dan mencabut bulu ketiak tidak apa-apa walaupun sebelum mandi.” (Fatwa Nur ‘Ala al-Darb, Judul: Hukmu Taqlim al-Adhfar wa Halq al-Lihyah Li al-Junub)

Memang terdapat keterangan dalam sebagian madzab fiqih tentang larangan mencukur rambut dan memotong kuku bagi orang junub sehingga dia mandi.

3 dari 3 halaman

Pro Kontra Pendapat Ulama

Dalam Syarh al-Iqna’ Li Matn Abi Syuja’ (1/60), dalam pandangan Fiqih Syafi’iyah yang disebutkan dalam Ihya’ Ulumid Dien, milik Imam al-Ghazali, “orang yang sedang junub tidak boleh mencukur (rambut), atau memotong (kuku), atau mencukur rambut kemaluan, atau mengeluarkan darah, atau memotong sebagian anggota tubuh.”

Alasannya, kelak anggota tubuh itu akan dikembalikan di akhirat kepada pemiliknya dalam kondisi junub. Ia akan menuntut pemiliknya.

Syaikh ‘Athiyyah Shaqar mengmentari pandangan ini,

لكن هذا الكلام لا دليل فيه على منع ذلك أثناء الجنابة، ولا في مطالبة الجزء المفصول بجنابته يوم القيامة

“Tetapi perkataan ini tidak ada dalil tentangnya yang melarang melakukan itu saat junub. Tidak pula ada dalil yang menerangkan tuntutan anggota tubuh yang terputus itu karena masih dibiarkan dalam kondisi junub di hari kiamat.”

Kemudian beliau menukil jawaban Syaikhul Islam Taimiyah yang pernah mendapat pertanyaan serupa. Beliau menjawab, “terdapat hadits shahih dari Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam saat menyebutkan tentang junub, ‘sesungguhnya seorang mukmin tidak najis saat hidup dan matinya’.”

Beliau berkata, “aku tidak tahu ada dalil syar’i yang memakruhkan untuk menghilangkan rambut dan kuku orang junub. Bahkan Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda kepada orang yang baru masuk Islam, “hilangkan rambut kekufuran dari dirimu dan berkhitanlah”.

Beliau perintahkan kepada orang baru masuk Islam melakukan hal tadi dan tidak memerintahkannya untuk menunda khitan dan mencukur rambut sehingga mandi. Kemutlakan sabda beliau ini menuntut bolehnya melakukan dua hal ini. Demikian pula wanita haid diperintahkan untuk menyisir rambut saat mandi, padahal menyisir rambut akan menghilangkan sebagian rambut.

Maka kesimpulannya, tidak ada kemakruhan (larangan) hal itu. Adapun pendapat yang telah disebutkan dalam larangan ini tidak memiliki dasar.”

Imam ‘Atha berkata, “orang yang junub boleh berbekam, memotong kukunya, dan mencukur rambutnya walaupun ia belum berwudhu’.” (Diriwayatkan oleh al-Bukhari)

Kesimpulannya, orang yang sedang junub tidak dilarang mencukur rambut dan kumisnya serta memotong kukunya sebelum ia mandi. Wallahu A’lam.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda Cingebul

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.