Sukses

Sedekah Energi Hadirkan Listrik Bertenaga Surya untuk Masjid di Kaki Gunung Rinjani

Melalui program Sedekah Energi yang diinisiasi oleh MOSAIC atau Kolaborasi Umat Islam untuk Dampak Iklim, panel surya berkapasitas total 4.700 WP telah berfungsi sehingga bermanfaat memenuhi berbagai kebutuhan listrik operasional masjid hingga kegiatan sosial dan ekonomi warga.

 

Liputan6.com, Jakarta Jamaah Masjid di Pondok Pesantren Yayasan Al Ma’hadul Islami (YAMI) memulai ibadah di bulan suci Ramadhan 1444 H dengan energi bersih.

Melalui program Sedekah Energi yang diinisiasi oleh MOSAIC atau Kolaborasi Umat Islam untuk Dampak Iklim, panel surya berkapasitas total 4.700 WP telah berfungsi sehingga bermanfaat memenuhi berbagai kebutuhan listrik operasional masjid hingga kegiatan sosial dan ekonomi warga.

"Lebih dari sebagai tempat ibadah, masjid merupakan pusat kegiatan sosial bagi masyarakat. Untuk itu, sudah menjadi tanggung jawab kita bersama untuk menyebarkan kesadaran tentang pentingnya peralihan ke sumber energi terbarukan, mulai dari masjid," kata Dewan Pengarah MOSAIC dari Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama (LPBI NU) Muhammad Ali Yusuf, Kamis (30/3/2023).

Melalui Sedekah Energi, MOSAIC berupaya mendorong penggunaan energi yang tidak merusak lingkungan dan minim polusi sebagai salah satu solusi dari permasalahan iklim. Selain itu, MOSAIC juga mendorong kolaborasi kelompok muslim untuk muncul sebagai pemimpin yang Rahmatan lil Alamin dalam menjawab tantangan dampak iklim melalui pendekatan yang sejalan dengan nilai-nilai keislaman.

Sedekah Energi

Inisiatif Sedekah Energi yang pertama dilaksanakan di masjid Al Ummah Al Islamiyah PP Yami, Sembalun, Lombok Timur. Terletak di kaki gunung Rinjani, warga setempat sering terkendala dengan ketersediaan air dan listrik.

“Masalah yang kami hadapi adalah kekeringan. Kemarin karena keterbatasan aliran listrik, kami kekurangan air. Untuk berwudhu saja, jamaah harus pulang ke rumah. Kami bahkan harus membeli air menggunakan truk jungkit untuk disalurkan ke masyarakat," jelas Takmir Masjid di PP Yami. Muhammad Syahidul Wathan.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Penuhi Kebutuhan Listrik

Panel surya yang telah terpasang memenuhi 100 persen kebutuhan listrik masjid yang menjadi pusat aktivitas ibadah dan sosial bagi lebih dari 100 jamaah.

Listrik yang dihasilkan juga akan membantu penerangan dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah dan jalan di sekitar masjid. Selain itu, tujuh rumah warga akan mendapatkan subsidi aliran listrik dari panel surya masjid, dan pompa air yang telah terbengkalai akan kembali menyala sehingga dapat membantu pengairan kebun di sekitar masjid dan milik warga, termasuk milik komunitas perempuan tani.

Koordinator Sedekah Energi Elok Faiqotul Mutia menjelaskan bahwa selain memberikan bantuan berupa panel surya, warga juga mendapatkan pelatihan dan transfer pengetahuan secara intensif.

“Di Sembalun kami telah memberi pelatihan pemeliharaan dan pengoperasian panel surya kepada 14 warga laki-laki dan 5 orang perempuan. Dengan demikian diharapkan 19 warga tersebut dapat mengambil peran dalam pemeliharaan mandiri, sehingga panel surya dapat berfungsi dengan baik hingga 25 tahun mendatang," ungkapnya.

 

3 dari 3 halaman

Sedekah 2 Arah

Dengan demikian, sedekah dapat terjadi melalui dua arah, yaitu sedekah untuk pengadaan teknis panel surya berikut peningkatan kapasitas masyarakat, serta sedekah dari masyarakat sekitar dalam mengelola dan merawat sistem panel surya tersebut.

Sedekah Energi adalah salah satu program lanjutan dari Kongres Umat Islam untuk Indonesia Lestari yang mulai diinisiasi pada 2021. MOSAIC merupakan kolaborasi hasil kerja sama berbagai elemen masyarakat yang terdiri dari organisasi Islam, media, hingga akademisi dan lembaga nirlaba yang berfokus pada solusi permasalahan iklim dan inovasi untuk mengurangi dampak negatif dari perubahan iklim.

“Melalui MOSAIC, dan Sedekah Energi khususnya, kami berharap akan semakin banyak pemimpin dan umat Islam yang peduli dan mengambil inisiatif solusi yang sistematis dan berkelanjutan untuk mengatasi dampak perubahan iklim dimulai dari lingkungannya masing-masing sebagai bagian dari upaya yang lebih besar untuk mengurangi dampak negatif perubahan iklim di Indonesia”, tutup Muhammad Ali Yusuf.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.