Sukses

Sejarah Ukaz Jadi Pasar Rakyat Arab Saudi

Satu lagi sejarah Islam selain Kota Makkah dan Madinah, yaitu Kota Ta'if.

Liputan6.com, Jakarta - Tak hanya Makkah dan Madinah yang menjadi kota saksi bisu sejarah Islam di Dunia. Kota Ta'if juga menjadi saksi perjalanan sejarah berkembangnya Islam di Arab Saudi.

Di Kota yang berada di ketinggian 1700 m di atas permukaan laut (mdpl) ini, rupanya banyak menyimpan bukti peninggalan sejarah berkembangnya agama Islam. Salah satunya adalah Pasar Ukaz.

Jika orang-orang modern mengenal pasar hanya sebagai tempat transaksi jual-beli, maka orang-orang Arab klasik tidak mengenal fungsi pasar hanya sebatas itu saja.

Jika orang-orang abad modern ini memahami bahwa pasar itu dibuka setiap hari, maka beda lagi dengan orang-orang Arab kuno, yang mana pasar itu bisa jadi hanya berlangsung satu tahun sekali.

Dan pasar yang paling terkenal bagi bangsa Arab kuno adalah Pasar Ukaz, seperti dikutip dari laman www.haji.kemenag.go.id, Rabu (5/9/2018).

Pasar Ukaz adalah pasar dimana para pedagang dan pebisnis mengadakan transaksi jual beli. Para politisi juga mengadakan lobi-lobi penting. Mereka merundingkan perdamaian, persekutuan, atau bahkan membicarakan rencana peperangan.

Di Pasar Ukaz ini pula, para penyair dan orator unjuk kemampuan untuk membacakan untaian kalimat indah yang mereka susun sekaligus mengungkapkan isu-isu hangat yang sedang terjadi.

Ukaz merupakan pasar kuno yang paling terkenal di Semenanjung Arabia. Nama tersebut diambil dari apa yang dikerjakan orang Arab di tempat tersebut. Mereka memamerkan prestasi dan nenek moyang mereka.

Pasar tersebut tercatat untuk pertama kalinya pada 500 Sebelum Masehi dan terletak di antara Ta'if dan Makkah, tepatnya di Kota Al-Athdia. Pasar terkenal diadakan bersamaan dengan pasar di Hadramaut.

Pasar ini melebihi pasar lainnya, baik dalam kemegahan, hubungan dagang, manifestasi syair, juga kesukuan dan dikunjungi oleh Suku Quraisy, Hawazin, Ghatafan, Aslam, Ahabish, Adl, ad-Dish, al-Haya, dan al-Mustaliq.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

2 dari 3 halaman

Rupa Barang Dagang dan Pertunjukan

Diadakan pada 15-30 Dzu al-Qa’dah, para pedagang membawa barang menggunakan unta atau keledai menuju Pasar Ukaz. Barang dagangan yang dijual pedagang Badui antara lain permadani, tenda, bulu domba, tembikar, peralatan, perhiasan, parfum, hasil bumi, dan rempah-rempah.

Di pasar Ukaz juga diadakan berbagai pertunjukan, baik syair maupun nyanyian. Para penyair dan penyanyi datang ke Ukaz untuk berpartisipasi dalam lomba syair dan nyanyian tersebut. Menurut arkeolog Saudi yang telah mempelajari daerah ini, memperkirakan Pasar Ukaz berakhir sampai 760 sesudah Masehi.

Quraisy merupakan suku Arab yang terkenal, yang di dalamnya termasuk Nabi Muhammad SAW, mempunyai gagasan untuk mempunyai sebuah tempat orang Arab dapat berkumpul dan bersatu untuk melawan musuh.

Mereka pun memilih tempat tersebut adalah Ukaz. Tempat itu merupakan pasar ketika para calon haji tiba di Makkah dan pergi selama empat bulan ke tempat tersebut.

Orang Arab mempunyai bulan khusus yang selama itu disepakati oleh mereka untuk tidak menggunakan senjata atau memulai berperang. Terhadap mereka diberikan jaminan atas keselamatan di lingkungan kota tersebut untuk melakukan aktivitas dan berdagang.

Sebagai perbandingan terhadap mal yang modern, Ukaz tidak hanya menawarkan barang untuk dijual, tetapi pengunjung mempunyai banyak hal untuk dikerjakan disamping berbelanja.

Mereka masing-masing memperoleh tantangan untuk membuktikan siapa yang terbaik sebagai pembuat syair di Arab. Mereka membanggakan prestasi sukunya dan mereka juga mencoba menyelesaikan perselisihan dan pertentangan antarsuku.

 

3 dari 3 halaman

Tak Hanya Berjualan

Sejak pasar dibuka, banyak aktivitas budaya di pasar tersebut membantu memelihara dan melindungi bahasa Arab, membantu menghasilkan syair-syair yang baik, dan mendorong para penyair untuk menghasilkan syair lebih banyak.

Nabi Muhammad SAW mengunjungi pasar sebanyak tujuh kali dan mencoba untuk menjelaskan kepada orang Arab tentang Islam di pasar tersebut.

King Faisal ibn Abdul Aziz meminta kepada para ahli dan ilmuwan untuk mengidentifikasi lokasi dari Ukaz dengan mencari kembali catatan kuno dan dokumen sejarah yang akhirnya diputuskan lokasinya di dekat Ta'if di tempat yang dikenal Al-Athdia.

Setelah 1300 tahun, pasar tersebut dioperasikan kembali dan diresmikan oleh Gubernur Makkah, Pangeran Khalid Al-Faisal, putra Raja Faisal. Peristiwa tersebut berlangsung selama tujuh hari, terjadi penjualan bermacam-macam barang dan bahan, baik tradisional maupun modern.

Di tempat tersebut juga terdapat tulisan syair Arab kuna dalam emas dan diperuntukkan untuk pengunjung untuk melihatnya dan diramaikan oleh penyanyi Arab terkenal.

Pasar ini diprediksi pertama kali diadakan sebelum tahun 500 Maseho. Pasar Ukaz bukanlah sekedar pasar biasa. Ia adalah pekan raya kebanggan masyarakat Arab.

Di sana terdapat perniagaan, pameran budaya, penyebaran agama, hingga aktivitas politik. Ukaz juga sebagai media informasi tentang info-info yang terjadi di masyarakat jazirah.