Sukses

7 Makanan Fermentasi Terbaik untuk Pencernaan, Penuh Nutrisi

Makanan fermentasi terbaik untuk pencernaan mengandung banyak nutrisi.

Liputan6.com, Jakarta Makanan fermentasi terbaik untuk pencernaan mengandung banyak nutrisi. Makanan fermentasi sendiri merupakan jenis makanan yang diolah dengan bantuan mikroorganisme seperti bakteri, ragi, dan lainnya.

Makanan fermentasi tidak hanya meningkatkan daya simpan makanan dan kaya gizi, tapi juga dapat membantu menambah bakteri baik dalam usus. Semakin banyak bakteri baik dalam usus, maka sistem pencernaan kamu akan semakin lancar.

Makanan fermentasi bisa kamu konsumsi secara teratur untuk melancarkan pencernaan. Makanan seperti tahu, tempe, kecap, hingga tapai mungkin merupakan makanan fermentasi yang cukup sering ditemui sehari hari. Namun tidak semua makanan tersebut baik untuk pencernaan.

Berikut Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Jumat (6/12/2019) tentang makanan fermentasi terbaik untuk pencernaan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Yoghurt dan Kefir

Yoghurt

Makanan fermentasi terbaik untuk pencernaan yang pertama adalah yoghurt. Yoghurt terbuat dari susu yang difermentasi dengan mikroorganisme tertentu untuk menambah kandungan gizinya.

Yogurt mengandung banyak nutrisi penting yang baik untuk tubuh, seperti kalsium, kalium, fosfor, vitamin B2, dan vitamin B12. Tak hanya itu, setiap satu cangkir yogurt mengandung miliaran probiotik yang bermanfaat untuk menjaga kesehatan pencernaan.

Bahkan, orang dengan intoleransi laktosa diperbolehkan makan yogurt. Ini karena kandungan probiotik dalam yogurt dapat membantu mencerna kandungan gula dalam susu (laktosa). Dengan begitu, kamu tidak akan mengalami reaksi alergi apa pun saat dan setelah makan yogurt.

Kefir

Makanan fermentasi terbaik untuk pencernaan selanjutnya adalah kefir. Susu kefir terbuat dari susu yang diolah dengan biji kefir, kemudian difermentasikan dengan ragi dan bakteri. Proses fermentasi ini menghasilkan kefir dengan tekstur yang lebih cair tapi dengan rasa yang lebih tajam daripada yoghurt.

Sebuah penelitian kecil membuktikan bahwa sebanyak 15 orang dengan intoleransi laktosa cenderung lebih mampu mencerna lebih baik setelah mengonsumsi kefir. Padahal sebelumnya, kandungan laktosa pada produk susu dapat membuat peserta mengalami kram, kembung, dan diare.

Dibandingkan dengan yogurt, kefir justru mengandung tiga kali lebih banyak probiotik yang dapat membantu memecah laktosa. Hal ini membuat kandungan gula dalam kefir jadi lebih mudah dicerna oleh tubuh, terutama pada orang-orang dengan intoleransi laktosa.

3 dari 4 halaman

Tempe dan Acar

Tempe

Tempe merupakan salah satu makanan fermentasi terbaik untuk pencernaan. Tempe mungkin sudah menjadi salah satu makanan yang sering dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia sehari-harinya.

Bagaimanapun, tempe termasuk salah satu sumber protein nabati yang murah, mudah didapatkan, dan tentunya padat gizi. Pasalnya, tempe mengandung kaya asam amino esensial yang dibutuhkan untuk metabolisme dan kesehatan tubuh.

Tidak hanya itu, makanan yang terbuat dari fermentasi kedelai ini juga kaya probiotik. Probiotik dari tempe dapat menambah jumlah bakteri alami dalam usus. Semakin banyak probiotik, maka sistem pencernaan jadi semakin lancar dan terhindar dari sembelit.

Acar

Makanan fermentasi satu ini terbuat dari campuran timun, wortel, dan bawang yang dipotong-potong, kemudian difermentasi dengan gula, garam, dan cuka sehingga rasanya sangat segar saat disantap bersama makanan lainnya.

Saat sayuran tersebut difermentasi, bakteri baik di dalam cuka dapat membantu memecah gula dan selulosa yang sulit dicerna dalam makanan. Bakteri inilah yang membantu menjaga makanan tetap awet sekaligus menambah jumlah bakteri baik dalam usus. Biasanya acar dijadikan menu tambahan saat makan nasi goreng.

4 dari 4 halaman

Kimchi, Miso, dan Kombucha

Kimchi

Kimchi merupakan makanan yang terbuat dari fermentasi kubis atau lobak, yang ternyata juga bisa melancarkan pencernaan. Bagi kamu penyuka makanan korea, tentunya sudah tidak asing lagi dengan Kimchi.

Sebuah penelitian dari Journal of Medicinal Food tahun 2013 membuktikan bahwa rutin mengonsumsi kimchi dapat membantu mengurangi resistensi insulin dan kolesterol darah.

Namun, kamu harus hati-hati dengan kandungan asam dan rasa pedas dalam kimchi. Jika kamu tidak kuat dengan rasa asam dan pedasnya, sebaiknya batasi porsi kimchi untuk menjaga asam lambung.

Miso

Masih seputar makanan khas negara lain, sekarang ada Miso dari Jepang. Miso merupakan bumbu khas Jepang yang terbuat dari fermentasi kacang kedelai.

Di Jepang, miso sering diolah menjadi sup yang jadi andalan saat musim dingin. Tak hanya baik untuk kesehatan pencernaan, miso juga diklaim bisa memperkecil risiko kanker payudara pada perempuan.

Kombucha

Kombucha adalah sejenis teh yang terbuat dari teh hitam atau teh hijau yang difermentasi dengan beberapa ragi dan bakteri. Karena itu teh kombucha ini mengandung berbagai zat seperti asam asetat, folat, asam amino esensial, vitamin B, vitamin C, dan alkohol.

Kandungan bakteri dalam teh kombucha membuat teh ini cenderung beraroma tajam. Meski begitu, hal ini justru pertanda baik karena bakteri tersebut dapat meningkatkan kesehatan usus.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini