Sukses

Taylor Swift Dituduh Pro Israel dan Masuk Daftar Blockout 2024, Begini Reaksi Swifties

Taylor Swift Masuk Dalam Daftar Blockout 2024, Kok Diam Saja Soal Palestina?

Liputan6.com, Jakarta - Tanda pagar (hastag) 'Blockout 2024' yang ramai baru-baru ini digagas untuk mengangkat isu kemanusiaan di Palestina dengan cara memboikot para selebritas yang tidak bersuara terkait konflik antara Palestina dan Israel.

Salah satu target gerakan ini adalah Taylor Swift, penyanyi papan atas yang baru-baru ini merilis album baru berjudul 'The Tortured Poets Department'.

Taylor Swift, yang dikenal sebagai penyanyi perempuan terkemuka di dunia saat ini, telah membangun reputasi besar di industri musik dengan tur 'Eras Tour' yang bahkan disebut sebagai 'Swiftonomics' oleh Universitas Northeastern, AS.

Tur ini tidak hanya berdampak ekonomi dengan perkiraan total pendapatan lebih dari 10 miliar USD menurut Asosiasi Perjalanan AS, tapi juga meningkatkan penjualan berbagai produk terkait konsernya, seperti tiket, akomodasi, transportasi, merchandise, dan pakaian khusus untuk pertunjukan.

Menurut laporan dari The National, penggemar Taylor Swift, yang dikenal sebagai 'Swifties', memiliki antusiasme yang besar. Contohnya, saat Swift hadir di pertandingan sepak bola pacarnya, Travis Kelce, penjualan jersey Kelce melonjak 400 persen, dan rating penonton NFL mencapai puncaknya.

Meskipun demikian, hingga saat ini Taylor Swift belum memberikan pernyataan resmi terkait konflik Israel dan Palestina, yang membuatnya menjadi sasaran kritik dan tuduhan sebagai seorang zionis oleh sebagian netizen.

Banyak yang percaya bahwa kepopuleran dan pengaruhnya dapat digunakan untuk menyuarakan isu kemanusiaan tersebut dan memberikan sorotan yang lebih besar atas situasi di Palestina.    

2 dari 3 halaman

Taylor Swift Diduga Berafiliasi dengan Para Zionis Gegara Ini

Selain menjadi sorotan publik karena masih memilih untuk diam hingga saat ini, Taylor Swift juga dikecam karena banyak bekerja sama dengan orang atau brand yang sudah terkonfirmasi sebagai pro Israel.

Salah satunya adalah dengan berkolaborasi dan berteman dekat dengan Lana Del Rey, penyanyi lainnya yang menandatangani petisi 'No Hostage Left Behind' yang berisi tentang dukungan untuk Israel menyerang Palestina.

Taylor Swift juga menandangani kontrak dengan Disney+, salah satu platform streaming online yang diketahui berdonasi untuk IDF. Serta masih banyak aktivitas Taylor lainnya yang berafiliasi dengan Zionis.

Hal ini mengundang banyak kecaman dari netizen di media sosial Twitter, Instagram bahkan TikTok.

"Taylor Swift terkait dengan Zionis, film dokumenter Era's Tour-nya yang streaming di Disney+ juga diketahui pro-Zionis dan semua orang tampaknya mengabaikannya. Berhenti mendukungnya, berhenti mendukung musiknya, berhenti berpura-pura mendukungnya!!" tulis akun @infxxx di media sosial X pada Rabu, 15 Mei 2024

3 dari 3 halaman

Masih Banyak Swifties yang Membela Taylor Swift

Gerakan #blockout2024 memberikan sedikit efek pada Taylor Swift. Menurut HuffPost, Taylor Swift dilaporkan kehilangan sekitar hampir 150 ribu pengikut di Instagram sejak gerakan tersebut dimulai. Namun, ternyata masih banyak penggemar nya yang tidak rela untuk memblokir penyanyi berumur 34 tahun tersebut.

Pada media sosial X, terdapat forum diskusi mengenai tanggapan para Swiftie mengenai Taylor Swift yang masuk ke dalam daftar #blockout2024. Respons yang didapatkan rata-rata mengungkapkan bahwa mereka tidak mengikuti gerakan tersebut.

"Engga dulu kalo saya sih, Menurutku yang kek gini (gerakan #blockout2024) biasanya banyak yang virtue signaling," tulis akun @kunxxx (12/5/2024).

"Apaan sih, kenapa selebriti yang engga ngapa-ngapain ikut kena. Kenapa gak politisi sama pemerintah aja," timpal akun @hadxxxx.

"Perasaan yang lagi rame tuh yang ngeblok yang dateng ke Met Gala deh, kok Taylor Swift kena? Makin ke sini makin aneh, aku sih ngeboikot orang-orang yang jelas dukung Israel aja," tulis akun @croxxxx.