Sukses

Kacamata Ini Rahasia Timnas Australia Bisa Tidur Saat Piala Dunia

Liputan6.com, Jakarta Sebuah alat canggih digunakan oleh tim nasional Australia di Piala Dunia 2018 demi membantu mereka beristirahat. Selain itu, alat yang diperkenalkan oleh kepala ilmu olahraga Australia, Craig Duncan ini membantu jam tubuh pemain untuk menyesuaikan diri dengan zona waktu yang berbeda.

Alat yang berbentuk kacamata ini digunakan mereka saat melakukan penerbangan jarak jauh. Hal ini membuat Timnas Australia lebih siap dan tidak lesu saat pertandingan.

Dikutip dari The Sun pada Jumat (22/6/2018), tim asal negeri kanguru itu menggunakan sebuah perangkat bernama Re-Timer. Sebuah kacamata terapi cahaya yang membantu mereka tertidur saat di Rusia.

Kacamata ini berharga 149 poundsterling atau sekitar Rp 2,8 juta. Kacamata ini sempat diperkenalkan oleh Craig Duncan sebelum kualifikasi Piala Dunia pada 2017.

 

Pada November lalu, ketika Timnas Australia terbang kembali dari Honduras untuk pertandingan mereka, beberapa pemain menggunakan kacamata ini dalam perjalanan ke Sydney.

Re-Timer diciptakan oleh psikolog yang mendalami bidang tidur Leon Lack dan Helen Wright dan dikembangkan para peneliti di Adelaide's Flinders University. Ini adalah perangkat ringan yang dikenakan seperti kacamata lebih canggih.

Di kacamata tersebut ada deretan lampu LED yang berwarna dan memiliki kecerahan yang membantu Anda mengatur ritme sirkadian dengan tepat.

Bisa dibilang, yang mereka lakukan adalah membantu manipulasi produksi melatonin (hormon yang dibutuhkan tubuh untuk tidur) di mata.

 

Saksikan juga video menarik berikut ini:

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Menyesuaikan Jam Tubuh

Dalam situsnya, Re-Timer juga menawarkan kalkulator waktu tidur, kalkulator jet-lag dan beberapa aplikasi lainnya.

"Kami mengembangkan perangkat ringan ini menjadi portabel, khususnya karena sebelumnya Anda harus duduk di depan kotak lampu besar," ujar Profesor Lack pada ABC News.

Para pemain sendiri diminta untuk tetap mengenakan kacamata ini selama sebagian pertama dalam penerbangan 18 jam yang melelahkan. Kemudian, mereka diminta melepasnya sejak penerbangan berikutnya dari Honolulu untuk beristirahat.

Menurut Lack, para pemain akan kesulitan untuk menyesuaikan tubuh mereka untuk pertandingan kualifikasi kedua Piala dunia jika mereka tidak mengenakan Re-Timer.

"Itu berarti mereka akan bermain pada jam tubuh mereka sekitar pukul 02.00 pagi. Bukan waktu yang paling tepat," ujarnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.