Bahaya Kaki Pendek Sebelah Ditangani Pengobatan Alternatif

Liputan6.com, Jakarta Penanganan untuk kondisi kaki pendek sebelah tidak boleh sembarangan. Tidak bisa diserahkan begitu saja ke tukang urut atau pengobatan alternatif. Sebab, penanganan kaki pendek sebelah harus menyeluruh.

"Dari awal (dokter) harus tahu pendek sebelah karena apa. Lalu foto rontgen ada atau tidak. Setelah itu akan dibuat rencana ke depan, perlu operasi atau tidak. Setelah operasi pun kira-kira masih membutuhkan fisioterapi atau tidak. Penanganan untuk kondisi ini cukup kompleks, karena tidak semua pasien selalu sama," kata dr Andjar Bhawono SpOT kepada Health Liputan6.com belum lama ini.

Dokter spesialis bedah ortopedi dari Rumah Sakit MMC Kuningan, Jakarta Selatan, ada sejumlah faktor yang jarang, atau bahkan hampir tidak pernah, diperhatikan oleh tukang urut atau pengobatan alternatif dalam menangani pasien kaki pendek sebelah. Baca juga: 3 Penyebab Kaki Selalu Goyang Saat Duduk

Salah satu yang luput dari perhatian mereka adalah dampak ekonomi dari pasien tersebut setelah menjalani pengobatan. Menurut Andjar, bersyukur para pasien yang dapat kembali berjalan normal karena ditangani oleh pengobatan alternatif yang bertanggung jawab. Bagaimana dengan pasien-pasien yang mungkin kurang beruntung, yang hanya mendapat janji-janji manis dari "sang ahli"?

"Nilai kerugian dari pendapatan si pasien ini yang nggak pernah dihitung. Sebagai contoh, misalkan si pasien adalah tukang jualan. Kalau kaki dia kembali normal, bisa jualan sampai 10 botol air mineral atau bahkan lebih. Kalau yang tidak, baru dua mobil, sudah lepas karena kecapaian. Ini yang nggak pernah diperhatikan," kata Andjar menambahkan.

Selama mengabdikan diri sebagai dokter spesialis ortopedi, tidak terhitung sudah berapa kali Andjar merevisi pasien kaki pendek sebelah dari tukang urut karena pertumbuhan tulang tidak sesuai dengan aksisnya. Setelah dicek kembali, tulang kaki pasien tersebut bergeser sedikit demi sedikit sehingga aktivitas fisik yang pasien lakukan tidak optimal.

Baca juga: Mandi Telanjang Kaki di Gym, Telapak Pria Ini Bolong

"Mereka berpikirnya short term, sedangkan kita (medis) berpikir selalu long term," kata Andjar menambahkan.

Dalam sebuah wawancara yang dilakukan di ruangan pribadinya, ada satu cerita dari pasien kaki pendek sebelah yang dia bagikan. Berdasarkan penuturan Andjar, pasien tersebut adalah teman baiknya di sebuah komunitas motor besar.

Andjar sudah berkali-kali mengatakan kepada temannya itu untuk segera dioperasi. Pihak keluarga tidak mau, dan bersikeras membawa pasien tersebut ke tukang urut. Tiga bulan berlalu sejak "pengobatan" itu dilakukan, tidak ada tanda-tanda ke arah yang lebih baik. Kondisi pasien itu semakin parah, yang membuat dia harus dikeluarkan dari tempat kerjanya karena tak mampu tampil maksimal. Penghasilan yang perlahan-lahan berkurang membuat dia hampir saja bercerai dengan istri tercinta.

Baca juga: Setelah Melahirkan, Ukuran Kaki Wanita Lebih Besar

"Dia kemudian memutuskan untuk saya tangani. Pilihannya adalah operasi. Satu setengah bulan kemudian dia bisa beraktivitas dengan baik, bisa naik motor lagi, dan akhirnya pindah kerja. Perceraian itu tidak sempat terjadi," kata Andjar menekankan.

Faktor-faktor di atas, kata Andjar, yang tidak pernah diteliti oleh pengobatan alternatif, tapi diteliti oleh para medis. Seberapa besar ekonomi yang dikeluarkan atau kerugian yang didapatkan benar-benar dipikirkan dengan matang oleh para dokter dalam menangani pasien kaki pendek sebelah.

"Pengobatan alternatif memang murah, tapi ada uang puluhan juta yang harus hilang begitu saja karena cacat. Ini yang tidak pernah dihitung," kata Andjar.