Sukses

Dubes Vasyl Hamianin Kecam Perbuatan Rusia yang Hancurkan Banyak Infrastruktur Ukraina

Dubes Vasyl menyebut bahwa Rusia telah menghancurkan banyak infrastruktur dan melakukan pembunuhan massal terhadap Ukraina.

Liputan6.com, Jakarta - Duta Besar Ukraina untuk Indonesia Vasyl Hamianin kecam perbuatan Rusia yang sudah menghancurkan banyak infrastruktur negaranya. Ia juga berharap agar masyarakat Indonesia turut mengecam tindakan Rusia.

"Kita tidak berbicara tentang bom yang dijatuhkan pada infrastruktur sipil atau ke pemukiman saat warga sedang tidur. Yang kita bicarakan adalah tentang ebih dari 40 objek budaya, seperti museum, biara, gereja, yang dihancurkan oleh agresor Rusia," kata Vasyl dalam pernyataan pers secara virtual, Kamis (18/4/2024).

Vasyl menyebut bahwa salah satu pembangkit listrik terbesar di Ukraina turut diserang oleh rudal Rusia.

"Ini jaraknya kurang dari satu kilometer dari rumah saya, tempat anak-anak saya, kerabat saya, ayah mertua saya, sedang tidur. Jadi saya akan menceritakannya kepada Anda bukan hanya sebagai laporan dari suatu tempat tetapi sebagai laporan dari rumah saya," lanjut dia.

Lebih lanjut, Vasyl juga mengklaim bahwa Rusia telah melakukan 146.000 serangan, di mana 125.000 di antaranya sudah dianggap sebagai kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan.

"Pada dasarnya, ini adalah sesuatu yang ingin saya sampaikan kepada Anda tentang kejadian baru-baru ini di Ukraina. Dan saya berharap dengan bantuan dan dukungan Anda, kami akan mencoba mengembalikan perdamaian di Ukraina dan wilayah lain di planet kita," tutur Vasyl.

"Kami akan berdoa untuk perdamaian. Tidak hanya di Ukraina, tapi di mana pun di mana kita melihat penderitaan rakyat sipil dari berbagai negara," lanjutnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Rusia Intensifkan Serangan di Wilayah Timur Ukraina

Beberapa hari lalu, pasukan Rusia membuat kemajuan signifikan di wilayah timur Ukraina dekat kota industri Avdiivka. Hal ini disampaikan oleh panglima tertinggi Ukraina, Oleksandr Syrskyi, pada Sabtu (13/4/2024), melalui saluran pesan teks Telegram.

"Situasi di front timur telah memburuk secara signifikan dalam beberapa hari terakhir," kata Syrskyi, dikutip dari VOA Indonesia, Senin (15/4).

Dia menambahkan bahwa tentara Rusia mengintensifkan serangannya di sepanjang garis depan yang panjangnya lebih dari 1.000 kilometer setelah pemilihan presiden di Rusia pada bulan lalu.

Cuaca yang lebih hangat dan lebih kering juga berperan dalam meningkatnya serangan Rusia, sehingga kendaraan berat mereka dapat bergerak lebih cepat melintasi medan yang kering.

3 dari 4 halaman

Rusia Rebut Desa Pervomaiske

Kementerian Pertahanan Rusia mengumumkan pasukannya telah "membebaskan" desa Pervomaiske di wilayah Donetsk, sekitar 11 kilometer sebelah barat kota Avdiivka yang sebagian besar hancur. Rusia merebut Avdiivka pada pertengahan Februari 2024.

Ukraina belum mengonfirmasi kekalahan di Pervomaiske. Militer Ukraina pada Jumat (12/4) menegaskan bahwa mereka telah berhasil menghalau serangan terhadap desa tersebut.

Dalam informasi terbaru melalui Telegram pada Sabtu (13/4), militer Rusia mengatakan pasukan Moskow juga telah merebut Bohdanivka, desa timur lainnya yang dekat dengan Kota Bakhmut -- yang terkenal dengan pengepungan berdarah dan kemudian direbut oleh pasukan Rusia sembilan bulan lalu.

Tak lama setelah itu, Kementerian Pertahanan Ukraina membantah klaim Bohdanivka telah direbut Rusia dan mengatakan “pertempuran sengit” masih berlangsung di sana.

4 dari 4 halaman

Sejumlah Wilayah Masih Dikuasai Rusia

Ukraina juga mengatakan situasi di sekitar kota garis depan timur Chasiv Yar, sebelah barat Bakhmut, masih “sulit dan tegang” karena daerah tersebut terus-menerus diserang.

Syrskyi mengakui bahwa pasukan Rusia telah "secara aktif menyerang" posisi Ukraina di tiga wilayah di wilayah timur Donetsk, dekat Kota Lyman, Bakhmut dan Pokrovsk. Dia mengatakan Ukraina berencana untuk “memperkuat wilayah pertahanan yang paling bermasalah dengan peperangan elektronik dan pertahanan udara.”

Rusia memiliki keunggulan dalam hal senjata dan personel dibandingkan Ukraina, yang kekurangan amunisi, sehingga meningkatkan serangan di wilayah timur Ukraina. Selain itu, pasukan Rusia semakin banyak menggunakan bom layang berpemandu satelit yang memungkinkan pesawat menjatuhkannya dari jarak yang aman dan membuat pasukan Ukraina kewalahan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini