Sukses

Efek Geopolitik, Perusahaan iPhone Pindahkan Aktivitas Produksi dari China ke India

Pasar India jadi prioritas utama bagi perusahaan raksasa teknologi yaitu Apple. Terjadi lantaran efek geopolitik.

Liputan6.com, New Delhi - Di tengah ketegangan geopolitik antara Beijing dan Washington, raksasa teknologi yang berbasis di Amerika Serikat, Apple, semakin berupaya mendiversifikasi rantai pasokannya di luar China, yang masih menjadi pusat pembuatan iPhone terbesar di dunia.

Langkah Apple untuk membuka dua toko ritel terkenalnya di Mumbai dan New Delhi di India serta rencananya untuk meresmikan toko ketiga pada tahun 2025 menunjukkan bahwa pasar India merupakan prioritas utama bagi perusahaan teknologi tersebut.

Potensi perpindahan raksasa teknologi ini dari Tiongkok ke India dalam hal manufaktur dan operasi rantai pasokan merupakan perkembangan besar yang telah menarik perhatian global, dikutip dari laman vietnamtimes, Sabtu (13/4/2024).

Potensi perubahan ini merupakan langkah signifikan yang memiliki implikasi luas, tidak hanya bagi India dan China namun juga bagi sektor teknologi global dan dinamika perdagangan internasional.

Lini produksi Apple di Tiongkok telah aktif sejak tahun 2001 dan perpindahan perusahaan tersebut dari negara tersebut merupakan masalah besar karena beberapa alasan kuat.

Selain mewakili tonggak penting dalam transformasi rantai pasok global yang sedang berlangsung, pergeseran ini juga menyoroti pergeseran ekonomi dan geopolitik yang lebih luas.

Menurut para ahli, Tiongkok dan India adalah raksasa di kawasan Asia dan kebangkitan ekonomi di satu negara sering kali mengakibatkan penurunan ekonomi di negara lain.

Jadi, hubungan zero-sum antara India dan Tiongkok memperkirakan pergeseran ini akan mempunyai konsekuensi jangka panjang dalam hubungan kedua negara.

Selain memproduksi dan merakit produk Apple, China juga menjadi pasar besar bagi iPhone dan produk Apple lainnya.

Upaya Apple untuk memindahkan jalur perakitannya dari Tiongkok menjadi semakin terjadi dalam lima tahun terakhir seiring dengan meningkatnya ketegangan perdagangan antara Washington dan Beijing, dan gangguan rantai pasokan yang disebabkan oleh kebijakan nol-Covid yang diterapkan Xi Jingping, sehingga Apple harus mengurangi produksinya di Tiongkok.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Sejumlah Alasan Apple Pindah dari China

Apple berencana pindah dari China karena berbagai alasan. Salah satunya adalah penurunan penjualan. Perusahaan investasi JP Morgan melaporkan bahwa penjualan iPhone Apple menurun dengan kecepatan tinggi di Tiongkok.

Namun, perusahaan berharap layanan Apple, seperti Apple TV+ dan iCloud, dapat mengimbangi penurunan tersebut.

Alasan utama lainnya adalah kapasitas manufaktur India seperti yang pernah dikatakan oleh CEO Apple Tim Cook.

“India bergerak sangat cepat ke arah yang benar. Mereka mereformasi peraturan perpajakan, struktur bea, dan kami cukup yakin bahwa ini adalah tempat yang tepat untuk mewujudkan hal tersebut.”

Pasar India yang berkembang dengan basis konsumen yang meningkat, tenaga kerja yang murah, biaya produksi yang rendah, dan mitigasi risiko adalah alasan penting lainnya di balik langkah ini.

Menurut para ahli, peralihan produksi dan perakitan Apple akan berdampak besar bagi India dan juga Tiongkok.

Setelah relokasi, Apple akan dapat memproduksi iPhone dan produk lainnya dengan biaya lebih rendah sehingga konsumen akan mendapatkan produk Apple yang hemat biaya.

Pergeseran ini akan memungkinkan Apple untuk mendiversifikasi rantai pasokannya, mengurangi kerentanan terhadap gangguan, seperti ketegangan perdagangan atau bencana alam.

3 dari 3 halaman

Pemerintah India Gencar Promosikan Kebijakannya

Sejalan dengan inisiatif “Make in India” yang dicanangkan pemerintah India, peralihan Apple ke India akan meningkatkan peluang kerja dan berkontribusi terhadap perekonomian negara.

Di sisi lain, perpindahan Apple dari Tiongkok dapat mengakibatkan hilangnya lapangan kerja, pendapatan, dan aktivitas ekonomi di wilayah tersebut, yang sangat bergantung pada operasional Apple, karena perusahaan teknologi AS tersebut telah menjadi kontributor utama perekonomian Tiongkok.

Para ahli mengatakan, pergeseran ini dapat mengganggu ekosistem manufaktur dan rantai pasokan di negara tersebut, sementara relokasi ini akan meningkatkan persaingan perdagangan dan ekonomi Tiongkok dengan India dan negara-negara Barat.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.