Sukses

Penipuan Jelang Valentine Meningkat, Warga Australia Diminta Waspada

Banyak warga Australia menjadi korban "penipuan asmara" saat mereka putus asa untuk menjalin hubungan jelang Hari Valentine.

Liputan6.com, Canberra - Maraknya kasus "penipuan asmara" jelang perayaan Valentine, membuat pihak bank di Australia menyerukan kepada warga setempat untuk lebih waspada dan berhati-hati.

Jenis "penipuan asmara" merupakan salah satu kasus penipuan digital yang paling banyak terjadi, membuat para korban kehilangan sejumlah uang.

Data Scamwatch menunjukkan bahwa total kerugian yang dialami warga Australia akibat "penipuan asmara" mencapai AUD 40 juta, di mana laki-laki kehilangan AUD 13,5 juta dan perempuan mengalami kehilangan hingga dua kali lipat, yakni AUD 27 juta.

Belajar dari kasus tersebut, penelitian Bank Commonwealth Australia (CBA) terbaru menunjukkan bahwa 92 persen warga Australia berencana untuk mengambil langkah-langkah proteksi dari penipuan pada tahun 2024.

CBA menyebut bahwa penipu memanfaatkan kerentanan emosional warga Australia yang gelisah saat mencari pasangan menjelang Hari Valentine.

Manajer Tata Kelola Penipuan CBA James Roberts menyebut bahwa kasus "penipuan asmara" kebanyakan bermula dari permintaan pertemanan di Facebook, pesan WhatsApp dari nomor tak dikenal, atau pesan di aplikasi kencan online.

"Penipu adalah tipe penjahat yang paling oportunistik dan akan mengambil keuntungan dari orang-orang yang mencari hubungan romantis jelang Hari Valentine," kata Roberts, seperti dilansir Mirage News, Selasa (13/2/2024). 

"Penipu biasanya membuat identitas dan akun media sosial palsu yang dirancang untuk memikat Anda. Begitu mereka mendapatkan kepercayaan Anda, sering kali setelah melakukan percakapan online selama beberapa bulan, mereka menggunakan hubungan baru Anda untuk meminta Anda mengirimi mereka uang atau hadiah," lanjut dia.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Imbauan untuk Lebih Berhati-hati

CBA mendorong masyarakat Australia untuk lebih berhati-hati dan waspada dalam interaksi online mereka, terutama pada saat-saat seperti ini.

Biasanya, pelaku "penipuan asmara" akan mengungkapkan perasaan mereka kepada Anda dalam waktu singkat. Teknik yang disebut "bom cinta" ini akan sering kali membuat seseorang mudah tertipu.

Berikut adalah beberapa tanda "penipuan asmara" yang harus diperhatikan:

  • Setelah mendapatkan kepercayaan Anda, penipu sering kali menceritakan masalah hidup mereka yang menciptakan rasa urgensi sebagai cara untuk meminta uang, hadiah, atau informasi pribadi seperti informasi kartu kredit Anda.
  • Jika permintaan tidak dipenuhi, mereka akan mengirimkan pesan dan melakukan panggilan telepon secara terus-menerus.
  • Jika permintaan mereka dipenuhi, seringkali mereka tidak akan berhenti bahkan justru meminta lebih banyak uang hingga seluruh tabungan Anda habis.
  • Penipu juga sering mempunyai alasan untuk menghindari bertemu dengan Anda.
3 dari 3 halaman

Tips yang Perlu Diperhatikan

CBA pun membagikan sejumlah tips yang perlu diperhatikan untuk mencegah terjadinya kasus "penipuan asmara":

  • Stop: Jangan pernah membagikan kata sandi, detail kartu kredit, atau rekening bank kepada siapa pun. Berhati-hatilah saat mengirim uang ke kenalan baru atau seseorang yang belum pernah Anda temui secara langsung.
  • Teliti calon pasangan Anda atau bicarakan dengan keluarga dan teman Anda tentang hubungan yang Anda jalani secara online itu. Mereka mungkin dapat menawarkan perspektif dan mengidentifikasi tanda bahaya yang mungkin tidak Anda sadari atau sulit Anda terima.
  • Tolak: Blokir nomor dan alamat e-mail. Penipu sering kali mencoba kembali melakukan penipuan atau berpura-pura sebagai agen pemulihan yang, dengan biaya tertentu, bisa mendapatkan uang Anda kembali.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.