Sukses

Korea Utara Klaim Sukses Kembangkan Sistem Kendali Peluncur Roket Terbaru

Pengembangan sistem kendali balistik akan membuat perubahan kualitatif pada kekuatan peluncur roket ganda milik tentara Korea Utara.

Liputan6.com, Pyongyang - Korea Utara mengaku berhasil mengembangkan sistem kendali balistik terbaru untuk peluncur roket ganda. Demikian klaim yang disampaikan media pemerintah Korea Utara, KCNA, pada Senin (12/2/2024).

"Akademi Ilmu Pertahanan, yang mengawasi pengembangan rudal negara, melakukan uji coba kontrol balistik dengan menembakkan beberapa peluncur roket kaliber 240 mm yang dapat dikontrol pada Minggu (11/2)," ungkap KCNA, seperti dilansir CNA.

KCNA mengatakan nilai strategis dari peluncur roket ganda kaliber 240 mm akan dievaluasi ulang. Perannya di medan perang juga akan meningkat menyusul perbaikan teknis yang cepat.

"Pengembangan cangkang dan sistem kendali balistik akan membuat perubahan kualitatif pada kekuatan peluncur roket ganda milik tentara," sebut laporan KCNA.

Peluncuran pada Minggu ini terjadi di tengah serangkaian uji coba rudal oleh Korea Utara dalam beberapa pekan terakhir dan meningkatnya hubungan antara negara itu dengan Rusia, fenomena yang dikritik Amerika Serikat (AS) dan sekutunya karena dinilai meningkatkan ketegangan di Semenanjung Korea.

Korea Utara balik menuding AS dan Korea Selatan adalah pihak yang memicu eskalasi melalui latihan militer skala besar.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Eskalasi Semenanjung Korea

Korea Utara yang mempunyai senjata nuklir tahun ini menyatakan Korea Selatan sebagai musuh utamanya, menutup lembaga-lembaga yang didedikasikan untuk reunifikasi, serta mengancam perang atas pelanggaran teritorial sekalipun 0,001 milimeter.

Kim Jong Un pada Jumat (9/2) juga mengulangi bahwa Korea Utara tidak akan ragu menghabisi Korea Selatan jika diserang. Dia menyebut Korea Selatan sebagai negara musuh paling berbahaya.

Pada Januari, Korea Utara melepaskan serangan artileri di dekat dua pulau perbatasan Korea Selatan, yang memicu latihan penembakan oleh Korea Selatan dan perintah evakuasi bagi penduduk setempat.

Kim Jong Un juga telah meningkatkan uji coba senjata, termasuk peluncuran rudal jelajah tahun ini, yang menurut para analis dapat dipasok oleh Korea Utara ke Rusia untuk digunakan dalam perang Ukraina.

3 dari 3 halaman

Respons Korea Selatan

Sementara itu, Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol telah berjanji akan memberikan tanggapan keras jika Korea Utara menyerang. Bahkan, dia menyerukan militernya untuk "bertindak terlebih dahulu, lapor kemudian" jika terprovokasi.

Yoon Suk Yeol yang disebut seorang hawkish telah memperkuat kerja sama pertahanan dengan AS dan Jepang sejak menjabat pada tahun 2022, termasuk memperluas latihan bersama, untuk melawan ancaman Korea Utara.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini