Sukses

Drone Rusia Hantam Pompa Bensin Picu Kebakaran Permukiman di Ukraina, 7 Orang Tewas Termasuk Bayi

Setidaknya tujuh orang tewas dalam serangan drone atau pesawat tak berawak Rusia yang menghantam sebuah pompa bensin di Kota Kharkiv di timur laut, kata pihak berwenang Ukraina.

Liputan6.com, Kharkiv - Setidaknya tujuh orang tewas dalam serangan drone atau pesawat tak berawak Rusia semalam yang menghantam sebuah pompa bensin di Kota Kharkiv di timur laut, kata pihak berwenang Ukraina.

Drone tersebut menyebabkan kebakaran besar di kawasan permukiman di timur kota, kata kepala daerah Oleh Syniehubov.

Lima anggota dalam satu keluarga, termasuk seorang bayi dan dua anak, termasuk di antara korban, kata Oleh Syniehubov seperti dikutip dari BBC Sabtu (10/2/2024).

Militer Rusia belum memberikan komentar publik mengenai laporan serangan tersebut.

Wali Kota Kharkiv Ihor Terekhov mengatakan "agresor Rusia menghancurkan kota kami" dalam pesan video dari lokasi kejadian. Tetapi kami akan mengatasinya. Kami akan menang," tambahnya.

Ketiga anak tersebut – berusia 7, 4 dan tujuh bulan – tewas bersama orang tua mereka ketika rumah mereka terbakar pada Jumat (8/2) malam, kata Syniehubov.

Sepasang suami istri, berusia 66 dan 65 tahun, tewas di rumah lain yang dibakar, dan tiga orang lainnya dilaporkan terluka.

Rumah-rumah tersebut terbakar setelah tiga drone menghantam sebuah pompa bensin di Distrik Nemyshlianskyi, menurut kantor kejaksaan di Kharkiv.

Layanan Darurat Negara Ukraina mengatakan 50 orang berhasil diselamatkan dari kebakaran tetapi lebih dari selusin rumah hancur total.

Seorang pria dilaporkan terluka di Kota Odesa di selatan Ukraina, dalam serangan pesawat tak berawak Rusia yang terpisah.

Presiden Rusia Vladimir Putin melancarkan invasi besar-besaran terhadap Ukraina sejak Februari 2022, dan hingga kini hampir dua tahun perang Rusia-Ukraina belum ada tanda berakhir.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Rudal dan Drone Rusia Serang 6 Wilayah Ukraina, Picu Listrik Padam hingga 3 Orang Tewas

Serangan mematikan di Rabu 7 Februari 2024 pagi melanda Kyiv dan sejumlah kota di Ukraina, menewaskan sedikitnya tiga warga sipil.

"Rusia menembakkan rudal jelajah dan balistik serta drone jenis Shahed ke sasaran di seluruh Ukraina, menewaskan sedikitnya tiga warga sipil dan melukai lebih dari 10 orang," kata pihak berwenang Ukraina seperti dikutip dari Al Jazeera, Kamis (8/2/3034).

Rusia menargetkan setidaknya tiga kota besar, menurut militer Ukraina, yang mengatakan pihaknya mencegat 44 drone dan rudal dari 64 yang diluncurkan.

Presiden Volodymyr Zelenskyy mengatakan dua orang tewas di ibu kota Ukraina, Kyiv dan satu orang di Mykolaiv di selatan negara itu.

"Serangan besar lainnya terhadap negara kita. Enam wilayah diserang musuh. Semua layanan kami sekarang bekerja untuk mengatasi dampak teror ini," tulis Zelenskyy di X.

Listrik padam di beberapa bagian Kyiv, kabel tegangan tinggi rusak, dan orang-orang terjebak di bawah reruntuhan, kata presiden Ukraina itu.

Menurut Wali Kota Vitalii Klitschko, 13 orang terluka di Kyiv, termasuk seorang wanita hamil. "Gedung apartemen terbakar di beberapa distrik Kyiv," katanya.

Oleksandr Senkevich, Wali Kota Mykolaiv, mengatakan serangan itu telah merobohkan atap 20 rumah dan merusak pipa gas dan air di kota pelabuhan tersebut, serta menewaskan satu orang.

Di Kharkiv, di timur laut Ukraina, seorang wanita berusia 52 tahun mengalami luka ringan akibat serangan rudal S-300, menurut gubernur wilayah tersebut, Oleh Syniehubov.

Rudal menghantam hingga wilayah Lviv di Ukraina barat, tempat terjadinya kebakaran, ungkap pihak berwenang Ukraina.

3 dari 4 halaman

Rusia dan Ukraina Kembali Bebaskan Tawanan Perang, Total 200 Orang

Bicara soal Rusia dan Ukraina, kedua belah pihak dilaporkan kembali melakukan pertukaran ratusan tawanan perang pada Kamis 8 Februari 2024.

"100 anggota militer Rusia ditukar dengan 100 anggota Ukrainian Armed Forces (UAF)/Angkatan Bersenjata Ukraina setelah negosiasi yang dimediasi oleh Uni Emirat Arab," kata Russian Ministry of Defence (Kementerian Pertahanan Rusia) dalam sebuah pernyataan seperti dikutip dari CNN, Jumat (9/2/2024).

Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan prajuritnya yang telah dibebaskan akan diterbangkan kembali oleh Angkatan Udara Rusia dan diberikan bantuan medis dan psikologis.

"Adapun warga Ukraina yang dibebaskan termasuk 49 tentara, 25 penjaga perbatasan dan beberapa prajurit dari pasukan pertahanan teritorial," menurut Coordination Headquarters for the Treatment of Prisoners of War (KSHPPV)/Markas Koordinasi Perlakuan terhadap Tahanan Perang Ukraina.

Yang tertua berusia 62 tahun dan yang termuda berusia 20 tahun, rinci KSHPPV.

"Semua tentara yang diselamatkan adalah prajurit dan sersan. 84 tentara yang diselamatkan membela Mariupol (termasuk 82 pembela Azovstal), sisanya melakukan misi tempur di sektor Donetsk dan Luhansk," tutur KSHPPV.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan melalui Telegram bahwa para tahanan yang dibebaskan telah kembali ke Ukraina. "Semuanya milik kami, semuanya sudah kembali ke tanah airnya," kata Zelenskyy.

"Kami sedang mengerjakan semuanya dan tidak akan berhenti sampai kami mengembalikannya!" tambah Zelenskyy.

Sejauh ini CNN tidak dapat memverifikasi secara independen klaim yang dibuat oleh kedua belah pihak.

Pekan lalu, Ukraina dan Rusia menukarkan ratusan tawanan perang dalam apa yang pemerintah Ukraina sebut sebagai "pertukaran besar kedua setelah jeda panjang." Ini adalah pertukaran pertama sejak jatuhnya pesawat IL-76 Rusia secara misterius pada 24 Januari di wilayah Belgorod Rusia, yang bertetangga dengan Ukraina bagian timur.

Moskow mengklaim pesawat itu mengangkut puluhan tawanan perang Ukraina, sementara Kyiv mengatakan pesawat itu membawa rudal Rusia untuk digunakan dalam serangan lebih lanjut ke Ukraina.

Zelenskyy mengatakan 207 anggota militer Ukraina telah dikembalikan pada hari Rabu (7/2), sementara Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan 195 personel militer Rusia telah diterima.​

4 dari 4 halaman

Putin ke AS: Stop Pasok Senjata ke Ukraina Maka Perang Berakhir

Sementara itu, Presiden Rusia Vladimir Putin dalam wawancaranya dengan mantan pembawa acara Fox News, Tucker Carlson, mengatakan jika Amerika Serikat (AS) berhenti mengirim senjata ke Ukraina maka perang akan berakhir dalam beberapa minggu.

Ketika ditanya mengapa dia tidak menelepon Presiden Joe Biden dan mencari solusi terkait perang Ukraina, Putin membalas, "Apa yang perlu dilakukan? Hentikan pasokan senjata dan krisis ini akan berakhir dalam beberapa minggu."

Ditanya tentang kemungkinan konflik nuklir, Putin menjawab, "Itulah yang mereka bicarakan dan mereka berusaha mengintimidasi rakyat mereka sendiri dengan ancaman-ancaman ini ... orang pintar paham bahwa ini palsu, mereka mencoba memicu 'ancaman Rusia'."

Lebih lanjut, dalam wawancaranya Carlson bertanya apakah Putin akan menyerang Polandia, dia menuturkan, "Hanya dalam satu kasus, jika Polandia menyerang Rusia – kami tidak tertarik pada Polandia, Latvia, atau di mana pun."

"Ini benar-benar mustahil … terlibat dalam perang global bertentangan dengan akal sehat … dan perang global akan membawa umat manusia ke ambang kehancuran," tambahnya, seperti dilansir Independent, Sabtu (10/2/2024).

Selengkapnya klik di sini...

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini