Sukses

Awas, Penderita Diabetes Dunia Diperkirakan Tembus 1,3 Miliar Orang pada 2050

Sebuah studi kesehatan terbaru menemukan bahwa tingkat penderita diabetes dunia berpotensi akan meroket dalam 30 tahun ke depan jika tidak dilakukan tindakan pencegahan.

Liputan6.com, Jakarta - Sebuah studi kesehatan terbaru menemukan bahwa tingkat penderita diabetes dunia berpotensi akan meroket dalam 30 tahun ke depan jika tidak dilakukan tindakan pencegahan.

Studi yang dipimpin oleh para peneliti di Institute of Health Metrics and Evaluation di University of Washington menemukan bahwa saat ini terdapat 529 juta penderita diabetes di dunia.

Mereka memproyeksikan angka itu akan menjadi lebih dari dua kali lipat menjadi sekitar 1,3 miliar orang pada 2050, dikutip dari VOA Indonesia, Sabtu (24/6/2023).

Para peneliti mengatakan sebagian besar kasus tersebut ditengarai berasal dari diabetes tipe 2, bentuk penyakit yang terkait dengan obesitas dan sebagian besar dapat dicegah.

Peningkatan prevalensi secara global tidak seragam: Beberapa negara dan wilayah mendapat dampak yang lebih parah. Misalnya, tingkat prevalensi diperkirakan mencapai 16,8 persen di Afrika Utara dan Timur Tengah dan 11,3 persen di Amerika Latin dan Karibia pada 2050, dibandingkan dengan perkiraan 9,8 persen secara global.

Saat ini, prevalensi global adalah 6,1 persen. Namun setiap negara akan terkena dampaknya, kata para peneliti.

“Tingkat cepat di mana diabetes berkembang tidak hanya mengkhawatirkan tetapi juga menantang untuk setiap sistem kesehatan di dunia,” kata Liane Ong, penulis utama makalah tersebut, menunjukkan bahwa kondisi tersebut terkait dengan sejumlah kondisi jantung lainnya, seperti penyakit jantung dan stroke.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Tingkat Obesitas jadi Penderita Diabetes

Meningkatnya jumlah penderita diabetes sebagian didorong oleh meningkatnya tingkat obesitas, dan sebagian oleh pergeseran demografis: Prevalensi lebih tinggi terjadi di antara orang dewasa yang lebih tua, ungkap penelitian tersebut.

Data dari 204 negara tersebut belum memperhitungkan dampak pandemi COVID-19 karena angka itu belum tersedia, kata peneliti.

Studi yang didanai oleh Bill and Melinda Gates Foundation ini merupakan bagian dari seri yang lebih luas tentang diabetes yang diterbitkan pada Kamis (22/6) di jurnal medis The Lancet.

Serial ini menyerukan strategi mitigasi yang lebih efektif dan kesadaran akan ketidaksetaraan, dengan mayoritas pasien diabetes tinggal di negara berpenghasilan rendah dan menengah dan tidak dapat mengakses pengobatan yang tepat.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.