Sukses

Topan Vamco di Filipina, 42 Orang Tewas dan 20 Lainnya Hilang

Sedikitnya 42 orang tewas dan 20 lainnya hilang setelah Topan Vamco menghantam Filipina, kata polisi.

Liputan6.com, Manila - Sedikitnya 42 orang tewas dan 20 lainnya hilang setelah Topan Vamco menghantam Filipina pada pertengahan pekan ini, kata polisi sebagaimana diwartakan BBC pada Sabtu 14 November 2020.

Topan mengakibatkan hujan yang menyebabkan banjir di pulau terbesar, Luzon, memicu tanah longsor, memutus jalan, dan memaksa banyak orang mengungsi.

Puluhan ribu orang mencari perlindungan di pusat-pusat evakuasi, termasuk di ibu kota Manila.

Topan yang dikenal secara lokal sebagai Ulysses, adalah badai ke-21 yang melanda negara itu tahun ini.

Foto udara menunjukkan rumah-rumah warga yang terendam banjir akibat Topan Vamco di Manila, Filipina (12/11/2020). Pemerintah Filipina pada Jumat (13/11) mengungkapkan Topan Vamco, yang memicu banjir besar dan tanah longsor menelan sedikitnya 14 korban jiwa. (Xinhua/Istana Kepresidenan Filipina)

Itu terjadi hanya satu minggu setelah Filipina dilanda Goni, topan paling kuat yang pernah terlihat di negara itu dalam tujuh tahun.

Topan Vamco menghantam Luzon dari Rabu malam 11 November hingga dini hari Kamis 12 November, menenggelamkan banyak daerah, demikian dikutip dari BBC (14/11/2020).

Petugas polisi dan petugas darurat lainnya mengambil bagian dalam upaya penyelamatan, tetapi pejabat yang dikutip oleh kantor berita AFP mengatakan banyak orang telah mengabaikan perintah evakuasi.

Salah satu daerah yang terkena dampak paling parah adalah Kota Marikina, yang terletak di sebelah timur Manila.

Warga berjalan di sebuah jalan yang tertutup lumpur akibat banjir yang dipicu Topan Vamco di Manila, Filipina (13/11/2020). Pemerintah Filipina pada Jumat (13/11) mengatakan Topan Vamco, yang memicu banjir besar dan tanah longsor menelan sedikitnya 14 korban jiwa. (Xinhua/Rouelle Umali)

"Ketinggian banjir melebihi lantai pertama sebuah rumah," kata Wali Kota Marikina Marcelino Teodoro seperti dikutip oleh Kantor Berita Filipina.

"Kami belum pernah mengalami banjir seperti ini selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun. Itu sebabnya semua orang terkejut."

Saat air surut, warga harus berurusan dengan puing-puing berlumpur dan rumah yang rusak.

"Saya tidak tahu harus mulai dari mana," kata Lina Senga, 80 tahun, kepada kantor berita AFP.

Warga berjalan di sebuah jalan yang tertutup lumpur akibat banjir yang dipicu Topan Vamco di Manila, Filipina (13/11/2020). Pemerintah Filipina pada Jumat (13/11) mengatakan Topan Vamco, yang memicu banjir besar dan tanah longsor menelan sedikitnya 14 korban jiwa. (Xinhua/Rouelle Umali)

Banyak daerah tetap tanpa listrik.

Topan Vamco sekarang mendekati Vietnam tengah, di mana lebih dari 100 orang tewas dalam banjir bulan lalu, dan diperkirakan akan melanda akhir pekan ini.

Filipina terbiasa dengan badai tropis dan topan, tetapi persiapan dan upaya respons tahun ini terhambat oleh penyebaran virus corona. Lebih dari 400.000 kasus virus korona dan 7.752 kematian telah tercatat di negara itu sejak pandemi dimulai - salah satu jumlah tertinggi di Asia.

Peramal cuaca negara memperingatkan bahwa Filipina kemungkinan akan melihat sebanyak tiga badai lagi sebelum akhir tahun, menurut kantor berita Reuters.

Simak video pilihan berikut:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Warga Mengungsi ke Atap Akibat Banjir

Topan Vamco menghantam wilayah timur laut Filipina. Banjir mencapai setinggi leher orang dewasa dan petugas mengevakuasi masyarakat dengan perahu.

Dilaporkan AP News, Kamis (12/11/2020), topan Vamco itu melewati utara Manila, antara provonsi Bulacan dan Pampanga. Pohon-pohon tumbang dan listrik mati.

Topan Vamco memiliki kecepatan maksimal hingga 130 kilometer per jam.

Pasukan penolong dikirim ke daerah-daerah yang terdampak banjir di provinsi Rizal yang dekat dengan ibu kota Manila.

Pemerintah berkata hampir 200 ribu orang dievakuasi dari daerah rentan, beberapa bahkan dipaksa.

Banjir yang dipicu topan ini mengakibatkan warga yang terjebak banjir terpaksa naik ke atap rumah. Mereka juga menelepon radio untuk meminta pertolongan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.