Sukses

Pesawat Boeing 737 Ini Nyaris Celaka Gara-Gara Drone

Sebuah pesawat tanpa awak yang diterbangkan 20 kali lebih tinggi dari batas yang diperbolehkan nyaris membuat celaka sebuah kapal terbang.

Liputan6.com, Essex - Sebuah drone yang diterbangkan 20 kali lebih tinggi dari batas yang diperbolehkan nyaris membuat celaka sebuah kapal terbang. 

Pesawat tanpa awak itu bahkan hanya berjarak 15 meter dari sebuah Boeing 737 yang sedang mendekat ke landasan di Bandara Stansted di Essex, Inggris.

Kala itu, pesawat tersebut terbang di ketinggian 10.000 kaki atau 3 kilometer, kian menurun mendekati landasan pada 17 Agustus 2018, ketika kapten pilot melihat penampakan drone.

Seperti dikutip dari BBC News, Sabtu 15 Desember 2018, kejadian tersebut baru belakangan ini terkuak.

Pilot tersebut menyaksikan "benda persegi atau objek berbentuk persegi panjang berwarna hitam melewati bagian kanan pesawat dalam jarak minimal".

Lembaga yang mengawasi keamanan udara di Inggris, UK Airprox Board menilai, potensi kecelakaan kala itu dalam level tertinggi.

Setelah insiden, yang terjadi pada pukul 16.36 waktu setempat, pemeriksaan kemudian dilakukan terhadap pesawat di darat. Untungnya tak ditemukan bukti kontak atau kerusakan yang disebabkan drone.

Namun, tak diketahui apakah Boeing 737 tersebut membawa penumpang atau kargo.

Operator drone, yang hingga kini belum diketahui, telah melanggar aturan Air Navigation Order 2009, yang mengacu pada keselamatan penerbangan dari pesawat tanpa awak atau drone.

Drone tidak boleh diterbangkan di wilayah udara atau di atas ketinggian 400 kaki (121 meter) tanpa izin dari pengendali lalu lintas udara.

UK Airprox Board, yang menginvestigasi insiden tersebut mengatakan bahwa drone tersebut membahayakan pesawat lain di lokasi itu.

Seorang juru bicara Otoritas Penerbangan Sipil atau Civil Aviation Authority mengungkapkan, hal itu tak bisa diterima.

"Sungguh tidak dapat diterima tindakan menerbangkan drone di dekat bandara dan siapa pun yang melanggar aturan dapat menghadapi hukuman berat termasuk penjara," kata dia.

"Siapa pun yang mengoperasikan drone harus melakukannya dengan bertanggung jawab dan mematuhi semua aturan dan peraturan yang relevan. Aturan terbang untuk pesawat tak berawak dirancang untuk menjaga agar semua pengguna ruang udara aman."

 

Saksikan video terkait drone berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Serangan Drone

Sebelumnya, drone pernah digunakan dalam sebuah serangan yang diduga mengincar pemimpin Venezuela.

Kala itu, Presiden Venezuela Nicolas Maduro sedang berpidato di ibu kota Caracas.

Tiba-tiba terdengar suara ledakan di udara dalam peringatan ulang tahun ke-81 Bolivarian National Guard.

Maduro bersama pejabat lainnya tiba-tiba melihat ke atas dan terkejut oleh serangan drone yang mendadak. Ia tercekat, lantas menghentikan pidatonya di upacara militer, setelah mendengar suara ledakan tersebut. Sistem audio pun sempat terputus oleh kepanikan tersebut.

Seperti dalam rekaman yang beredar, yang salah satunya dimuat BBC, Minggu (5/8/2018), lalu terdengar sejumlah alarm kendaraan berbunyi, disusul oleh audiens yang panik berupaya menyelamatkan diri dari lokasi. Berlari mencari tempat yang aman.

Tak lama kemudian para tentara terlihat berhamburan dari posisi siaga mereka saat menyaksikan sang pemimpin Venezuela berpidato.

Puluhan tentara Venezuela terlihat berusaha melindungi presiden, sesaat sebelum agenda yang disiarkan secara langsung itu dihentikan sepihak.

Sejauh ini dilaporkan tak ada korban tewas, kecuali tujuh orang tentara yang terluka. Menteri Komunikasi Jorge Rodriguez kemudian mengatakan bahwa dua drone bermuatan bahan peledak meledak di dekat panggung presiden.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.