Sukses

5 Fakta Menarik Soal Fenomena Equinox, Bahaya?

Fenomena equinox yang sedang marak diperbincangkan, ternyata memiliki sejumlah fakta menarik, apa saja?

Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah orang yang menerima pesan berantai mengenai fenomena ekuinoks atau equinox sempat dibuat resah.

Pasalnya, dalam broadcast message tersebut tertulis bahwa suhu di Singapura, Malaysia, dan Indonesia dapat berfluktuasi hingga 40 derajat Celcius.

Dalam broadcast message juga disebut bahwa fenomena tersebut dapat menyebabkan dehidrasi dan heat stroke. Bahkan, disebutkan juga bahwa heat stroke tak memiliki indikasi, dan setelah pingsan dapat menyebabkan kegagalan organ dalam.

Menanggapi pesan berantai meresahkan itu, Kepala Humas BMKG Hary Djatmiko, menegaskan bahwa ekuinoks tidak selalu mengakibatkan peningkatan suhu udara secara drastis, di mana rata-rata suhu maksimal di wilayah Indonesia bisa mencapai 32-36 derajat Celsius.

"Equinox bukan merupakan fenomena seperti heat wave yang terjadi di Afrika dan Timur Tengah yang dapat mengakibatkan peningkatan suhu udara secara besar dan bertahan lama," kata Hary.

Fenomena Ekuinoks (Foto: BMKG).

Atas hal tersebut, BMKG mengimbau agar masyarakat tidak khawatir terkait dampak Equinox.

"Masyarakat untuk tidak perlu mengkhawatirkan dampak dari Equinox sebagaimana disebutkan dalam isu yang berkembang," Hary menandaskan.

Ekuinoks adalah salah satu fenomena astronomi di mana Matahari melintasi garis khatulistiwa. Fenomena tersebut secara periodik berlangsung dua kali dalam setahun, yakni pada 21 Maret dan 23 September.

Tak hanya itu, ternyata fenomena tersebut mengandung sejumlah fakta lain. Seperti Liputan6.com kutip dari timeanddate.com, Rabu (15/3/2017), berikut 5 fakta menarik tentang ekuinoks.

2 dari 3 halaman

Pertanda Musim Semi

1. Terjadi 2 Kali dalam Setahun

Equinoks adalah salah satu fenomena astronomi di mana Matahari melintasi garis khatulistiwa. Secara periodik ekuinoks berlangsung dua kali dalam setahun, yakni sekitar tanggal 21 Maret dan 23 September.
Bagi wilayah di Belahan Bumi Utara ekuinoks yang terjadi pada Maret disebut sebagai Vernal (musim semi) Equinox. Sedangkan di Belahan Bumi Selatan disebut Autumnal Equinox.

2. Pertanda Musim Semi

Di Belahan Bumi Utara, astronom dan ilmuwan menggunakan ekuinoks yang terjadi pada Maret sebagai penanda dimulainya musim semi. Musim tersebut berakhir pada akhir titik balik Matahari pada Juni, yakni saat musim panas dimulai.

Sementara itu ahli meteorolgi menyebut musim semi di Belahan Bumi Utara berlangsung tiga minggu sebelum ekuinoks Maret berlangsung, yakni sekitar 1 Maret dan berakhir pada 31 Mei.

Berbeda dengan Belahan Bumi Utara, ekuinoks yang terjadi pada September disebut sebagai hari pertama musim semi di Belahan Bumi Selatan.

3. Panjang Waktu Siang dan Malam Sama?

Menurut pengetahuan konvensional, saat ekuinoks terjadi seluruh wilayah di Bumi akan mengalami siang dan malam dengan panjang waktu yang sama, dengan masing-masing waktu 12 jam.

Jika ditilik dari asal katanya, equinox berasal dari dua kata latin, yakni aequus yang berarti sama, dan nox yang berarti malam.

Namun berdasarkan realita, banyak tempat di Bumi lebih lama mengalami siang saat ekuinoks. Hal itu terjadi karena dua hal, yakni bagaimana Matahari terbit dan terbenam didefinisikan dan pembiasan atmosfer dari sinar Matahari.

3 dari 3 halaman

Waktu Perayaan Sejumlah Kebudayaan

4. Waktu Terbaik untuk Menyaksikan Aurora Borealis

Saat kita mulai memasuki ekuinoks September, kesempatan untuk melihat aurora borealis di Belahan Bumi Utara akan semakin besar.

Menurut NASA, ekuinoks merupakan prime time untuk menyaksikan cahaya utara itu. Hal tersebut disebabkan karena kegiatan geomagnetik akan terjadi dua kali lebih sering saat musim semi dan gugur, dibandingkan musim panas dan salju.

5. Dirayakan oleh Sejumlah Kebudayaan

Banyak kebudayaan di seluruh dunia merayakan festival untuk menandai ekuinoks yang terjadi pada Maret dan September.

Misalnya saja pada ekuinoks Maret, masyarakat di China melakukan tradisi menyeimbangkan telur, simbol kesuburan, agar mendapat peruntungan dan kesejahteraan.

Tradisi tersebut memicu mitos bahwa hanya pada ekuinoks Maret, telur dapat berdiri secara seimbang. Namun sebenarnya kita bisa menyeimbangkan telur pada hari-hari biasa, tidak harus menunggu saat ekuinoks terjadi.