Sukses

Iran Menolak Menghentikan Program Nuklir

Resolusi Badan Energi Atom Internasional yang meminta Iran menghentikan semua program nuklirnya sepertinya akan diabaikan. Bahkan pemerintah Iran bisa saja menarik diri dari traktat penghentian proliferasi nuklir.

Liputan6.com, Teheran: Pemerintah Iran menolak Resolusi Badan Energi Atom Internastional (IAEA) yang meminta menghentikan proses pengayaan uranium. Iran bahkan mengancam akan membatasi kerja sama dengan IAEA bila kasus ini dilanjutkan ke Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa. Pernyataan itu dikemukakan Kepala Negosiator Nuklir Iran yang juga Sekretaris Jenderal Dewan Keamanan Nasional Hasan Rohani di Teheran, Ahad (19/9).

Rohani menyatakan, aktivitas pengayaan uranium akan tetap berjalan. Bila penolakan itu dilanjutkan ke DK PBB, tambah Rohani, bisa saja Iran mengikuti jejak Korea Utara yang menarik diri dari traktat penghentian proliferasi nuklir.

Amerika Serikat menuding Iran tengah mengembangkan program senjata nuklir. Tudingan itu dibantah Iran yang menegaskan bahwa program nuklirnya hanya bertujuan untuk membangun pembangkit tenaga listrik [baca: Iran Diperintahkan Membekukan Program Nuklir].

Menteri Energi AS Spencer Abraham yang didampingi Direktur Badan Energi Atom Rusia Alexander Rumyantsev menyatakan, IAEA telah bertindak tepat dengan mengeluarkan resolusi terhadap Iran. AS dan Rusia yang menjadi otak konferensi bertajuk "Global Threat Reduction Initiative" di Wina, Austria, berharap Iran segera mematuhinya dan bekerja sama penuh dengan IAEA.

Dalam konferensi itu, AS dan Rusia berseru kepada seluruh dunia mengamankan segala temuan materi radioaktif untuk menghindari penyalahgunaan oleh teroris. Kesepakatan lainya adalah mengganti reaktor penelitian sipil yang menggunakan uranium hasil pengayaan tingkat tinggi dengan reaktor yang menggunakan uranium yang melalui proses pengayaan tingkat rendah. Uranium yang melalui proses pengayaan tingkat tinggi berpotensi menjadi senjata nuklir.(YYT/Idr)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini