Sukses

5 Gangguan Retina Mata yang Bisa Picu Disabilitas Netra, Simak Cara Mencegahnya

Retina adalah lapisan saraf yang melapisi dinding belakang bola mata. Jika terjadi gangguan, maka perlu penanganan segera untuk cegah disabilitas netra.

Liputan6.com, Jakarta - Retina mata memegang peran penting dalam sistem penglihatan manusia. Menurut dokter spesialis mata Maria Magdalena Purba, retina adalah lapisan saraf yang melapisi dinding belakang bola mata.

Letak retina berada tepat di belakang bola mata yang bertanggung jawab untuk mengubah cahaya menjadi sinyal listrik yang dikirim ke otak.

Otak akan menerjemahkan sinyal yang dikirim oleh retina dalam bentuk gambar. Di tengah saraf ini, ada bagian penting dari retina mata yang disebut makula.

“Dapat dikatakan makula adalah titik sentral penglihatan di mana mata Anda dapat melihat objek dengan jelas dan detail,” kata dokter mata di KMN EyeCare itu dalam keterangan pers, Sabtu (25/5/2024).

Seperti bagian tubuh lainnya, retina juga bisa mengalami gangguan. Masalah pada retina dapat memengaruhi kualitas penglihatan seseorang. Retina yang terganggu akan menimbulkan gangguan penglihatan, seperti pandangan kabur hingga kehilangan penglihatan atau disabilitas netra.

Setidaknya ada lima gangguan retina yang dapat berujung pada disabilitas netra, yakni:

Degenerasi Makula

Degenerasi makula adalah gangguan pada bagian tengah retina yang disebut makula. Tugas makula sangat penting yaitu sebagai pusat penglihatan sentral dan warna.

Pada kondisi ini, makula mengalami kerusakan atau perubahan yang dapat menyebabkan hilangnya penglihatan pusat. Gangguan ini umumnya terjadi karena proses degeneratif atau dapat dikatakan sering terjadi pada orang dengan usia lanjut.

2 dari 4 halaman

Retinopati Diabetik

Gangguan retina kedua yang dapat memicu hilangnya penglihatan adalah retinopati diabetik. Ini adalah komplikasi di retina mata yang muncul pada pengidap diabetes.

Tingginya kadar gula darah dapat merusak pembuluh darah di retina, menyebabkan perdarahan atau pembengkakan.

Pasien retinopati diabetik dapat mengalami penglihatan kabur, sulit melihat pada malam hari, atau bahkan kehilangan penglihatan jika tidak diobati.

Retinitis Pigmentosa

Retinitis pigmentosa merupakan kelompok penyakit mata genetik yang menyebabkan kerusakan pada sel-sel cahaya di retina.

Gejala awalnya termasuk kesulitan melihat dalam cahaya redup atau pada malam hari, serta menyusutnya lapangan penglihatan. Retinitis pigmentosa dapat menyebabkan disabilitas netra jika tidak diobati.

3 dari 4 halaman

Edema Makula

Gangguan retina berikutnya adalah edema makula yang merupakan terjadinya pembengkakan pada makula.

Penyebab umumnya termasuk retinopati diabetik atau degenerasi makula. Pembengkakan ini dapat menyebabkan penglihatan kabur atau buruk, terutama ketika membaca atau melihat objek dengan detail.

Ablasio Retina

Ablasio retina adalah kondisi ketika retina mengalami robekan atau terlepas akibat berbagai faktor, termasuk cedera, usia lanjut, atau miopia tinggi.

“Jika retina terlepas, hal itu memerlukan perawatan medis sesegera mungkin, sebab dapat menyebabkan hilangnya penglihatan,” jelas Maria.

4 dari 4 halaman

Cegah Disabilitas Netra dengan Jaga Kesehatan Retina

Guna mencegah terjadinya disabilitas netra, Mria menyarankan untuk senantiasa menjaga kesehatan retina.

“Menjaga kesehatan retina mata merupakan langkah penting untuk memastikan fungsi penglihatan optimal. Cara mencegah gangguan retina mata adalah dengan melakukan pemeriksaan mata secara rutin dan berkala, sesuai dengan usia.”

“Seseorang yang memiliki faktor risiko mengidap penyakit mata juga dianjurkan untuk menjalani pemeriksaan mata secara berkala, meskipun masih di usia produktif,” papar Maria.

Selain itu, penting untuk menjaga kadar gula darah dan tekanan darah tetap normal sebagai upaya pencegahan terjadinya gangguan retina. Menjaga gaya hidup sehat dengan tidak merokok, serta menghindari trauma atau cedera mata.

Anak-anak juga perlu menjalani pemeriksaan mata setidaknya satu kali saat masih balita, usia sekolah, dan remaja, untuk memeriksa perkembangan penglihatannya. Bagi seseorang yang menginjak usia 40 tahun, pemeriksaan mata juga dianjurkan setiap satu hingga dua tahun sekali.