Liputan6.com, Jakarta Hari Disabilitas Internasional atau HDI yang diperingati setiap 3 Desember dipandang sebagai sebuah peristiwa heroik dalam memperjuangkan kesetaraan dan keadilan.
Ini telah diakui sejak pertama kali ditetapkan pada tahun 1992 oleh Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Baca Juga
Sejak saat itu, negara anggota berlomba-lomba dalam memperbaiki nilai inklusif di wilayah kedaulatan masing-masing.
Advertisement
“Peringatan HDI, seyogyanya tidak hanya mengenang sejarahnya, tetapi juga menyoroti capaian dan tantangan yang masih dihadapi dalam menciptakan masyarakat yang lebih inklusif di Indonesia,” kata Ketua Dewan Kehormatan Ikatan Guru Tunanetra Inklusif (IGTI) Bima Kurniawan kepada Disabilitas Liputan6.com melalui pesan tertulis.
HDI 2023 mengusung tema "United in action to rescue and achieve the SDGs for, with, and by persons with disabilities" atau "Bersatu dalam aksi untuk menyelamatkan dan mencapai SDGs untuk, dengan, dan oleh penyandang disabilitas."
Menurut Bima, fokus utama peringatan ini adalah pada Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/ SDGs) yang menjadi aspirasi bersama seluruh masyarakat global.
“Tema ini secara jelas menekankan pada konsep ‘menyelamatkan’ dan ‘mencapai bersama’ tujuan pembangunan berkelanjutan dengan memberikan dorongan untuk melibatkan secara aktif dan kolaboratif penyandang disabilitas dalam proses pencapaian tujuan tersebut,” papar Akademisi Universitas Trunojoyo Madura.
Makna Tema Hari Disabilitas Internasional 2023
Pemilihan kata for (untuk), with (dengan) dan by (oleh) merupakan refleksi "proses demokrasi bersama" dalam upaya mencapai SDGs. Dengan memastikan partisipasi penuh penyandang disabilitas dalam perjalanan menuju pembangunan berkelanjutan.
For (untuk) penyandang disabilitas berarti upaya mencapai SDGs menekankan perlunya memastikan bahwa kebijakan dan program pembangunan dirancang dengan memerhatikan kebutuhan dan hak penyandang disabilitas.
“Tindakan ini harus memastikan bahwa seluruh sektor pembangunan dapat dinikmati pula oleh penyandang disabilitas,” terang Bima.
With (dengan) penyandang disabilitas bermakna partisipasi aktif penyandang disabilitas dalam proses perencanaan, pelaksanaan dan pengevaluasian program pembangunan adalah kunci krusial yang sangat ditekankan.
Tindakan ini harus mencerminkan secara pasti keterlibatan pengalaman dan pandangan penyandang disabilitas dalam setiap kebijakan.
By (oleh) penyandang disabilitas merupakan wujud keharusan pemberdayaan penyandang disabilitas untuk menjadi agen perubahan dalam mencapai SDGs.
Tindakan ini harus mencerminkan pemberian kesempatan kepada penyandang disabilitas untuk berkontribusi secara langsung dalam proses pembangunan dan pengambilan keputusan.
Advertisement
Penguatan Peran Penyandang Disabilitas dalam Pembangunan
Penguatan penyandang disabilitas, baik dalam konteks "untuk," "dengan," maupun "oleh," menawarkan potensi besar dalam melawan perilaku diskriminatif yang dapat merugikan mereka secara signifikan.
Tindakan diskriminatif ini secara jelas melibatkan pelanggaran terhadap hak asasi penyandang disabilitas, yang dapat berakibat pada peniadaan, pembatasan, perampasan, pengucilan, dan pelecehan hak-hak yang tercantum dalam kerangka Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.
Pembangunan berkelanjutan terdiri dari 17 komponen penting yakni:
- Tanpa Kemiskinan
- Tanpa Kelaparan
- Kehidupan Sehat dan Sejahtera
- Pendidikan Berkualitas
- Kesetaraan Gender
- Air Bersih dan Sanitasi Layak
- Energi Bersih dan Terjangkau
- Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi
- Industri, Inovasi dan Infrastruktur
- Berkurangnya Kesenjangan
- Kota dan Permukiman yang Berkelanjutan
- Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab
- Penanganan Perubahan Iklim
- Ekosistem Lautan
- Ekosistem Daratan
- Perdamaian, Keadilan
- Kelembagaan yang Tangguh
- Kemitraan untuk Mencapai Tujuan.
Negara Harus Berperan Aktif
Penguatan penyandang disabilitas bukan hanya sekadar langkah moral dan etis, tetapi juga strategis untuk mencapai, menikmati dan memperjuangkan tujuan tersebut secara menyeluruh, lanjut Bima.
“Negara harus berperan aktif dalam memastikan bahwa upaya mencapai tujuan pembangunan tidak hanya merugikan kelompok minoritas ini. Namun, juga menciptakan lingkungan yang adil, setara dan berkelanjutan untuk semua tanpa terkecuali.”
Dengan membuka ruang seluas-luasnya bagi penyandang disabilitas dalam berkolaborasi dan berpartisipasi dalam mencapai tujuan pembangunan. Dapat diharapkan terciptanya masyarakat yang lebih inklusif dan berkeadilan.
“Dalam pandangan saya, dari 17 tujuan pembangunan berkelanjutan, terdapat lima tujuan yang menonjol sebagai prioritas untuk penyandang disabilitas saat ini,” kata Bima.
Kelima tujuan prioritas itu adalah:
- Tanpa Kemiskinan
- Tanpa Kelaparan
- Kehidupan Sehat dan Sejahtera
- Pendidikan Berkualitas
- Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi.
“Melalui penekanan pada kelima prioritas tujuan ini, dapat diidentifikasi bahwa tujuan pembangunan berkelanjutan yang sangat krusial bagi penyandang disabilitas dapat berfokus pada sektor ekonomi, kesehatan, kesejahteraan sosial dan pendidikan,” pungkasnya.
Advertisement