Sukses

Lembaga Sosial: Pramuka Berprinsip Inklusif dan Junjung Kesetaraan

Pada prinsipnya Pramuka itu inklusif, artinya menjunjung tinggi kesetaraan, mengakui keragaman serta memberikan kesempatan yang sama.

Liputan6.com, Jakarta Pramuka atau Praja Muda Karana memiliki prinsip inklusif termasuk untuk penyandang disabilitas. Juga menjunjung tinggi nilai kesetaraan serta mengakui keragaman seperti disampaikan Ketua Pembina Lingkar Sosial Indonesia (Linksos) yang merupakan lembaga sosial disabilitas di Malang, Jawa Timur.

“Pada prinsipnya Pramuka itu inklusif, artinya menjunjung tinggi kesetaraan, mengakui keragaman serta memberikan kesempatan yang sama,” ujar Ken mengutip keterangan pers, ditulis Kamis (2/11/2023).

“Namun dalam praktiknya kegiatan kepramukaan ternyata belum inklusif sebab minimnya pengetahuan Pramuka tentang inklusi disabilitas,” tambahnya.

Ini yang kemudian melahirkan segregasi sosial dalam gerakan Pramuka, lanjutnya. Kenyataannya, ketika Pramuka biasa bertemu dengan Pramuka berkebutuhan khusus mereka tidak mampu berinteraksi, tanpa sadar saling menjauh kemudian terpisah.

Berangkat dari masalah tersebut, pihak Ken melakukan berbagai upaya sejak 2021. Upaya dilakukan melalui kerja sama dengan para pegiat Pramuka dalam menyelenggarakan berbagai kegiatan.

“Di antaranya penghijauan, kemah bakti inklusif, ikut kursus pembina Pramuka, serta menjadi pemateri jambore. Termasuk melakukan kerja sama inisiasi integrasi kurikulum merdeka dengan pendidikan kepramukaan,” ucap Ken.

“Saat ini kami juga tengah mengembangkan gugus depan (gudep) inklusif untuk mengakomodasi warga masyarakat yang tidak bersekolah termasuk penyandang disabilitas,” imbuhnya.

Upaya lainnya yakni mengembangkan Satuan Komunitas Pramuka Disabilitas Peduli sebagai wadah bersama bagi gudep-gudep yang memiliki aspirasi dan perjuangan yang sama terkait inklusi disabilitas.

2 dari 4 halaman

Kerja Sama dengan Komisi Nasional Disabilitas

Lebih lanjut Ken Kerta menjelaskan bahwa kegiatan Linksos di bidang kepramukaan merupakan bagian dari kerja sama dengan Komisi Nasional Disabilitas (KND) RI. Lembaga independen non struktural ini bahkan sempat mengikuti secara langsung kegiatan Educamp Inklusif, September lalu.

“Pada bulan Maret 2023, KND RI dan Linksos menandatangani kesepahaman terkait advokasi kebijakan dan pemenuhan hak-hak penyandang disabilitas,” terang Ken Kerta.

MoU tersebut ditandatangani langsung oleh Ketua KND Dante Rigmalia di Petuk Lesung Gunung Arjuno dalam acara Jambore Nasional Difabel Pecinta Alam.

3 dari 4 halaman

Pengarusutamaan Isu Disabilitas dalam Kegiatan Cinta Alam

Selanjutnya, nota kesepahaman itu dirinci dalam bentuk perjanjian kerja sama atau PKS antara KND RI dan Linksos tentang Pengarusutamaan Isu Disabilitas dalam Kegiatan Cinta Alam dan Kepramukaan.

Dari pihak KND, perjanjian kerja sama tersebut ditandatangani oleh Komisioner Kikin Tarigan dalam Educamp Inklusif, September lalu di Sanggar Bakti Lawang, Kabupaten Malang.

4 dari 4 halaman

Pendidikan Pramuka di SLB

Sebelumnya, diketahui bahwa ekstrakurikuler atau ekskul Pramuka di sekolah luar biasa (SLB) masih belum banyak ditemukan.

Hal ini dapat disebabkan beberapa faktor termasuk sulitnya mencari guru pembina. Seperti yang dialami SLB BC Kepanjen di Kabupaten Malang.

Menurut kepala sekolah SLB BC Kepanjen Yulia Esti Mulyani, selama ini SLB kesulitan mendapatkan pembina Pramuka. Pasalnya, para pembina merasa tidak mampu melatih anak-anak berkebutuhan khusus atau ABK.

Sementara itu, dari pihak sekolah juga minim sumber daya, pengetahuan dan keterampilan untuk memberikan pelatihan.

Selama ini kegiatan pramuka reguler dengan pramuka berkebutuhan khusus (PLB) dilaksanakan terpisah, ungkap Yulia.

“Ketika ada kegiatan bersama, kami merasa tersisih karena minimnya interaksi antara pramuka biasa dengan yang berkebutuhan khusus,” ujar Yulia.

Untuk menjawab permasalahan tersebut, SLB BC Kepanjen bekerja sama dengan Linksos menginisiasi integrasi kurikulum merdeka dan pendidikan kepramukaan.

Kerja sama ini ditandai dengan penandatanganan perjanjian kerja sama antara kedua belah pihak tentang pengarusutamaan isu disabilitas dalam kegiatan kepramukaan.

“Berawal dari diskusi dengan pembina Linksos tahun 2022 lalu. Saat itu kami menyampaikan bahwa SLB BC Kepanjen memerlukan pembina Pramuka. Kemudian setelah setahun lamanya berproses mencari pembina Pramuka akhirnya kini terwujud,” kata Yulia dalam penandatanganan kerja sama pada Sabtu 10 Oktober 2023, di ruang rapat SLB BC Kepanjen, Malang.