Sukses

TikToker Salah Terjemahkan Bahasa Isyarat, Penyandang Tuli Khawatir

TikToker Anthony Eagle Jr. suka membagikan konten menyanyikan lagu menggunakan bahasa isyarat. Namun, terkadang bahasa isyarat yang dia gunakan salah. Hal ini membuat para penyandang tuli khawatir.

Liputan6.com, Jakarta - TikToker Anthony Eagle Jr. yang memiliki lebih dari 850.000 pengikut, suka membagikan penampilannya menyanyikan lagu menggunakan bahasa isyarat. Namun, ada satu masalah, terkadang bahasa isyarat yang dia gunakan salah.

Contohnya saat Eagle, yang berusia 39 tahun asal Amerika Serikat ini menyanyikan lagu 'Love the Way You Lie' penampilannya penuh dengan kesalahan.

Misalnya, dia memperagakan kata ‘lie’ dengan dua tangan dalam posisi yang salah. Bagi orang tuli yang menggunakan bahasa isyarat, penampilannya terlihat seperti tidak bermakna.

Bahasa isyarat yang diiringi musik sedang menjadi tren di TikTok, terutama di antara kreator yang bisa mendengar. Ini dipicu sebagian oleh representasi bahasa isyarat dalam film-film populer seperti CODA atau A Quiet Place.

Namun, dengan semakin populernya tren ini, banyak kreator yang tuli atau memiliki gangguan pendengaran, yang mengandalkan bahasa isyarat sebagai alat komunikasi, khawatir bahwa TikTok membiarkan penyebaran tanda-tanda yang salah dengan cepat.

Eagle mengakui bahwa kadang-kadang dia membuat kesalahan dalam menggunakan bahasa isyarat. Akan tetapi, dia menuduh beberapa orang dalam komunitas tuli melakukan "pembatasan akses" dan mencoba mencegah orang-orang yang bisa mendengar untuk menggunakannya.

“Menurutku sangat tidak adil bahwa mereka membatasi bahasa mereka. Bahasa isyarat adalah sesuatu yang harus dicintai, dan semua orang seharusnya belajar menggunakannya," kata Eagle, seperit melansir The Washington Post.

Menanggapi hal ini, Asosiasi Nasional Penyandang Tuli (National Association for the Deaf) mengunggah video kritik kepada orang-orang yang tidak memiliki kualifikasi mengajar bahasa isyarat di media sosial. Mereka menyatakan bahwa hal tersebut sangat merugikan komunitas tuli.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Peragaan Seperti Tak Bermakna

Ketika menggunakan bahasa isyarat, perubahan yang kecil seperti menggunakan bentuk tangan yang salah atau gerakan tangan yang salah dapat membuat tanda tersebut tidak dimengerti.

Bisa jadi, itu memberikan makna yang benar-benar berbeda dari kata yang dimaksud.

Contohnya, dalam versi bahasa isyarat dari lagu 'We Are The World' Scott Berends, seorang kreator dengan 1 juta pengikut, mencoba menandatangani kata 'children'. 

Seharusnya tanda tersebut terlihat seperti dia dengan lembut membelai kepala anak-anak. Akan tetapi, para kritikus mengatakan bahwa tanda tersebut terlihat lebih seperti dia bermain drum bongo.

Tanda yang digunakan oleh Berends tidak memiliki makna dalam Bahasa Isyarat Amerika.

3 dari 4 halaman

Hapus Komentar Kritik

Kesalahan bahasa isyarat di media sosial merupakan hal yang sangat penting. Kilee Ashton, seorang penyandang tuli, mengatakan bahwa seringkali ia tidak bisa memahami apa yang seseorang coba sampaikan.

"Ini sangat tidak enak untuk ditonton," kata Ashton.

Ashton dan orang-orang tuli lainnya telah mencoba mengingatkan para kreator seperti Eagle dan Berends tentang kesalahan yang mereka buat, tetapi mereka telah diblokir atau komentarnya dihapus.

Berends mengakui bahwa dia kadang-kadang membuat kesalahan dalam bahasa isyaratnya. Namun, dia berpendapat bahwa dia mengunggah video dengan niat positif untuk menyebarkan bahasa isyarat.

Dia mengatakan bahwa dia terbuka terhadap kritik dan saran. Sayangnya, pada kenyataannya dia justru menghapus komentar yang menurutnya negatif atau jahat.

4 dari 4 halaman

Masyarakat Berpotensi Memakai Bahasa Isyarat yang Salah

Kesalahan umum dalam bahasa isyarat adalah mencoba memperagakan sesuai dengan cara bahasa Inggris diucapkan, bukan mengikuti aturan tata bahasa Bahasa Isyarat Amerika.

Ini sering disebut sebagai 'Signed Exact English' atau SEE. Penggunaan bahasa isyarat ini menjadi kontroversial di kalangan komunitas tuli.

Beberapa pembuat konten mengakui bahwa mereka tidak mengikuti aturan tata bahasa Bahasa Isyarat Amerika. Mereka masih melakukan kesalahan dalam menerjemahkan kata-kata bahasa Inggris ke tanda-tanda spesifik.

Menurut para penyandang tuli, penggemar yang mengikuti akun-akun ini tidak selalu menyadari bahwa pembuat konten membuat kesalahan, terutama jika komentar-komentar kritis dihapus.

Padahal, tersebarnya bahasa isyarat yang salah ini berpotensial membuat masyarakat menggunakan bahasa yang salah. Hal ini dapat membuat penyandang tuli tak dapat memahami apa yang mereka katakan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.