Liputan6.com, Jakarta Alzheimer adalah penyakit yang membuat penyandangnya sulit untuk mengingat sesuatu. Baik barang, lokasi, hingga orientasi tujuan.
Gejala Alzheimer bisa muncul secara bertahap. Tanda-tanda yang paling terlihat jelas adalah penurunan fungsi otak dari waktu ke waktu.
Penyakit Alzheimer yang merupakan salah satu jenis demensia ini terjadi akibat adanya gangguan pada otak. Penyakit ini umumnya diderita oleh mereka yang sudah berusia di atas 65 tahun. Mereka yang didiagnosis menyandang Alzheimer cenderung tidak bisa bertahan hidup dalam jangka waktu lama.
Advertisement
Gejala Alzheimer Umum
Melansir laman resmi Eka Hospital, secara umum, gejala Alzheimer berhubungan dengan otak dan daya ingat. Berikut gejala Alzheimer umum yang sering muncul:
- Gangguan daya ingat
- Kesulitan untuk fokus
- Sulit melakukan kegiatan yang familiar
- Disorientasi arah dan tujuan
- Gangguan komunikasi
- Kesulitan membaca
- Sulit merencanakan sesuatu
- Perubahan perilaku dan kepribadian
- Mengalami delusi dan halusinasi
- Menarik diri dari pergaulan
- Salah membuat keputusan.
Tahapan Gejala Alzheimer
Gejala penyakit Alzheimer terbagi dalam tiga tahap, mulai dari tahap yang ringan, menengah, hingga berat. Gejala yang muncul pun akan makin parah dalam hitungan bulan atau tahun. Namun, tidak menutup kemungkinan gejala yang muncul tambah parah dalam hitungan hari. Tahapan gejala Alzheimer yakni:
Gejala Alzheimer Ringan
Pada tahap awal, penyandang Alzheimer akan mulai melupakan hal-hal kecil bahkan hal yang baru terjadi. Berikut gejala Alzheimer ringan yang biasa muncul:
- Butuh waktu lama untuk menyelesaikan pekerjaan
- Sulit untuk mengelola keuangan
- Sulit mengingat topik pembicaraan
- Kekurangan minat dalam melakukan sesuatu aktivitas
- Mengalami perubahan kepribadian dan mudah marah
- Sering menyembunyikan sesuatu
- Suka mondar-mandir tanpa arah
- Menghabiskan waktu untuk melakukan aktivitas sendiri
- Di tahap gejala Alzheimer ini, penyandangnya juga bisa mudah tersesat.
Gejala Alzheimer Menengah
Sementara, gejala menengah sudah ditandai dengan kerusakan sel-sel otak. Hal ini akan memunculkan gejala sebagai berikut:
- Sulit mengenali keluarga atau teman
- Sulit berkomunikasi verbal dengan orang lain
- Sulit memilih kata saat berkomunikasi
- Sulit memecahkan masalah yang dihadapi
- Sulit melakukan aktivitas yang memiliki tahapan, seperti memakai baju
- Berperilaku impulsif
- Berhalusinasi dan delusi
- Merasakan paranoia berlebihan
- Mudah marah
- Linglung dan tidak tahu harus pergi ke mana.
Advertisement
Gejala Alzheimer Berat
Gejala yang berat dapat membuat penyandangnya hampir tidak bisa melakukan apa pun. Mereka pun sudah membutuhkan bantuan orang lain untuk menjalankan aktivitas harian. Berikut gejala Alzheimer yang sudah berat:
- Kehilangan kemampuan berkomunikasi
- Kesulitan bergerak
- Buang air tanpa disadari
- Halusinasi dan delusi yang makin parah hingga selalu curiga terhadap orang lain
- Menarik diri dari orang lain.
Obat Alzheimer
Kini, dunia kesehatan berhasil memasuki era baru perawatan Alzheimer setelah ditemukannya obat yang dalam waktu kurang dari setahun terbukti memperlambat penyakit tersebut.
Perusahaan Eli Lilly & Co, yang berpusat di Indianapolis, Amerika Serikat, dan juga beroperasi di Inggris, melaporkan bahwa obat yang mereka produksi, yaitu Donanemab, dapat memperlambat laju Alzheimer sekitar sepertiga, demikian ditulis BBC pada Kamis (11/05/2023).
Donanemab bekerja dengan cara yang sama seperti Lecanemab (obat Alzheimer pertama), yang menarik perhatian dunia ketika terbukti memperlambat penyakit tersebut.
Keduanya adalah antibodi seperti yang dibuat tubuh untuk menyerang virus. Namun, antibodi ini dirancang untuk membersihkan lumpur lengket dari otak, yang disebut beta amyloid.
Amiloid menumpuk di ruang antara sel-sel otak, membentuk plak khas yang merupakan salah satu ciri khas Alzheimer.
Pemimpin klinis untuk klinik gangguan kognitif di Rumah Sakit Nasional Neurologi dan Bedah Saraf Inggris, Cath Mummery, mengemukakan bahwa pertarungan selama puluhan tahun untuk menemukan pengobatan Alzheimer sedang berubah.
"Kini kita memasuki masa modifikasi penyakit, di mana kita bisa dengan realistis berharap mengobati dan mempertahankan seseorang dengan penyakit Alzheimer, dengan manajemen penyakit jangka panjang daripada perawatan paliatif dan suportif," kata Mummery.
Advertisement