Sukses

Kongres Amerika Serikat Dorong Peningkatan Kualitas Penerbangan bagi Penyandang Disabilitas

Penyandang disabilitas sering mengalami kesulitan saat melakukan perjalanan dengan pesawat. Kongres Amerika Serikat menganggapi hal ini dengan baik.

Liputan6.com, Jakarta - Penyandang disabilitas sering mengalami kesulitan saat melakukan perjalanan udara. Mulai dari pemeriksaan keamanan yang buruk, risiko saat dipindahkan ke pesawat, hingga kursi roda hilang atau rusak.

Hal ini mendapat perhatian dari Kongres Amerika Serikat, yang kemudian memfokuskan RUU lintas partai pada perbaikan akses pesawat bagi penyandang disabilitas. 

Undang-Undang Peningkatan Hidup dan Pemberdayaan Semua Alat Mobilitas di Pesawat ini akan membuat Departemen Transportasi AS melaporkan secara terbuka apabila ada kerusakan pada alat-alat mobilitas penyandang disabilitas, seperti kursi roda.

Aturan ini juga memerintahkan maskapai penerbangan memberikan informasi kepada penumpang agar alat mobilitas dapat dipakai dengan aman di dalam pesawat, seperti melansir Washington Post.

Departemen Transportasi AS juga diminta untuk mengecek apakah teknis dan biaya memungkinkan untuk membuat orang yang memakai kursi roda bisa naik pesawat langsung dengan kursi rodanya, tanpa harus pindah ke kursi pesawat biasa.

Undang-undang ini diperkenalkan di Senat oleh Senator Tammy Duckworth (D-Ill.) dan John Thune (R-S.D.) serta di DPR oleh Anggota Dewan Steve Cohen (D-Tenn.) dan Pete Stauber (R-Minn.) pada Jumat (5/5/2023).

Penumpang dengan disabilitas telah meminta agar undang-undang tersebut mencakup tanggung jawab lebih besar dan aksesibilitas yang lebih baik bagi maskapai penerbangan.

Menurut Thune, bagi orang yang menggunakan kursi roda, bepergian bisa menjadi sulit dan menjengkelkan. 

"Saya bangga bergabung dengan Senator Duckworth dalam memperkenalkan undang-undang yang masuk akal ini, untuk meningkatkan keselamatan dan aksesibilitas bagi individu yang menggunakan alat mobilitas. Ini membantu memastikan pengalaman perjalanan mereka semulus mungkin,” ungkap Thune.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Ribuan Alat Mobilitas Rusak Setiap Tahunnya

Pada tahun 2022, terjadi 11.389 kasus kehilangan, kerusakan, keterlambatan atau pencurian kursi roda, kursi roda listrik, dan skuter. Ini merupakan jumlah tertinggi sejak Departemen Transportasi diminta untuk melaporkan data tersebut pada tahun 2018.

Duckworth, yang juga menggunakan kursi roda, mengatakan bahwa konsumen tidak memiliki informasi tentang sejauh mana kerusakan yang terjadi. Padahal, hal ini penting untuk membantu orang dengan disabilitas dalam memilih maskapai penerbangan yang lebih baik.

"Bagi saya yang menggunakan kursi roda, akan baik untuk mengetahui bahwa maskapai penerbangan tertentu sering menyebabkan kerusakan," kata Duckworth.

Sebagai contoh, sandaran tangan dan pijakan kaki pada kursi roda sering kali rusak, meskipun kerusakan semacam ini tidak mengakibatkan alat tersebut tidak dapat digunakan.

3 dari 4 halaman

Bukan Hanya Menyulitkan, Tetapi Juga Berisiko

Sebelumnya, jika alat mobilitas, seperti kursi roda, skuter, atau alat bantu jalan, tidak muat melewati pintu kargo pesawat, penumpang dengan disabilitas harus meninggalkan pesawat dan dipindahkan ke penerbangan lain.

Opsi lainnya adalah mereka harus menyetujui pengiriman alat bantu mobilitas mereka pada penerbangan berbeda.

Hal ini tentunya menghambat perjalanan karena mereka harus menunggu di bandara berikutnya sampai alat bantu tiba.

"Bagi beberapa orang, dipindahkan dari kursi roda ke kursi lain merupakan risiko medis," kata Duckworth.

Menurut Heather Ansley dari Paralyzed Veterans of America, masalah ini bukan hanya tentang layanan pelanggan, tetapi masalah keamanan.

Jika orang tidak memiliki akses ke perangkat mereka atau tidak ada cara yang aman untuk naik pesawat, maka mereka berisiko mengalami cedera.

4 dari 4 halaman

Usulkan Rancang Ulang Pesawat

Duckworth mengatakan bahwa meskipun biaya yang diperlukan untuk merancang ulang pesawat agar bisa menampung kursi roda cukup besar, ia yakin bahwa hal itu akan memberi manfaat bagi ekonomi dalam jangka panjang. Apalagi, populasi yang menua di Amerika Serikat lebih mungkin menggunakan kursi roda di masa depan.

"Ini sangat mungkin, dan saya ingin melakukan studi untuk melihat seberapa layaknya untuk digunakan dalam penerbangan komersial," ungkap Duckworth.

Juru bicara asosiasi, Marli Collier, mengatakan bahwa mereka berkomitmen untuk terus bekerja sama dengan komunitas penyandang disabilitas, produsen pesawat, dan regulator keselamatan untuk menemukan solusi pesawat yang aman dan layak.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.