Sukses

Pakar Saran Tes Pendengaran Sejak Usia 30 Tahun untuk Cegah Risiko Demensia

Pakar demensia menyarankan setiap orang untuk menormalkan tes pendengaran, terutama setelah berusia 30 tahun sebagai upaya menangkal demensia.

Liputan6.com, Jakarta Pemeriksaan gangguan pendengaran diantara orang dewasa berusia 30-an dapat membantu menangkal beberapa demensia di kemudian hari.

Hal ini diungkapkan dalam penelitian yang mengidentifikasi hubungan antara gangguan pendengaran dan risiko demensia.

Ilmuwan senior di Dementia Platforms UK, Dr Sarah Bauermeister mengatakan dalam penelitian ini, tim menemukan bahwa pengguna alat bantu dengar memiliki risiko 50% lebih rendah mengalami gangguan kognitif ringan jika mereka memakai alat bantu dengar.

Ini adalah penelitian terhadap lebih dari 4.000 orang dari Pusat Koordinasi Penyakit Alzheimer Nasional.

“Dalam studi kedua kami terhadap 2.000 orang dengan gangguan pendengaran (dan gangguan kognitif ringan), kami menemukan bahwa jika mereka memiliki gangguan pendengaran dan memakai alat bantu dengar, perkembangan dari gangguan kognitif ringan menjadi demensia berkurang sebesar 27%," tulis peneliti, dikutip alzheimersresearchuk, Rabu (1/2/2023).

Ia menambahkan, sangat penting bahwa alat bantu dengar lebih mudah diakses, lebih terjangkau, dan lebih mudah digunakan oleh mereka yang memiliki gangguan pendengaran.

“Pekerjaan kami saat ini sedang meninjau kesulitan pemasangan alat bantu dengar untuk seseorang dengan gangguan kognitif ringan atau demensia, karena meskipun kami dapat melihat dalam penelitian bahwa alat ini melindungi dari gangguan kognitif, jika seseorang tidak dapat memasang atau menggunakan alat bantu dengar maka efek ini kemudian menurun.

“Jadi pemeriksaan pendengaran secara teratur di semua tingkat populasi sangat penting dan ini dilakukan sepanjang umur sehingga normal untuk melakukan pemeriksaan pendengaran apakah Anda berusia 30 atau 40 tahun.

“Dan kemudian jika kita menormalkan pemeriksaan pendengaran, itu akan menormalkan pemakaian alat bantu dengar, dan kemudian stigma tentang memakai alat bantu dengar akan berkurang," katanya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Menjaga Pendengaran Bantu Kurangi Risiko Demensia

Ia menambahkan bahwa menjaga kesehatan pendengaran yang baik juga dapat membantu mengurangi faktor risiko demensia lainnya termasuk isolasi sosial dan aktivitas fisik.

“Jika kita mulai melihat penggunaan alat bantu dengar, ini dapat membantu isolasi sosial, yang merupakan salah satu faktor risiko kita,” katanya.

“Dan isolasi sosial ini pada gilirannya dikaitkan dengan kesehatan mental yang buruk atau depresi yang dapat menggandakan risiko demensia dengan sendirinya.

“Jadi faktor untuk mengurangi risiko tidak perlu dipertimbangkan secara terpisah.

 

3 dari 3 halaman

Gangguan Pendengaran Picu Obesitas

“Gangguan pendengaran telah terbukti mengakibatkan kurangnya aktivitas fisik, yang pada gilirannya dapat menyebabkan obesitas dan peningkatan diabetes tipe dua.

“Jadi dengan mengatasi faktor risiko utama di usia paruh baya, seperti penggunaan alat bantu dengar, kami berpotensi mengurangi faktor lebih lanjut.”

“Orang dengan gangguan pendengaran memiliki risiko jatuh yang lebih tinggi, yang pada gilirannya jatuh adalah penyebab utama cedera otak traumatis dan orang dewasa yang lebih tua di atas usia 80 tahun.”

Menurut Think Brain Health Check-In baru dari Alzheimer's Research UK, mempertahankan pendengaran yang baik adalah salah satu dari sejumlah langkah yang dapat diambil orang untuk mengurangi risiko demensia.

Tes pendengaran yang dapat Anda temukan di platform online menyoroti langkah-langkah yang dapat diambil orang untuk mencoba dan menangkal beberapa demensia.

Jajak pendapat baru terhadap 2.200 orang dewasa Inggris, yang dilakukan oleh YouGov atas nama badan amal, menemukan bahwa sementara 35% orang mengatakan mereka mengkhawatirkan pendengaran mereka, lebih dari setengahnya (59%) melaporkan bahwa mereka tidak melakukan apa-apa. tentang itu.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.