Sukses

Penyandang Disabilitas di Malaysia Gratis Naik Angkutan Umum

Penyandang disabilitas, atau lebih akrab disebut Orang Kurang Upaya (OKU) oleh warga Malaysia, sebentar lagi bisa menggunakan angkutan umum tanpa harus membayar ongkosnya alias gratis.

Liputan6.com, Jakarta Penyandang disabilitas, atau lebih akrab disebut Orang Kurang Upaya (OKU) oleh warga Malaysia, sebentar lagi bisa menggunakan angkutan umum tanpa harus membayar ongkosnya alias gratis.

Dilansir dari The Merdeka Times, hal tersebut disampaikan oleh Menteri Perhubungan, Anthony Loke Siew Fook yang setuju dengan usulan yang disuarakan oleh Menteri Pembangunan Perempuan, Keluarga dan Masyarakat, Datuk Seri Nancy Shukri.

"Kita bisa mengimplementasikannya, saya pikir dalam waktu dekat. Apalagi dengan peluncuran kerangka kebijakan ini hari ini sejalan dengan Malaysia Madani.

"Apa yang YB Nancy usulkan adalah memberi mereka transportasi gratis, itu yang bisa kita lakukan, yaitu kita membebaskan penyandang disabilitas dari membayar.

"Tapi ada implikasi finansial yang perlu kita lihat sebelum kita membuat keputusan dan pengumuman," katanya.

Hal itu dikatakannya saat ditemui wartawan usai Perdana Menteri Datuk Seri Anwar Ibrahim 'Membangun Malaysia Madani' di Putrajaya International Convention Centre (PICC) di sini hari ini.

Ia mengatakan, pelaksanaan usulan tersebut sejalan dengan amanat Perdana Menteri.

“Salah satu prinsip utamanya adalah Ekonomi Humanistik. Kita harus melihat itu untuk membantu orang miskin, membantu orang yang membutuhkan, dan tentu saja orang cacat adalah salah satu segmen yang tentunya kita ingin menyediakan sistem transportasi yang baik untuk mereka.”

Ia juga mengomentari fasilitas angkutan umum 'ramah difabel' yang perlu dijaga dan dirawat dengan baik.

“Itu yang selalu saya tekankan, lift harus bergerak, lift harus bergerak. Jika lift tidak bergerak, bagaimana penyandang disabilitas bisa sampai ke stasiun? Itu memang dalam pantauan kami, dan perbaikan terus dilakukan,” ujarnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Upaya Mensejahterakan Disabilitas di Malaysia

Menteri Pengembangan Kesejahteraan Perempuan, Anak dan Masyarakat Malaysia Datuk Seri Fatimah Abdullah mengatakan pemerintah setempat telah menyetujui dana sebesar RM50 juta (sekitar Rp 1,7 miliar) untuk membangun Pusat Dukungan Komunitas Berkebutuhan Khusus (Special Needs Community Support Centre).

Nantinya, akan ada kompleks untuk melayani komunitas penyandang disabilitas secara menyeluruh, mulai dari diagnosis dan pekerjaan hingga perawatan di tempat tinggal.

“Kompleks ini akan mencakup seluruh rangkaian fasilitas untuk pemeriksaan, diagnosis, pendidikan, pelatihan kejuruan, pekerjaan, dan perawatan di tempat tinggal. Serta akan melihat pengembangan bakat di bidang olahraga dan bidang lain untuk penyandang disabilitas,” katanya, dikutip dari thestar.

3 dari 3 halaman

Dalam Tahap Desain Awal

Fatimah mengatakan kompleks tersebut saat ini dalam tahap desain awal. Sementara lokasi yang cocok belum diidentifikasi.

Ia juga menyebutkan bahwa meskipun ada asosiasi individu untuk berbagai disabilitas seperti cerebral palsy, autisme dan disleksia, serta pusat intervensi awal satu atap yang dikelola negara (OSEIC), namun tidak satupun dari mereka mencakup seluruh fasilitas yang diperlukan.

“Kami sudah mulai dengan OSEIC, yang mencakup diagnosis, intervensi dini dan rehabilitasi, tetapi kami ingin memasukkan pendidikan, pelatihan kejuruan, dan pekerjaan. Kompleks ini akan menjadi tempat kami mencoba meletakkan semuanya di bawah satu atap,” katanya.

Fatimah juga mengatakan kompleks itu tidak akan menduplikasi apa yang dilakukan asosiasi, melainkan akan melengkapi dan melengkapi pekerjaan mereka.

“Kami akan mengisi kekosongan tersebut, misalnya dengan memberikan pendidikan bagi anak-anak dengan disabiliitas berat yang tidak dapat diintegrasikan ke dalam sistem sekolah.”

Ia menambahkan bahwa ini sejalan dengan kebijakan pemerintah malaysia menuju masyarakat yang inklusif secara sosial.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.