Sukses

Miris, Penyandang Disabilitas Ganda di Blora Dirudapaksa Ayah Kandung hingga Hamil 2 Kali

Nasib malang menimpa perempuan penyandang disabilitas ganda asal Blora, Jawa Tengah, FS.

Liputan6.com, Jakarta Nasib malang menimpa perempuan penyandang disabilitas ganda asal Blora, Jawa Tengah, FS.

Perempuan penyandang disabilitas intelektual dan Tuli wicara ini mengalami kekerasan seksual oleh ayahnya sendiri S (62).

Kehamilan pertama terjadi pada 2021, bahkan hingga melahirkan. Namun, bayinya hanya bertahan 3 bulan dan dinyatakan meninggal dunia. Awalnya pada kehamilan ini tidak diketahui siapa ayah dari bayi tersebut.

Melansir laman resmi Kabupaten Blora, dalam kehamilan pertama yakni tanggal 4 februari 2021, FS melahirkan anak perempuan di RSUD dr. R. Soetijono Blora di bawah penanganan langsung dr. Nugroho Adi Warso, Sp.OG.

Waktu itu, dokter spesialis obstetri ginekologi mendeteksi adanya kelainan pada organ jantung si bayi. Buah hati FS pun dirujuk ke RSUP dr. Kariadi Semarang untuk mendapatkan penanganan yang lebih mendetail. Sayangnya, 3 bulan kemudian anak tersebut meninggal setelah mendapatkan perawatan.

Sedangkan, kehamilan kedua terjadi di akhir 2022 dan berhasil melahirkan pada 9 Januari 2023. Lagi-lagi tidak diketahui siapa ayah dari bayi yang tengah dikandung hingga akhirnya tuduhan mendarat pada S, ayah kandung FS.

Tuduhan kepada ayah kandung FS tidak dilakukan begitu saja. Berbagai penyelidikan telah dilakukan pihak kepolisian.

Polisi memeriksa sejumlah pihak termasuk keluarga, kepala desa, guru sekolah luar biasa (SLB), hingga korban sendiri. Namun, polisi kesulitan mendapat keterangan dari korban karena disabilitas ganda yang disandang.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Ayah FS Ditangkap

S pun ditangkap di kediamannya yakni di Kecamatan Jepon, Blora pada Jumat 13 Januari 2023. Penangkapan ini dilakukan setelah ibu korban, R melayangkan laporan kepada pihak kepolisian.

Menurut R, suaminya adalah pribadi yang kasar. Ia juga sempat diancam akan dicelakai jika berani membongkar sifat buruknya.

Sebelum kasus ini terungkap, FS sudah mendapat perhatian dari berbagai pihak. Termasuk Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Blora dan sejumlah pihak setempat.

Menurut Kepala Dinsos PPPA Blora, Dra. Indah Purwaningsih M.Si, berbagai pihak terus memberikan perhatian yang besar kepada FS.

"Pihak kepolisian terus bekerja keras melakukan penyelidikan untuk bisa menentukan tersangka di balik hamilnya FS. Kesulitan terbesar yang dihadapi kepolisian adalah berkomunikasi dengan korban FS," kata Indah melansir keterangan pers di laman resmi Kabupaten Blora.

3 dari 4 halaman

Bantuan Di Masa Kehamilan

Di masa kehamilan, dinas kesehatan melalui Puskesmas Jepon dan bidan Desa, Wahyu Vera Apriliani terus memantau serta memeriksa kesehatan ibu dan janin yang dikandungnya secara rutin. Bahkan bidan Vera juga memfasilitasi pemeriksaan kandungan di dr. Nugroho Adi Warso, Sp.OG.

Sementara itu, lanjut Dra Indah, Dinas Sosial PPPA Blora juga tidak tinggal diam. Selain melakukan kunjungan rutin, FS dan keluarga sudah terdaftar di Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) sehingga secara kontinyu mendapatkan bantuan antara lain sembako, nutrisi, susu dan sejumlah pangan lainnya.

Bahkan, di tahun 2023, Dinas Sosial PPPA telah menganggarkan tes DNA khusus untuk FS dalam rangka membantu pihak kepolisian mengungkap siapa pelaku dibalik hamilnya FS.

4 dari 4 halaman

Bantuan Lainnya

Kementerian Sosial RI melalui Balai Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Mental (BRSPDM) "Margo Laras" Pati juga memberikan bantuan kambing dan pemeriksaan kehamilan mulai usia kehamilan FS menginjak 7 bulan.

Masih menurut Kadinsos Blora Indah, Balai Besar Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Intelektual Kartini, Temanggung juga pernah melakukan terapi khususnya untuk mengorek keterangan siapa pelaku yang menghamili FS. Sementara itu, untuk pendampingan di lapangan dilakukan oleh Pekerja Sosial Anak

LSM Sasana Inklusi & Gerakan Advokasi Difabel (SIGAB) Indonesia juga berinteraksi dengan FS untuk menyemangati FS dan berbagai pihak untuk terus memberi perhatian terhadap kasus FS.

Ketua TP PKK Kabupaten Blora Hj. Ainia Shalichah, SH, M.Pd.AUD, M.Pd.BI beserta Pokja 1 juga beberapa kali terlihat mengunjungi kediaman FS.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.