Sukses

Pesan Mensos Risma bagi Penyandang Disabilitas di Tulungagung: Tidak Boleh Menyerah

Setiap orang terutama penyandang disabilitas memiliki tantangan dalam kehidupan masing-masing. Namun, menyerah bukanlah jawaban.

Liputan6.com, Jakarta Setiap orang terutama penyandang disabilitas memiliki tantangan dalam kehidupan masing-masing. Namun, menyerah bukanlah jawaban.

Seperti yang disampaikan Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini, ia mendorong penyandang disabilitas untuk tidak mudah menyerah, serta dapat lebih berprestasi dengan mendorong kelebihannya.

“Panjenengan (anda semua) tidak boleh menyerah, tidak ada yang tidak mungkin. Percayalah, setiap orang pasti punya kekurangan. Tapi, setiap orang juga punya kelebihan,” kata Risma kepada para penyandang disabilitas di Tulungagung mengutip keterangan pers Kemensos, Selasa (17/1/2023).

“Jadi, bagaimana kita mendorong kelebihan kita untuk bisa berprestasi,” tambahnya.

Motivasi itu ia sampaikan saat melakukan kunjungan di Balai Desa Krosok, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, Sabtu 14 Januari. Ia datang bersama Anggota Dewan Komisi V DPR RI Sri Rahayu dalam rangka menyerahkan bantuan ATENSI kepada para penyandang disabilitas di desa tersebut.

Pada kesempatan yang itu, Risma bersama legislator menyerahkan bantuan sekaligus berbincang serta menyapa penerima bantuan.

Salah satu penerima bantuan yang disapa adalah Afin. Ia adalah bocah disabilitas yang saat ini duduk di kelas 1 sekolah luar biasa (SLB)

Afin menyandang Cerebral Palsy dengan keterbatasan tungkai bawah dan mendapatkan bantuan berupa kursi roda multiguna. Ini adalah kursi roda yang bisa digunakan untuk berdiri dan berjalan yang diatur secara elektrik, dikendalikan dengan joystick.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Pesan untuk Afin

Mensos berpesan kepada Afin untuk berhati-hati dalam menggunakan kursi rodanya.

“Jangan ngebut ya nanti,” katanya kepada Afin.

Afin pun memperlihatkan kegembiraannya, serta mengucapkan terima kasih kepada Risma atas bantuan yang didapatkannya.

"Terima kasih Bu Risma, Afin mau pake buat jalan-jalan," ujar Afin.

Dalam kesempatan yang sama, Sri Rahayu mengucapkan terima kasih atas respons Risma terhadap permintaan bantuan dari Kabupaten Tulungagung, khususnya dari Kecamatan Sedang.

"Terima kasih Bu Risma telah hadir untuk melihat secara langsung dan memberikan bantuan, baik berupa alat maupun keterampilan untuk meningkatkan perekonomian yang bersangkutan," ucapnya saat memberikan sambutan.

Adapun, total bantuan ATENSI penyandang disabilitas yang telah diberikan di Kabupaten Tulungagung sebesar Rp876 juta lebih. Ini berupa alat bantu tongkat penuntun adaptif, alat bantu tangan dan kaki palsu, alat terapi, kursi roda, peralatan sarana pendidikan, paket sembako, dan bantuan kewirausahaan.

3 dari 4 halaman

Pentingnya Alat Bantu

Alat bantu khusus memang penting bagi penyandang disabilitas. Para penyandang disabilitas dengan berbagai ragamnya membutuhkan alat dan teknologi bantu untuk memudahkan kehidupan sehari-hari.

Alat bantu disabilitas memiliki berbagai jenis seperti kursi roda, kruk, alat bantu dengar (ABD), kaki atau tangan palsu, dan lain-lain.

Di era digital, alat bantu didukung pula oleh berbagai teknologi yang semakin berkembang. Contohnya, aplikasi pembaca layar bagi disabilitas netra yang kemudian digolongkan sebagai teknologi bantu.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) alat bantu umumnya dianggap sebagai sarana untuk berpartisipasi dalam kehidupan masyarakat dan masyarakat luas dengan pijakan yang sama dengan orang lain.

Tanpa alat bantu, para penyandang disabilitas bisa mendapat pengucilan, berisiko terisolasi, hidup dalam kemiskinan, mungkin menghadapi kelaparan, dan dipaksa untuk lebih bergantung pada dukungan keluarga, masyarakat, dan pemerintah.

4 dari 4 halaman

Pengubah Hidup

Tak sekadar membantu mobilitas, menurut Direktur Jenderal WHO, Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus, alat dan teknologi bantu adalah pengubah hidup khususnya bagi penyandang disabilitas.

Pasalnya, dengan alat dan teknologi bantu, penyandang disabilitas bisa melakukan berbagai hal yang awalnya tak dapat mereka lakukan.

“Teknologi bantu adalah pengubah hidup--ini membuka pintu pendidikan bagi anak-anak penyandang disabilitas, pekerjaan dan interaksi sosial bagi orang dewasa yang hidup dengan disabilitas, dan kehidupan mandiri yang bermartabat bagi orang tua,” kata Tedros mengutip keterangan pers Selasa 12 Mei 2022.

Manfaat yang bisa didapat dari alat bantu lebih dari sekadar meningkatkan kesehatan, kesejahteraan, partisipasi, dan inklusi pengguna individu. Keluarga dan masyarakat juga mendapat manfaat.

Misalnya, memperbesar akses ke produk bantuan yang terjamin kualitasnya, aman dan terjangkau mengarah pada pengurangan biaya kesehatan dan kesejahteraan, seperti rawat inap berulang kali atau tunjangan negara.

Alat bantu juga mendorong angkatan kerja yang lebih produktif, yang secara tidak langsung merangsang pertumbuhan ekonomi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.