Sukses

Inovasi Baru, Tes Diagnosis Autisme Dilakukan dalam Beberapa Menit Hanya dengan Sehelai Rambut

Sebuah tes baru yang inovatif dapat memprediksi munculnya autisme di masa depan pada anak kecil dan bayi menggunakan sehelai rambut mereka, menurut para peneliti.

Liputan6.com, Jakarta Sebuah tes baru yang inovatif dapat memprediksi munculnya autisme di masa depan pada anak kecil dan bayi menggunakan sehelai rambut mereka, menurut para peneliti.

Dilansir dari Aol News, tes tersebut bertujuan untuk mendeteksi autisme sebelum gejalanya muncul. Hal ini dapat menurunkan usia rata-rata diagnosis, memungkinkan intervensi lebih awal dan hasil kesehatan yang lebih baik, menurut sebuah penelitian yang diterbitkan 1 Desember 2022 di Journal of Clinical Medicine.

Tes tersebut bahkan telah diserahkan ke FDA untuk mendapat persetujuannya.

Dengan bantuan teknologi laser dan mesin khusus, tes yang dikembangkan oleh LinusBio ini menganalisis berbagai faktor genetik dan lingkungan, seperti paparan logam beracun pada bayi dan janin dan unsur gizi yang ditemukan di rambut kepala yang berhubungan dengan autisme, kata para peneliti.

Rambut sampel dianggap sebagai basis data informasi yang sangat besar. Hasil tes ini memberi peneliti gambaran rinci tentang faktor lingkungan dari waktu ke waktu.

“Platform kami dapat menyediakan 'film molekuler' dalam jangka waktu yang lama,” kata Dr. Manish Arora, salah satu rekan penulis studi tersebut, kepada McClatchy News.

“Hanya satu sentimeter rambut yang menangkap data sekitar satu bulan, dan kami dapat menganalisisnya dalam 4-6 [jam].”

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Belum 100 Persen Akurat, Tapi Hemat Waktu

Tes yang diberikan kepada pasien di AS, Swedia dan Jepang tersebut secara akurat memprediksi munculnya autisme sekitar 81% dari waktu, tulis peneliti.

Namun, tes ini tidak dimaksudkan sebagai satu-satunya metode untuk mendeteksi disabilitas perkembangan. Tes ini dirancang sebagai alternatif diagnostik untuk digunakan bersamaan dengan metode lain.

Meskipun masih dalam tahap awal pengembangan, Arora berharap tes tersebut akan menerima sertifikasi CLIA pada akhir tahun, dan akhirnya mendapat persetujuan penuh dari FDA.

"Dalam jangka panjang, teknologi ini akan dikembangkan lebih luas dalam perawatan kesehatan, kata Arora.

Aurora mengatakan tes itu bisa menjadi tes biasa seperti tes darah. “Kami dapat mendeteksi ribuan fitur biokimia, tetapi keunggulan utama teknologi kami adalah kemampuan diagnosis dan pengembangan pengobatan sangat besar.”

3 dari 4 halaman

Mengenal Gangguan Spektrum Autisme (ASD)

Menurut Mayo Clinic, gangguan spektrum autisme adalah suatu kondisi yang berkaitan dengan perkembangan otak yang berdampak pada bagaimana seseorang memandang dan bersosialisasi dengan orang lain, menyebabkan masalah dalam interaksi sosial dan komunikasi.

Gangguan ini juga mencakup pola perilaku yang terbatas dan berulang. Istilah "spektrum" dalam gangguan spektrum autisme mengacu pada berbagai gejala dan tingkat keparahan.

Gangguan spektrum autisme mencakup kondisi yang sebelumnya dianggap terpisah — autisme, sindrom Asperger, gangguan disintegrasi masa kanak-kanak, dan bentuk gangguan perkembangan pervasif yang tidak ditentukan. Beberapa orang masih menggunakan istilah "sindrom Asperger", yang umumnya dianggap sebagai gangguan spektrum autisme ringan.

Gangguan spektrum autisme dimulai pada masa kanak-kanak dan akhirnya menyebabkan masalah dalam fungsi masyarakat - sosial, di sekolah dan di tempat kerja, misalnya. Seringkali anak menunjukkan gejala autisme dalam tahun pertama. Sejumlah kecil anak tampak berkembang secara normal pada tahun pertama, dan kemudian mengalami periode regresi antara usia 18 dan 24 bulan saat mereka mengembangkan gejala autisme.

Meskipun tidak ada obat untuk gangguan spektrum autisme, perawatan dini yang intensif dapat membuat perbedaan besar dalam kehidupan banyak anak.

 

4 dari 4 halaman

Gejala Autisme

NHS menguraikan tanda-tanda gejala gangguan spektrum autisme pada anak usia sekolah.

 

- gerakan berulang, seperti mengepakkan tangan, bergoyang maju mundur, atau menjentikkan jari

- bermain dengan cara yang berulang dan tidak imajinatif, seringkali lebih suka bermain dengan benda daripada orang- mengembangkan minat yang sangat spesifik pada subjek atau aktivitas tertentu

- lebih suka memiliki rutinitas yang familiar dan menjadi sangat kesal jika ada perubahan pada rutinitas normalnya

- memiliki rasa suka atau tidak suka yang kuat terhadap makanan tertentu berdasarkan tekstur atau warna makanan serta rasa

- minat sensorik yang tidak biasa, misalnya anak-anak dengan ASD mungkin mengendus mainan, benda, atau orang secara

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.