Sukses

Merek Fesyen Rintisan Kelly Tandiono Tebarkan Nilai Inklusi di JFW 2023

Dunia fesyen Indonesia kini terlihat lebih inklusif setelah menggandeng penyandang disabilitas sebagai model.

Liputan6.com, Jakarta Dunia fesyen Indonesia kini terlihat lebih inklusif setelah menggandeng penyandang disabilitas sebagai model.

Sebuah merek fesyen Cover Me Not meluncurkan koleksi pakaian renang yang disajikan oleh model-model dengan berbagai ukuran tubuh termasuk penyandang disabilitas fisik seperti dwarfisme.

Koleksi pakaian renang dengan warna-warna cerah ini dipamerkan dalam Jakarta Fashion Week 2023.

Melansir unggahan platform disabilitas Koneksi Indonesia Inklusif (Konekin), Cover Me Not menciptakan koleksi bagi siapa pun dengan bentuk tubuh apa pun. Ini sebagai perayaan akan keragaman tubuh perempuan.

“Kampanye body positivity dan inclusivity kini kian lumrah ditemukan. Seiring waktu, para pelaku industri fesyen pun menjadi lebih sadar untuk memasukkan kelompok-kelompok orang yang lebih beragam dalam target penjualan mereka,” mengutip keterangan video yang diunggah di Instagram Konekin, Selasa (8/11/2022).

“Harapannya, semoga akan lebih banyak bertumbuhan brand-brand fashion dengan kesadaran untuk bisa menjadikan industri mode lebih inklusif.”

Kampanye ini turut menggandeng aktris sekaligus presenter Nirina Zubir. Ia diberikan kesempatan untuk mendesain baju renang sesuai dengan kreativitasnya.

Pemeran Rachel dalam film Heart mengunggah foto dirinya dalam balutan pakaian renang berwarna hijau terang. Di bagian atas, pakaian renang rancangannya tertutup dengan lengan panjang dan high neck di bagian leher. Sedangkan, di bagian bawah terbuka.

“Ini adalah salah satu baju renang yang Na (panggilan akrab Nirina) design tuk covermenot.co. Buat yang suka berenang di laut ataupun kolam berenang tapi tidak mau terlalu terekspos kulitnya dan juga enggak mau ada belangnya,” kata Na dalam keterangan foto di Instagram pribadinya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Si Pemalu

Nirina menyebut desain pakaian renang itu sebagai “Si Pemalu” dan bisa digunakan oleh para pengguna hijab.

“Na mendesain swimsuit ini berikut dengan karakternya… ‘si pemalu’ Na sebutnya. Dan bisa digunakan oleh para hijabers tinggal di mix dengan legging yang menutupi bagian bawahnya. Semoga suka dengan swimsuit ini dan bisa mewakili kamu ya,” katanya.

Brand pakaian renang yang dirintis oleh model kenamaan Kelly Tandiono ini memiliki pesan mendalam soal mencintai tubuh sendiri. Dalam unggahan Instagram-nya, ia berpesan bahwa setiap perempuan cantik dengan ukuran tubuh apapun.

“Loving yourself is the greatest revolution. Be confident at any size of your body. Because you are beautiful and unique in your own way," katanya.

3 dari 4 halaman

Pelibatan Disabilitas di Bidang Fesyen

Pelibatan penyandang disabilitas di bidang fesyen tidak hanya diupayakan oleh Kelly Tandiono. Pihak pemerintah juga melakukan upaya-upaya pemberdayaan masyarakat disabilitas di bidang tersebut.

Salah satunya, Deputi Bidang Usaha Mikro Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (KemenKopUKM) yang tengah menggencarkan upaya peningkatan kualitas dan kompetensi usaha mikro bagi penyandang disabilitas.

Hal ini dilakukan guna mendorong percepatan peningkatan kapasitas pelaku usaha mikro, salah satunya pada bidang fesyen.

"Kita perlu mendorong pelaku usaha mikro untuk meningkatkan kapasitas dan daya saingnya dari hulu ke hilir agar mampu menjaga ketahanan, kemandirian, dan keberlangsungan usahanya dalam situasi disrupsi apapun misalnya globalisasi, digitalisasi, ataupun pandemi COVID-19," ucap Sekretaris Deputi Bidang Usaha Mikro KemenKopUKM Novieta saat acara Pelatihan Vocational Bagi Usaha Mikro di Sektor Fesyen di Kota Tangerang, Senin (24/10) seperti dikutip dari keterangan pers.

4 dari 4 halaman

Peningkatan Keterampilan dan Pengetahuan di Bidang Fesyen

Novieta menjelaskan, kegiatan pelatihan ini merupakan sinergi antara KemenKopUKM, Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan, serta Yayasan Permata Hatiku.

Novieta menambahkan, Kota Tangerang Selatan memiliki potensi Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang luar biasa. Ini bisa dijadikan kontribusi untuk mendukung pergerakan ekonomi Banten.

"Karena itu kita perlu meningkatkan kapasitas, pengetahuan, dan keterampilan pelaku usaha di sektor fesyen khususnya bagi penyandang disabilitas di Kota Tangerang," ucap Novieta.

"Sehingga dapat memberikan nilai tambah terhadap produk fesyen yang ada dan dapat memberikan kontribusi terhadap pengembangan ekonomi di wilayah tersebut," tambahnya.

Program pengembangan kapasitas usaha mikro tersebut dilakukan dengan pendekatan literasi, pelatihan, dan pendampingan yang sifatnya vokasi dan kompetensi.

Pelatihan ini diikuti oleh 30 orang penyandang disabilitas yang sebelumnya telah dikurasi oleh Yayasan Mata Hatiku sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan.

"Dengan pengesahan Undang-undang Nomor 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas sekaligus menandai perubahan paradigma penyandang disabilitas menjadi tidak lagi dipandang sebagai objek tetapi subjek," kata Novieta.

Karenanya, teman-teman disabilitas juga berhak mendapatkan perlakuan yang sama seperti mendapatkan pekerjaan dan pelatihan untuk meningkatkan keahlian.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.