Liputan6.com, Jakarta Dalam investasi kripto ada beberapa skema penipuan yang terkenal dan merugikan para investor, salah satunya adalah skema penipuan Rug Pull.Â
Melansir dari laman Pintu Academy, Rabu (12/6/2024), Rug Pull adalah bentuk penipuan dalam kripto yang di mana pengembang meninggalkan proyek yang telah mereka buat, setelah mengumpulkan dana dari investor.Â
Baca Juga
Mereka melakukan penjualan aset kripto dari proyek yang mereka kembangkan secara serentak dan dalam jumlah banyak sehingga nilai aset yang dimiliki investor menjadi tidak berharga.
Advertisement
Kata Rug Pull diambil dari perumpamaan bahasa Inggris, yang memiliki arti harfiah yaitu menarik karpet sehingga membuat orang yang berdiri di atasnya terjatuh.Â
Biasanya Rug Pull terjadi dalam periode waktu yang singkat dan cepat sehingga kebanyakan investor kecil yang mengikuti tren akan sangat dirugikan tanpa mengerti apa yang terjadi.
Salah satu kasus Rug Pull yang baru-baru ini pernah terjadi adalah soal Squid Game Token. Setelah ramai soal series Squid Game yang banyak dibahas dan menjadi trending akhir tahun lalu.Â
Kemudian muncul kripto yang disebut Squid Game Token, ramainya soal Squid Game dimanfaatkan oleh pihak atau orang tidak bertanggung jawab untuk membuat kripto dengan tujuan banyak orang yang membeli karena series-nya tengah ramai diperbincangkan.
Sejak informasinya disebar, harga token SQUID tiba-tiba meningkat drastis karena banyak investor melihat promosinya melalui berbagai media sosial. Antara 26 Oktober dan 1 November, harga koin Squid naik lebih dari 23 juta persen. Kenaikan itu berubah menjadi penurunan harga bahkan hingga tidak ada harganya sama sekali dan semua orang mengatakan koin Squid hanya sebuah Rug Pull.Â
Berdasarkan informasi dari Pintu Academy, untuk menghindari Rug Pull, ada baiknya untuk investor meneliti terlebih dahulu siapa saja orang atau pihak pengembang di balik suatu proyek kripto.
Selain itu, investor juga diharapkan untuk menghindari FOMO (Fear of Missing Out) sebab dalam investasi tidak bisa hanya dilakukan untuk ikut-ikutan saja, melainkan perlu memahami segala hal di dalamnya.Â
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Kerugian Akibat Penipuan dan Peretasan Kripto Sentuh Rp 851 Miliar Sepanjang Mei 2024
Menurut laporan Immunefi terbaru, aset digital senilai USD 52,3 juta atau setara Rp 851,3 miliar (asumsi kurs Rp 16.255 per dolar AS) hilang akibat peretasan dan penipuan dalam 21 insiden spesifik sepanjang Mei 2024.Â
Laporan tersebut menyatakan kerugian ini 12% lebih rendah dari dari Mei 2023 senilai USD 59,3 juta atau setara Rp 963,9 miliar dan 28% lebih rendah dari kerugian April 2024.
Insiden peretasan dan penipuan pada Mei 2024 membuat kerugian kripto sepanjang 2024 menjadi USD 473,2 juta atau setara Rp 7,6 triliun. Angka ini jauh lebih rendah dibandingkan USD 595,4 juta atau setara Rp 9,67 triliun yang tercatat pada periode yang sama tahun lalu.
Seperti yang ditunjukkan oleh data laporan, ada dua proyek yang menonjol yaitu Gala Games, yang mengalami kerugian sebesar USD 21 juta, dan Sonnefinance dengan USD 20 juta, yang menyumbang hampir 80% dari total kerugian.Â
Selain itu, ada tiga insiden sepuluh besar lainnya di mana penyerang mengambil aset digital senilai USD 1 juta atau lebih. Dalam serangan yang tersisa, kerugian berkisar antara USD 540.000 dan USD 300.000.
Sama seperti pada April, peretas hanya berhasil melakukan serangan terhadap platform keuangan terdesentralisasi (defi). Platform keuangan terpusat tidak mengalami satu pun serangan besar.Â
Â
Advertisement
Peretasan
Menguraikan serangan-serangan tersebut, laporan Immunefi menyoroti peretasan tetap menjadi metode serangan paling ampuh bagi penjahat dunia maya.
"Peretasan terus menjadi penyebab utama kerugian dibandingkan penipuan. Sebanyak USD 50,6 juta hilang karena peretasan di 14 insiden tertentu. 7 peristiwa penipuan terjadi di bulan Mei, dengan total USD 1,75 juga," kata laporan itu, dikutip dari Bitcoin.com, Rabu (5/6/2024).Â
Sementara itu, laporan tersebut juga mengungkapkan Immunefi, platform layanan keamanan, telah memfasilitasi pembayaran terbesar dalam sejarah perangkat lunak. Dalam salah satu pembayaran ini, Immunefi mengatakan pihaknya membantu pembayaran sebesar USD 10 juta untuk kerentanan yang ditemukan di Wormhole.