Sukses

Studi: Kripto Senilai Rp 255,3 Triliun Dicuri Sejak 2011

Laporan tersebut mengungkapkan selama 12 tahun terakhir, ada 461 insiden yang terjadi di 45 negara mengenai kripto yang dicuri.

Liputan6.com, Jakarta - Perusahaan yang menyediakan data dan analitik blockchain, Crystal Blockchain pada Selasa, 21 Maret 2023, memberikan analisis komprehensif tentang aktivitas penipuan dan serangan kerentanan keamanan kripto sejak 2011. 

Dilansir dari Bitcoin.com, Rabu (22/3/2023), laporan tersebut mengungkapkan selama 12 tahun terakhir, ada 461 insiden yang terjadi di 45 negara, menghasilkan USD 16,7 miliar atau setara Rp 255,3 triliun (asumsi kurs Rp 15.288 per dolar AS) dalam kripto dicuri.

Menurut laporan intelijen Crystal, ada 231 kasus peretasan DeFi, 135 serangan keamanan, dan 95 skema penipuan dilaporkan selama periode ini. Peretasan Defi menduduki peringkat kedua dalam hal nilai, dengan USD 4,81 miliar atau setara Rp 73,5 triliun yang dicuri, sementara penipuan menghasilkan lebih dari USD 7,5 miliar atau setara Rp 114,6 triliun aset kripto yang dicuri.

Menurut penelitian, Amerika Serikat memiliki jumlah insiden tertinggi terhadap perusahaan kripto dan aktor jahat. Namun, dalam hal nilai keseluruhan, China menempati peringkat tertinggi karena penipuan Plus Token Ponzi pada 2019 dan Wotoken Ponzi pada 2020.

Peneliti Crystal menyatakan hingga 2021, serangan paling populer adalah terhadap sistem keamanan pertukaran kripto, tetapi sejak saat itu, penyerang telah beralih ke peretasan keuangan terdesentralisasi. 

Saat ini, Crystal melaporkan bahwa peretasan pertukaran terpusat (cex) menyebabkan kerusakan finansial paling sedikit. Pada tahun 2022, rasio peretasan (cex) versus pertukaran terdesentralisasi (dex) sebesar 1 banding 13. 

Peneliti Crystal mencatat Tornado Cash tetap menjadi layanan paling populer untuk mencuci dana di Ethereum Blockchain. Laporan tersebut menyatakan tahun lalu, aset kripto yang dicuri dari 10 eksploitasi defi teratas melebihi USD 2,61 miliar atau setara Rp 39,3 triliun.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Korsel Beri Sanksi Korea Utara Atas Pencurian Kripto

Sebelumnya, Pemerintah Korea Selatan telah memberlakukan sanksi sebagai tanggapan atas serangan siber dan pencurian kripto yang diduga dilakukan oleh Korea Utara untuk membiayai program militernya. 

Dilansir dari Bitcoin.com, Senin (13/2/2023), kementerian Luar Negeri di Seoul mengumumkan pada Jumat 10 Februari 2023, langkah-langkah itu menargetkan empat individu dan tujuh entitas Korea Utara. 

Sanksi tersebut, pertama kali diberlakukan secara independen oleh Korea Selatan, ditujukan kepada aktor-aktor yang terkait dengan badan intelijen utama Korea Utara, Biro Umum Pengintaian, yang dianggap bertanggung jawab atas operasi perang dunia maya Pyongyang.

Di antara mereka adalah grup peretas Lazarus Group, terkait dengan ratusan juta dolar kripto curian, dan salah satu anggotanya, Park Jin Hyok, yang masuk dalam daftar penjahat dunia maya Paling Dicari FBI.

Kementerian Luar Negeri Korea Selatan mengatakan para peretas ini telah mencuri mata uang digital senilai lebih dari USD 1,2 miliar atau setara Rp 18,2 triliun (asumsi kurs Rp 15.192 per dolar AS) sejak 2017. Lebih dari setengahnya berasal dari serangan Maret lalu terhadap Ronin, jaringan blockchain dari game online Axie Infinity.

Menurut draf laporan PBB yang disiapkan oleh pemantau sanksi independen, Korea Utara mencuri lebih banyak aset kripto pada 2022 dibandingkan tahun sebelumnya. 

Dokumen tersebut, yang belum dirilis ke publik, mengutip perkiraan yang berbeda termasuk penilaian uang tunai virtual yang diperoleh oleh peretas yang bekerja untuk Pyongyang selama periode penelitian melebihi nilai USD 1 miliar atau setara Rp 15,1 triliun. 

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

3 dari 4 halaman

Kripto Milik Pengembang Bitcoin Core Dicuri Saat Perayaan Tahun Baru 2023

Sebelumnya, Luke Dashjr, yang mengklaim sebagai pengembang Bitcoin Core yang paling lama berkontribusi, mengungkapkan seorang peretas tak dikenal telah mencuri Bitcoin miliknya pada saat perayaan tahun baru.

Jumlah total Bitcoin yang dicuri tidak diketahui, tetapi di utas Twitter, Dashjr melacak "sebagian" ke alamat dompet yang menerima sekitar 217 Bitcoin, atau setara USD 3,6 juta (Rp 5,6 miliar)pada harga Selasa, 3 Januari 2023.

Dashjr menyalahkan peretasan dompet Bitcoinnya terjadi pada kunci PGP (Pretty Good Privacy) yang dikompromikan dan kemudian, dalam diskusi Reddit, dia menyatakan IP penyerang berasal dari server ColoCrossing. 

Dia bingung menjelaskan bagaimana dompet dinginnya diretas, tetapi dia mengatakan terakhir kali dia mengaksesnya adalah pada September. 

Dashjr memposting cuitan tindak lanjut di Twitter dan menghubungi ColoCrossing  dan dia bersumpah untuk mengganti penyedia servernya. Beberapa responden juga menandai pelanggaran keamanan yang dia tweet pada November lalu karena kemungkinan terkait dengan peretasan.

Dashjr terus menjawab pertanyaan di Twitter, mengatakan dia percaya "semuanya telah direncanakan". Dia juga sangat memperingatkan orang-orang agar tidak menggunakan Bitcoin Knots, dompet Bitcoin yang ditandatangani oleh kunci PGP miliknya yang sekarang telah disusupi. Dashjr juga men-tweet kepada FBI untuk meminta bantuan, tetapi tidak berhasil.

CEO Binance Changpeng “CZ” Zhao menawarkan dukungannya, mengatakan dia telah memberi tahu tim keamanan bursa tentang pencurian tersebut, dan jika ada kripto yang terkait dengan peretasan yang dikirim ke Binance akan langsung dibekukan.

 

4 dari 4 halaman

Bitcoin Jadi Kripto Dominan yang Dicermati Sepanjang 2022

Sebelumnya, sejak menjelang pergantian tahun, situs agregasi harga seperti Coinmarketcap (CMC) dan Coingecko (CG) menawarkan daftar kripto mana saja yang paling dicermati investor. Hal ini agar investor dapat melihat apakah koin favorit mereka masuk dalam daftar atau tidak. 

Dilansir dari Bitcoin.com, Senin (2/1/2023), sepuluh aset kripto teratas memiliki jumlah berapa banyak pengguna yang memilih koin tertentu untuk ditambahkan ke daftar pantauan mereka. Di antara situs agregasi kapitalisasi pasar koin CG dan CMC, bitcoin (BTC) adalah koin teratas dalam hal daftar pantauan.

Pada saat penulisan di CG, bitcoin (BTC) ada di 1.192.111 daftar pantauan, dan di CMC, bitcoin ada di 3.656.754 daftar pantauan, yang setara dengan total lebih dari 4,84 juta daftar pantauan pada 29 Desember 2022. 

Ethereum menempati posisi kedua dengan total 4.109.238 daftar pantauan dengan 1.104.484 berasal dari CG, dan 3.004.754 dari CMC. Di bawah BTC dan ETH, token kripto ADA berada di posisi ketiga dengan 2,94 juta, BNB dengan 2,45 juta, dan XRP dengan sekitar 2,21 juta daftar pantauan.

ADA, BNB, dan XRP diikuti oleh koin kripto seperti DOGE dengan 2,14 juta, poligon (MATIC) 1,84 juta, dan total stablecoin tether (USDT) 1,52 juta pada 29 Desember. 

Sementara ada tiga stablecoin di pasar sepuluh koin teratas, aset yang dipatok dalam dolar adalah kumpulan yang paling sedikit dipantau dari kripto teratas. Sementara USDT memimpin dengan 1,52 juta, jumlah daftar pantauan BUSD jauh lebih rendah dengan 351.265 daftar pantauan.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.