Liputan6.com, Jakarta - Kanker payudara dapat berkembang di berbagai bagian payudara, termasuk kelenjar susu, saluran susu, jaringan lemak, dan jaringan ikat. Di Indonesia, kanker payudara menjadi salah satu penyebab kematian tertinggi, terutama di kalangan perempuan.
Data dari Globocan yang dikutip dari Kementerian Kesehatan pada tahun 2020, mencatat adanya 68.858 kasus baru kanker payudara, yang menyumbang sekitar 16,6% dari total 396.914 kasus kanker baru di seluruh negeri.
Baca Juga
Lebih memprihatinkan lagi, jumlah kematian akibat kanker payudara mencapai lebih dari 22 ribu kasus, dan sekitar 70% pasien didiagnosis pada tahap lanjut.
Advertisement
Dengan angka yang begitu signifikan, penting bagi kita untuk memahami secara mendalam mengenai kanker payudara. Mengetahui gejala, penyebab, faktor risiko, dan cara pencegahan kanker payudara dapat membantu dalam deteksi dini dan pengelolaan penyakit ini.
Gejala awal kanker payudara
Melansir dari Mayo Clinic, Senin (9/9/2024), gejala kanker payudara dapat bervariasi dari satu individu ke individu lainnya. Namun, gejala yang paling umum dan seringkali menjadi tanda awal adalah munculnya benjolan di payudara atau di area ketiak.
Selain itu, penderita kanker payudara mungkin juga mengalami perubahan pada kulit payudara, nyeri, penarikan puting ke dalam, atau keluarnya cairan yang tidak biasa dari puting.
Mirip dengan jenis kanker lainnya, kanker payudara seringkali tidak menunjukkan gejala pada tahap awal. Biasanya, perubahan yang terkait dengan kanker payudara baru terdeteksi saat melakukan pemeriksaan payudara rutin, baik itu pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) maupun pemeriksaan oleh tenaga medis (SADANIS).
Gejala kanker payudara
Gejala kanker payudara yang dapat dialami meliputi:
- Benjolan atau pengerasan pada payudara yang terasa berbeda dari jaringan di sekitarnya.
- Keluarnya darah dari puting payudara.
- Kemerahan atau pembesaran pori-pori kulit payudara, yang dapat menyerupai kulit jeruk.
- Nyeri dan pembengkakan pada payudara.
- Pengelupasan kulit di sekitar puting payudara.
- Perubahan pada kulit payudara, seperti cekungan atau lekukan.
- Perubahan ukuran, bentuk, atau tampilan payudara secara umum.
- Puting yang tertarik ke dalam (retraksi atau inversi).
- Benjolan atau pembengkakan di bawah ketiak.
Mengetahui gejala-gejala ini dan melakukan pemeriksaan secara rutin sangat penting untuk deteksi dini dan pengelolaan yang lebih efektif.
Advertisement
Penyebab dan faktor risiko kanker payudara
Pencegahan kanker payudara
Berikut beberapa cara pencegahan kanker payudara yang dapat Anda lakukan meliputi:
-
Rutin Berolahraga
Aktivitas fisik yang teratur membantu menjaga kesehatan tubuh dan mengurangi risiko kanker.
-
Cukup Istirahat
Istirahat yang cukup penting untuk menjaga keseimbangan hormon dan kesehatan secara keseluruhan.
-
Menyusui Anak Hingga Usia Dua Tahun
Menyusui dapat mengurangi risiko kanker payudara bagi ibu.
-
Pemeriksaan Rutin
Lakukan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) secara berkala dan ikuti anjuran untuk pemeriksaan klinis yang lebih mendalam.
Â
Advertisement
Pencegahan kanker payudara lainnya
-
Pengelolaan Stres yang Baik
Stres yang dikelola dengan baik dapat berkontribusi pada kesehatan yang lebih baik secara keseluruhan.
-
Pola Makan Gizi Seimbang
Mengonsumsi makanan yang kaya nutrisi dapat mendukung sistem kekebalan tubuh dan kesehatan payudara.
-
Tidak Merokok dan Menghindari Alkohol
Menghindari kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol dapat mengurangi risiko kanker payudara.
Jika Anda menemukan benjolan, pembengkakan, atau perubahan lain pada payudara yang tidak biasa, penting untuk segera berkonsultasi dengan dokter spesialis onkologi. Pemeriksaan dini dapat membantu dalam diagnosis dan penanganan yang lebih efektif.    Â
Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence