Sukses

Jangan Sampai Keliru, Ini Perbedaan Lunar New Year dengan Chinese New Year

Berikut ini perbedaan antara Lunar New Year dengan Chinese New Year

Liputan6.com, Jakarta Lunar New Year dan Chinese New Year adalah dua istilah yang sering digunakan untuk menyebut perayaan tahun baru berdasarkan kalender bulan atau lunisolar. Namun, apakah keduanya sama atau berbeda? Ternyata tidak. Ada perbedaan mendasar di antara keduanya yang harus kamu ketahui agar tidak keliru.

Pengertian Lunar New Year dan Chinese New Year

Lunar New Year adalah istilah umum yang mengacu pada perayaan tahun baru yang menggunakan kalender lunar atau lunisolar. Kalender lunar adalah kalender yang mengikuti siklus bulan, sedangkan kalender lunisolar adalah kalender yang mengikuti siklus bulan dan matahari. Lunar New Year dirayakan oleh berbagai budaya di berbagai waktu, tergantung pada penentuan bulan pertama tahun baru.

Sementara itu, Chinese New Year adalah istilah spesifik yang mengacu pada perayaan tahun baru yang menggunakan kalender lunisolar Tiongkok. Kalender Tiongkok menentukan bulan pertama tahun baru berdasarkan bulan baru kedua setelah titik balik musim dingin (kadang-kadang bulan baru ketiga jika ada bulan tambahan). Chinese New Year biasanya jatuh antara 21 Januari dan 20 Februari menurut kalender Gregorian.

Sejarah Lunar New Year dan Chinese New Year

Lunar New Year memiliki sejarah yang panjang dan beragam, tergantung pada budaya yang merayakannya. Beberapa budaya yang merayakan Lunar New Year adalah:

  • Budaya Timur Tengah, seperti Islam dan Yahudi, yang menggunakan kalender lunar murni yang tidak memperhitungkan siklus matahari. Tahun baru Islam disebut Hijriyah, yang jatuh pada tanggal 1 Muharram. Tahun baru Yahudi disebut Rosh Hashanah, yang jatuh pada tanggal 1 Tishrei.
  • Budaya Asia Timur, seperti Tiongkok, Korea, Vietnam, dan Mongolia, yang menggunakan kalender lunisolar yang menyesuaikan siklus bulan dengan siklus matahari. Tahun baru Tiongkok disebut Chunjie, yang berarti Festival Musim Semi. Tahun baru Korea disebut Seollal, yang berarti Hari Pertama. Tahun baru Vietnam disebut Tet, yang berarti Festival. Tahun baru Mongolia disebut Tsagaan Sar, yang berarti Bulan Putih.
  • Budaya Asia Selatan dan Tenggara, seperti India, Nepal, Sri Lanka, Thailand, Kamboja, dan Laos, yang menggunakan kalender lunisolar yang berdasarkan pada ajaran Buddha atau Hindu. Tahun baru India disebut Diwali, yang berarti Festival Cahaya. Tahun baru Nepal disebut Losar, yang berarti Tahun Baru Tibet. Tahun baru Sri Lanka disebut Aluth Avurudda, yang berarti Tahun Baru Sinhala. Tahun baru Thailand disebut Songkran, yang berarti Festival Air. Tahun baru Kamboja disebut Chaul Chnam Thmey, yang berarti Tahun Baru Khmer. Tahun baru Laos disebut Pi Mai, yang berarti Tahun Baru Laos.

Di sisi lain, Chinese New Year juga memiliki sejarah yang kaya dan legendaris. Menurut legenda, Chinese New Year dimulai dengan adanya seekor binatang buas bernama Nian, yang menyerang desa-desa pada malam tahun baru. 

Untuk mengusir Nian, orang-orang menggunakan warna merah, suara keras, dan api, yang merupakan ketakutan Nian. Oleh karena itu, Chinese New Year dirayakan dengan menghias rumah dengan kertas merah, menyalakan lentera dan kembang api, dan memberikan amplop merah.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Perbedaan Lunar New Year dan Chinese New Year

Meskipun Lunar New Year dan Chinese New Year memiliki kesamaan dalam menggunakan kalender bulan atau lunisolar, terdapat beberapa perbedaan antara keduanya, yaitu:

  • Lunar New Year mencakup berbagai budaya dan tradisi yang merayakan tahun baru berdasarkan kalender bulan atau lunisolar, sedangkan Chinese New Year hanya merujuk pada budaya dan tradisi Tiongkok yang merayakan tahun baru berdasarkan kalender lunisolar Tiongkok.
  • Lunar New Year memiliki tanggal yang bervariasi, tergantung pada penentuan bulan pertama tahun baru oleh masing-masing budaya, sedangkan Chinese New Year memiliki tanggal yang relatif tetap, yaitu antara 21 Januari dan 20 Februari menurut kalender Gregorian.
  • Lunar New Year memiliki nama dan simbol yang berbeda-beda, tergantung pada bahasa dan kepercayaan masing-masing budaya, sedangkan Chinese New Year memiliki nama dan simbol yang khas, yaitu Chunjie atau Festival Musim Semi, dan zodiak hewan Tiongkok.
  • Lunar New Year memiliki cara perayaan yang berbeda-beda, tergantung pada adat dan kebiasaan masing-masing budaya, sedangkan Chinese New Year memiliki cara perayaan yang khas, yaitu dengan makan malam reuni keluarga, memberikan amplop merah, menyalakan kembang api, dan mengadakan festival lentera.

 

3 dari 3 halaman

Simbol-simbol Chinese New Year dan Lunar New Year

Chinese New Year dan Lunar New Year memiliki banyak simbol-simbol yang melambangkan keberuntungan, kemakmuran, keselamatan, dan kebahagiaan. Beberapa simbol-simbol yang umum adalah:

  • Warna merah. Warna merah dianggap sebagai warna yang mengusir roh jahat dan membawa keberuntungan. Oleh karena itu, banyak orang yang mengenakan pakaian merah, memberikan amplop merah, dan menghias rumah dengan lentera merah.
  • Api unggun dan petasan. Api unggun dan petasan digunakan untuk menerangi malam dan membuat suara yang keras, yang diyakini bisa mengusir monster Nian dan roh jahat lainnya. Api unggun dan petasan juga melambangkan kehangatan dan kegembiraan.
  • Makanan keberuntungan. Makanan keberuntungan adalah makanan yang memiliki makna simbolis, yang biasanya dimakan saat malam tahun baru atau selama perayaan. Beberapa contoh makanan keberuntungan adalah kue bulan, kue beras, mie panjang, ikan utuh, dan buah jeruk.
  • Shio atau zodiak hewan. Shio atau zodiak hewan adalah sistem astrologi yang berasal dari Tiongkok, yang memiliki 12 hewan yang mewakili setiap tahun. Setiap hewan memiliki karakteristik dan sifat yang berbeda, yang dipercaya bisa mempengaruhi nasib dan kepribadian seseorang. Shio atau zodiak hewan juga digunakan untuk menentukan kesesuaian dan kompatibilitas antara orang-orang.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.